Rencana Kemhan Kerahkan Tni Produksi Obat Murah Buat Warga +62

Sedang Trending 3 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX
Jakarta -

Kementerian Pertahanan (Kemhan) resmi bekerja sama dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI dalam rangka produksi obat secara massal oleh TNI. Obat-obatan ini nantinya bakal disalurkan ke Koperasi Merah Putih di seluruh Indonesia dan dijual dengan nilai jauh lebih murah.

Adapun tujuan penyaluran obat ke Koperasi Merah Putih agar tepat sasaran pada masyarakat nan memang membutuhkan.

"Teman-teman, kemarin kita juga sudah mulai bekerja memasukkan obat-obatan farmasi kita, produksi kita di gerai-gerai apotik di Koperasi Merah Putih," kata Menhan Sjafrie Sjamsoeddin di Kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat, Selasa (23/7/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Harga 50 Persen Lebih Murah

Menhan menuturkan TNI sebelumnya juga sudah memproduksi obat-obatan nan dikhususkan untuk prajurit dan sebagian masyarakat umum. Dengan kerja sama dengan BPOM, Kemhan bisa ikut memproduksi obat-obatan murah dalam jumlah nan lebih besar untuk masyarakat.

Menhan menuturkan nilai jual obat nantinya 50 persen lebih murah dibandingkan nilai pasar.

"Langkah berikut kelak menjelang 5 Oktober, kita bakal produksi massal obat-obatan dan kita bakal kirim ke desa-desa dengan nilai 50 persen lebih murah dari nilai pasaran agar bisa dinikmati oleh rakyat di desa," sambung Menhan.

Meski nilai obat sudah tergolong sangat murah, Menhan menegaskan bakal memikirkan skema nan diperlukan agar obat ini nantinya bisa digratiskan. Ini krusial agar akses obat menjadi lebih mudah, khususnya bagi masyarakat kurang mampu.

"Kita memberi obat-obatan atas izin dari Badan POM nan dipimpin oleh Pak Taruna Ikrar dengan nilai nan murah. Dan sekarang kita pikirkan gimana caranya nilai murah itu turun lagi menjadi obat-obatan cuma-cuma nan diperlukan oleh rakyat," sambungnya.

Dalam rangka produksi, laboratorium farmasi TNI bakal digabung menjadi satu sebagai farmasi pertahanan negara.

"Kebetulan, Kementerian Kesehatan baru saja mengadakan reformasi struktur. Semua laboratorium farmasi nan ada di TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut, dan juga TNI Angkatan Darat kita konsolidasi menjadi satu farmasi pertahanan negara nan memproduksi obat dan kita tujukan kepada kooperasi-kooperasi di desa," tandas Menhan.

Penyebab Harga Obat Mahal di RI

Kepala BPOM RI Prof Taruna Ikrar menuturkan salah satu aspek utama tingginya nilai obat di Indonesia adalah bahan baku nan kebanyakan impor dari luar negeri. Bahkan tingkat impor bahan baku obat ke Indonesia mencapai 94 persen.

"Kecukupan obat ini tetap menjadi hambatan besar lantaran bahan baku kita tetap 94 persen impor dari beragam negara, khususnya dari India, dari China, sebagian dari Eropa khususnya Belanda dan Jerman, dan Amerika," kata Prof Taruna dalam kesempatan nan sama.

Selain itu, kerja sama antara Kemhan dan BPOM RI juga meliputi perlindungan masyarakat dari banyaknya obat-obatan ilegal. Seperti nan diketahui, BPOM RI tetap sering menemukan obat-obat terlarangan nan dijual secara offline maupun online.

"Juga tetap terlihat banyak produk-produk nan berkarakter ilegal. Baik itu belum mendapatkan izin, maupun obat-obat palsu. Nah, tentu dalam konteks inilah kami butuh bersinergi dengan Kementerian Pertahanan, hubungannya tentu dengan aparat-aparat nan ada di bawah," kata Prof Taruna.

BPOM Pastikan Keamanan Obat Produksi TNI

Prof Taruna menegaskan pihaknya bakal memastikan produksi obat oleh TNI dilakukan sesuai standar nan berlaku. Dengan begitu, obat-obatan nan diterima kondusif dan berfaedah untuk konsumsi.

"Dengan suatu model, good manufacturing practice-nya (GMP), laboratoriumnya, dan standar produksinya, kita bakal sertifikasi. Sertifikasi dalam konteks nan disebut langkah pembuatan obat," tandas Prof Taruna.

(avk/kna)


Selengkapnya