ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com --
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyatakan program mengirim siswa bermasalah ke barak TNI Polri mulai bertindak pada 2 Mei, Jumat lusa.
Dedi sudah menyiapkan surat info (SE) mengenai rencana itu. Sejumlah wilayah dan kepala sekolah pun, kata Dedi, menyatakan kesiapan untuk melaksanakan program tersebut.
"Hari ini kita sudah bikin surat info gubernur. Hari ini surat info gubernur sudah saya siapkan. Kepala sekolah sudah kita kumpulkan," kata Dedi usai mengikuti rapat kerja di Komisi II DPR, Jakarta, Selasa (29/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia pun mengungkap argumen mau mengirim siswa bermasalah di Jabar ke barak TNI Polri untuk mengikuti aktivitas pendisiplinan.
Dedi menyebut rencana itu sudah dibicarakan dengan para pihak mengenai dan mendapat support masyarakat. Ia mengatakan banyak orang tua dan wali siswa nan tak sanggup lagi mengurus anaknya.
"Maka saya merubah paradigma itu dengan langkah apa, banyak orang tua nan hari ini tidak punya kesanggupan lagi menghadapi lagi anaknya. Banyak pembimbing nan tidak punya kesanggupan untuk menghadapi murid-muridnya," ucapnya.
Ia pun menyoroti sejumlah masalah nan dihadapi siswa mulai dari gangguan mental hingga fisik, kondisi itu diperburuk dengan kondisi ekonomi orang tua dan masyarakat seperti terjerat hutang pinjol.
"Ketika anak sekolah di Purwakarta, anak usia SMP delapan [orang] itu membunuh secara terencana kakeknya lantaran tiap malam dihabiskan waktunya untuk main ML," ujar dia.
Dedi menyampaikan para siswa itu bakal mengikuti aktivitas pendisiplinan di barak-barak TNI dan Polri. Ia menegaskan para siswa itu bukan dilatih untuk berperang.
"Agar mereka menjadi anak-anak nan bugar, tidak minum, tidak merokok, tidak makan eksimer, tidak minum ciu, nan itu obat-obatan itu marak di mana-mana," katanya.
Kriteria siswa calon penunggu barak
Dedi mengatakan para siswa nan bakal dikirim ke barak TNI itu mulai dari mulai siswa nan suka tawuran, siswa nan bermain game ponsel seperti mobile legend tak ingat waktu, siswa nan tak alim orang tua, hingga nan doyan minuman beralkohol.
"Tukang tawuran, tukang mabok, tukang main ML nan jika malam kemudian tidurnya tidak mau sore, ke orang tua melawan. Melakukan pengancaman. Di sekolah bikin ribut. Bolos terus. Dari rumah berangkat ke sekolah, ke sekolah enggak nyampe. Kan, kita semua dulu pernah gitu ya," kata Dedi sembari terkekeh.
Dedi menegaskan bahwa rencananya sudah bulat. Dia menyatakan program tersebut sudah dibicarakan dengan TNI dan Polri. Rencananya juga diklaim telah didukung para kepala sekolah dan masyarakat.
"Kebijakan ini sangat disetujui oleh orang tua. Dicek di media sosial siapa nan paling mendukung kebijakan saya, rakyat Jabar," kata Dedi.
(mnf/gil)
[Gambas:Video CNN]