Presiden Korea Yoon Hadiri Sidang, Tolak Perpanjangan Masa Tahanan

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

tim | detikai.com

Sabtu, 18 Jan 2025 14:05 WIB

Presiden Korsel Yoon Suk Yeol hadiri sidang menentang penangkapan mengenai penerapan darurat militer. Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol menghadiri sidang tolak penangkapan. Foto: via REUTERS/Kim Min-Hee

Jakarta, detikai.com --

Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol tiba di pengadilan Seoul untuk menghadiri sidang perpanjangan masa penahanan terkait penerapan darurat militer.

Kantor Investasi Korupsi untuk Pejabat Tinggi (The Corruption Investigation Office/CIO) nan memimpin investigasi berbareng dengan polisi dan militer, meminta Pengadilan Distrik Barat Seoul untuk mengeluarkan surat perintah penangkapan Yoon.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir Korea Times, pada sidang nan digelar pukul 2 siang waktu setempat, Yoon diperkirakan bakal memihak diri dan meminta pembatalan penahanan selama proses investigasi. Keputusan pengadilan diperkirakan diumumkan Sabtu malam alias Minggu awal hari waktu setempat.

Yoon dibawa dari pusat penahanan di Uiwang dengan mobil van biru Kementerian Kehakiman, dikawal polisi dan dinas keamanan presiden.

Iring-iringan mobil memasuki tempat parkir bawah tanah gedung pengadilan, saat ratusan pendukung Yoon berkumpul di jalan-jalan dekat letak sidang. Para pendukun Yoon melambaikan spanduk dan meneriakkan slogan-slogan menyerukan pembebasannya.

Jika Yoon ditangkap, interogator dapat memperpanjang masa penahanan hingga 20 hari. Selama masa tersebut mereka bakal melimpahkan kasus ke jaksa penuntut umum untuk didakwa.

Namun jika pengadilan menolak permintaan penyidik, Yoon bakal dibebaskan dan kembali ke kediamannya.

Sembilan orang, termasuk menteri pertahanan, kepala polisi, dan beberapa komandan militer telah ditangkap dan didakwa atas peran mereka dalam penetapan darurat militer.

Krisis pemerintahan Korsel bermulai ketika Yoon memberlakukan darurat militer dan mengirim pasukan ke Majelis Nasional dan kantor-kantor pemilihan umum.

Penetapan darurat militer itu berjalan beberapa jam, hingga personil parlemen sukses melewati blokade militer dan menggelar pemungutan bunyi mencabut darurat militer tersebut.

Usai drama darurat militer itu, Majelis nan didominasi oposisi memberikan bunyi dan sepakat memakzulkan Yoon Suk Yeol pada 14 Desember 2024.

(dna/dna)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya