Prabowo Resmikan Terminal Haji & Umrah, Urusan Imigrasi Tak Perlu Di Arab Saudi

Sedang Trending 9 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Presiden Prabowo Subianto telah meresmikan Terminal Khusus Haji dan Umrah 2F di Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) pada Minggu (4/5/2025).

Menurut Direktur Utama InJourney Airports Faik Fahmi mengatakan Terminal Khusus Haji dan Umrah tersebut mempunyai tiga lantai dengan luas 27.418 meter persegi dan dapat menampung hingga 6,1 juta penumpang pesawat setiap tahunnya.

"Terminal unik ini sebelumnya adalah Terminal 2F nan telah beralih bentuk melalui proses revitalisasi menyeluruh dan detail," kata Faik Fahmi dalam keterangan tertulis, Senin (5/5/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lantai dasar merupakan area kehadiran jemaah dari Tanah Suci. Di lantai 1 itu terdapat area imigrasi kedatangan, baggage make up area untuk penanganan bagasi jemaah, baggage claim area nan merupakan tempat jemaah mengambil bagasi, food court seluas 2.930 meter persegi, serta curbside kehadiran nan merupakan area penghubung antara gedung terminal dan transportasi darat.

Kemudian lantai 1 juga merupakan area keberangkatan jemaah ke Tanah Suci. Di lantai itu terdapat area curbside keberangkatan, lounge pengantar seluas 2.560 meter persegi, check in hall untuk memproses keberangkatan, serta titik pemeriksaan keamanan (Security Check Point_/SCP) dan imigrasi keberangkatan.

"Sementara lantai 2 adalah letak dari masjid seluas 3.136 meter persegi. Kami berambisi keberadaan masjid di dalam terminal ini dapat memudahkan jemaah untuk beribadah," jelas Faik Fahmi.

Fasilitas Imigrasi

Fasilitas lain di Terminal Khusus Haji dan Umrah 2F adalah Makkah Route, nan merupakan jasa keimigrasian Arab Saudi.

Melalui akomodasi ini, jemaah haji dapat memproses keimigrasian nan semestinya dilakukan di airport tujuan di Arab Saudi menjadi di airport asal yiatu Bandara Soekarno-Hatta.

Penyediaan Terminal Khusus Haji dan Umrah merupakan salah satu bagian untuk meningkatkan kapabilitas Bandara Soekarno Hatta dari 56 juta menjadi 94 juta penumpang/tahun dengan langkah optimasi eksisting terminal.

Selain itu, juga untuk menyelesaikan kepadatan area landside dan terminal pada saat peak season dan jam sibuk, meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional airport nan berbasis ekosistem, serta merubah wajah airport nan merefleksikan kebanggaan Indonesia.

Faik Fahmi menyebut pengembangan terminal unik ini dilatarbelakangi tingginya permintaan penerbangan umrah dan pelayanan nan belum optimal bagi jemaah umrah di Bandara Soekarno-Hatta nan sebelumnya melalui Terminal 3.

"Permintaan penerbangan umrah cukup tinggi di Indonesia, mencapai 2,2 juta penumpang/tahun alias rata-rata 7.450 penumpang/hari. Bahkan pada peak season di Agustus dan September mencapai 12.000 penumpang/hari. Ini kemudian nan menjadi aspek pelayanan belum optimal lantaran tidak ada akomodasi unik bagi jemaah," ucapnya.

(ada/hns)

Selengkapnya