ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com --
Puluhan siswa dibawa ke Puskesmas Rajapolah, Tasikmalaya, Jawa Barat, Kamis (1/5) malam. Pelajar TK, SD dan SMP di Rajapolah itu mengalami gejala keracunan, seperti diare dan muntah-muntah.
Belum diketahui pasti penyebab indikasi keracunan nan dialami para siswa itu. Namun, semua nan dirawat mempunyai kesamaan, ialah menyantap makan bergizi cuma-cuma (MBG) di sekolahnya pada Rabu 30 April lalu.
Puskesmas Rajapolah mencatat 24 orang siswa nan telah datang berobat ke jasa kesehatannya. Sebanyak delapan orang di antaranya kudu menjalani rawat inap, sementara seorang lainnya kudu dirujuk ke rumah sakit.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Total hari ini ada 24 orang, nan dirawat ada 8 orang dan 1 orang dirujuk ke RS lantaran permintaan family pasien," kata Kepala Puskesmas Rajapolah, Hani Hariri, dikutip dari detik.com.
Hani menjelaskan para pelajar nan dirawat sekarang sudah berangsur membaik.
"Untuk nan dirujuk tidak mempunyai penyakit penyerta, dan saat ini kondisi pasien nan dirawat pun berangsur membaik," ujarnya.
Hani mengatakan pasien anak-anak dengan indikasi keracunan ini mulai berdatangan sejak Kamis siang. Menjelang malam jumlahnya kian banyak. Keluhannya mempunyai kesamaan ialah sakit perut, mual, lemas, dan diare.
"Kami terus siaga jika ada tambahan pasien nan datang. Penanganan bakal kami lakukan sesuai standar medis," katanya.
Salah satu orang tua siswa SMPN 1 Rajapolah, Rosita mengatakan dua anaknya menyantap menu MBG pada Rabu lampau di sekolah.
"Anak saya mulai diare dari jam 10 malam, hari Rabu. Baru dibawa ke Puskesmas sekarang (Kamis malam), lantaran terus-terusan BAB. Barusan kata master mulai dehidrasi, mau diinfus," kata Rosita.
Rosita menjelaskan mempunyai dua anak nan berguru di SMPN 1 Rajapolah dan sama-sama menyantap jatah MBG.
"Kalau kakaknya makan MBG-nya nggak habis, sayurannya nggak dimakan. Kalau adiknya dimakan habis. Nah pas malamnya, si adik mulai diare, jika kakaknya alhamdulillah, nggak apa-apa," jelas Rosita di Puskesmas Rajapolah.
Hal ini dibenarkan oleh L, anak Rosita. Dia mengaku menghabiskan sayuran tumis labu. Menurut L, rasa sayuran labu itu tidak enak.
"Sayurannya nggak enak," kata L.
Sementara itu pihak kepolisian dari Polres Tasikmalaya Kota terlihat meminta keterangan dari anak-anak ini. Mereka juga berupaya mendapatkan sampel makanan jatah MBG nan disantap siswa.
Baca buletin selengkapnya di sini.
(fra/fra/fra)
[Gambas:Video CNN]