Razia Politik Uang, Anggota Dprd Banggai Digedor Saat Bugil Di Toilet

Sedang Trending 1 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Makassar, detikai.com --

Dua personil DPRD Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, Lutfi dan Suwardi diduga menjadi korban intimidasi dan penganiayaan pada saat menjelang pelaksanaan Pemungutan Suara Ulang (PSU).

Peristiwa itu terjadi saat sejumlah orang melakukan razia dengan argumen kecurigaan terhadap dugaan praktik politik uang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kasus ini pun telah dilaporkan ke pihak kepolisian.

"Iya, saat ini laporan tersebut bakal kami backup penangananya di Polres Banggai dan lakukan pemeriksaan saksi juga pemeriksaan terhadap pelapor," kata Kapolres Banggai, AKBP Putu Binangkari kepada CNNIndonesia.com, Rabu (9/4).

Sementara ini, kata Putu pihaknya bakal melakukan penyelidikan dan mengumpulkan keterangan saksi, pelapor dan peralatan buktinya.

"Setelah tahapan tersebut, bakal dilakukan gelar perkara untuk menentukan tahapan selanjutnya," ungkapnya.

Kasus penganiayaan nan dialami oleh personil legislatif Banggai, Lutpi Samaruddin terjadi pada Sabtu (5/4) sekitar pukul 03.00 WITA, saat berada di rumah mertuanya.

Dalam keterangan tertulisnya, Lutfi mengatakan kondisi jelang PSU memanas setelah kehadiran seorang personil DPR di Desa Sentral Timur, Kecamatan Toili, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah. Massa merampas sebuah map berisi arsip nan menurutnya hanya berisikan daftar pemilih tetap (DPT) dan hasil cetak survei.

"Massa diduga berprasangka terhadap dugaan praktik politik duit di letak tersebut. Awalnya mereka hanya memantau, tetapi begitu personil DPR RI tiba, mereka semakin antusias melakukan razia. Mereka memeriksa mobil dan masuk ke dalam rumah," kata Lutfi, Selasa (8/4).

Kemudian Lutfi menolak menyerahkan arsip DPT dan materi survei nan berada di mobilnya, sehingga berujung pada tindakan kekerasan. Lutfi mengaku dirinya dicekik oleh salah satu pelaku hingga bajunya robek.

"Massa bubarkan diri, lantaran kandas menemukan bukti nan mereka cari," ujarnya.

Sementara itu, personil DPRD Banggai lainnya, Suwardi juga mengaku mengalami kejadian nan sama di letak nan berbeda di Desa Tanah Abang Kecamatan Toili di rumah seorang penduduk inisial YT, Sabtu (5/4) sekitar pukul 06.30 WITA. Ia turut melaporkan kasus tersebut ke pihak kepolisian.

Kejadian itu terjadi pada saat dirinya tengah berada di bilik mandi, kemudian datang sekelompok orang nan mendobrak pintu dan memaksanya keluar.

Namun, Suwardi menolak keluar lantaran dalam keadaan telanjang. Setelah keluar, Suwardi dipaksa mengeluarkan semua peralatan dari tasnya untuk diperiksa.

Setelah itu, ketika berada di ruang tamu, seorang laki-laki nan mengenakan masker dan topi menarik bajunya dan mendorongnya keluar agar dilihat oleh warga.

Klarifikasi Anggota DPR RI

Anggota DPR RI dari Fraksi Golkar, Beniyanto Tamoreka membantah keterlibatan dirinya nan dianggap melakukan intimidasi maupun persekusi menjelang PSU Pilkada Banggai, pada Sabtu (5/4).

"Sehubungan dengan adanya pemberitaan mengenai keterlibatan Ir.H. Beniyanto Tamoreka melakukan intimidasi maupun persekusi menjelang Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilkada kabupaten Banggai, pada 05 April nan lalu, itu tidak betul adanya," kata Tim Media Centre Beniyanto Tamoreka.

Kehadiran Beniyanto di letak tersebut bermaksud mau mendamaikan dan melerai massa nan telah berkumpul di salah satu rumah penduduk nan terletak di Desa Sentral Timur, Kecamatan Toili.

Keberadaan Beniyanto sekitar pukul 03.00 WITA, tengah berada di sebuah hotel, kemudian mendapatkan telpon dari salah satu penduduk menginformasikan bahwa terjadi pengumpulan penduduk di desa tersebut.

"Untuk itu, Beniyanto melerai masa nan mulai memanas tidak selang berapa menit, pihak Bawaslu Kabupaten Banggai dan personil Polres Banggai datang ke letak kejadian," ungkapnya.

Dalam video nan beredar sudah sangat jelas, Beniyanto tidak tidak ada melakukan kekerasan dan menyuruh masa untuk melakukan kekerasan.

"Video nan banyak beredar di medsos sengaja dipelintir oleh beberapa pihak nan sebenarnya tidak sesuai kebenaran di lapangan," pungkasnya.

(mir/gil)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya