Putin Ingatkan Jangan Paksa Rusia Pakai Bom Nuklir Soal Ukraina

Sedang Trending 6 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

detikai.com

Senin, 05 Mei 2025 08:21 WIB

Presiden Rusia Vladimir Putin buka bunyi soal potensi eskalasi nuklir imbas perang di Ukraina, Minggu (5/5). Presiden Rusia Vladimir Putin bicara soal kemungkinan pakai senajta nuklir soal Ukraina. (Kremlin.ru/Handout via REUTERS)

Jakarta, detikai.com --

Presiden Rusia Vladimir Putin buka bunyi soal potensi eskalasi nuklir imbas perang di Ukraina, Minggu (5/5).

Ia mengingatkan agar tidak ada pihak lain nan memaksa Kremlin menggunakan senjata nuklir.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Putin ada pihak nan mau memprovokasi Rusia untuk menggunakan senjata nuklir. Pernyataan ini muncul usai ditanya reporter setelah pemutaran movie "Rusia, Kremlin, Putin, 25 Tahun" untuk memperingati pemerintahan dia.

"Mereka mau memprovokasi kita, sehingga kita melakukan kesalahan," kata Putin, dikutip CNN.

Dia lampau berujar, "Tak perlu menggunakan senjata-senjata itu, dan saya minta senjata itu tak bakal diperlukan."

Putin lantas menekankan Rusia punya kekuatan dan sarana untuk membawa kembali apa nan sudah dimulai pada 2022 ke hasil nan dibutuhkan Kremlin dan konklusi logis.

Rusia menginvasi Ukraina sejak Februari 2022. Putin sempat mewanti-wanti bentrok itu bisa berkembang menjadi Perang Dunia III.

Sejumlah analis barat termasuk Mantan Direktur badan intelijen AS (CIA) William Burns juga mengatakan ada akibat nyata di akhir 2022 bahwa Rusia bisa menggunakan senjata nuklir terhadap Ukraina.

Sejak saat itu, organisasi internasional berulang kali menyerukan gencatan senjata permanen. Beberapa di antara mereka juga mengusulkan proposal perdamaian, tetapi tak ada nan diterima kedua pihak.

Amerika Serikat di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump telah mengusulkan proposal perdamaian. Putin menerimanya, tetapi Presiden Volodymyr Zelensky menolak.

Beberapa hari terakhir, Putin tampak frustrasi dengan kegagalan Rusia-Ukraina mencapai kesepakatan untuk mengakhiri perang.

Di luar itu, Kremlin menyatakan bentrok Rusia-Ukraina sangat rumit sehingga kemajuan nan diinginkan AS susah tercapai.

(isa/bac)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya