ARTICLE AD BOX
detikai.com, Jakarta Anggota Komisi II DPR Romy Soekarno menilai persoalan di Papua sejatinya merupakan persoalan Indonesia secara keseluruhan. Karena itu, keberhasilan pembangunan di Tanah Papua kudu dipandang sebagai kunci dalam mewujudkan keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Ia menyebut, pendekatan pembangunan di Papua tidak lagi bisa sekadar mengandalkan kalkulasi teknokratis alias teori pembangunan semata. Pembangunan Papua adalah soal rasa keadilan, kemanusiaan, dan komitmen kebangsaan. Di sinilah pentingnya kesadaran kolektif bahwa satu anak bangsa mempunyai tanggung jawab untuk menjaga martabat dan kesejahteraan anak bangsa lainnya.
“Ini bukan sekadar soal info alias angka. Ini soal panggilan jiwa sebagai bangsa. Kita kudu memastikan bahwa setiap kebijakan nan diambil, setiap rupiah nan dianggarkan untuk Papua, mencerminkan rasa keadilan dan empati nan tulus,” ujar Anggota Komisi II DPR Romy Soekarno, Rabu (2/6/2025).
Dia menuturkan, Kementerian Keuangan dan Bappenas, sebagai lembaga teknokratis utama, didorong untuk memperluas langkah pandangnya. Penyusunan kebijakan anggaran dan perencanaan pembangunan untuk Papua tidak cukup hanya berdasar pada efisiensi fiskal.
"Harus ada pendekatan nan lebih inklusif, humanistik, dan kontekstual, dengan mempertimbangkan realitas sosial, budaya, dan geografis masyarakat Papua," kata dia.