ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Nilai tukar rupiah terapresiasi terhadap dolar Amerika Serikat (AS) usai Presiden AS, Donald Trump menunda tarif nan lebih tinggi bagi beragam negara.
Merujuk Refinitiv, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Kamis (10/4/2025) ditutup pada posisi Rp16.795/US$, rupiah alias menguat 0,39%. Posisi ini berbanding terbalik dengan penutupan perdagangan kemarin (9/4/2025) nan ditutup pada level Rp16.860/US$.
Di sisi lain, indeks dolar AS (DXY) pada pukul 15:06 WIB turun 0,54% di nomor 102,34 Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan kemarin nan berada di nomor 102,9.
Apresiasi nan terjadi pada mata duit Garuda hari ini akibat manuver politik dan ekonomi nan mengejutkan dari AS. Trump pada Rabu (9/5/2025) waktu setempat mengumumkan penundaan sementara selama 90 hari atas tarif tinggi nan baru saja diberlakukannya terhadap puluhan negara, selain untuk China nan justru dinaikkan menjadi 125%.
Keputusan mendadak ini langsung mendorong indeks saham utama AS melonjak tajam dan membawa angin segar ke pasar finansial dunia nan sempat dilanda kekacauan.
Dalam pernyataan terbarunya, Trump menyebut tarif terhadap negara-negara tertentu bakal ditangguhkan selama tiga bulan ke depan, memberi waktu bagi para pejabat AS untuk melakukan negosiasi dengan mitra jual beli nan mengusulkan permohonan pengurangan tarif.
Namun, tekanan terhadap China-pemasok terbesar kedua peralatan impor ke AS-tidak dilonggarkan. Sebaliknya, Trump justru meningkatkan tarif terhadap barang-barang impor asal China menjadi 125%, naik dari level 104% nan baru diberlakukan tengah malam sebelumnya.
Langkah ini makin memanaskan konfrontasi ekonomi antara dua kekuatan besar bumi nan dalam sepekan terakhir terlibat perang tarif secara intens.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Rupiah Dekati Level Terendah, Nyaris Tembus 17.000 per Dolar AS
Next Article Pelaku Pasar Tunggu Data Penting AS, Dolar Turun ke Rp 15.740