ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Amerika Serikat (AS) dan China saat ini menjadi negara terdepan dalam pengembangan teknologi di dunia. Banyak perusahaan dari kedua negara nan telah menguasai bumi dengan produknya masing-masing.
Tak terkecuali untuk pengembangan AI. Misalnya ChatGPT nan sempat terkenal dalam waktu singkat dan menjadi awal perkembangan AI nan masif secara global. Terbaru adalah DeepSeek, model AI asal China nan mengguncang dunia, salah satunya lantaran pengembangannya bisa dilakukan dengan nilai nan jauh lebih murah dari kebanyakan perusahaan besar lain.
Direktur Digital Business Telkom Muhammad Fajrin Rasyid memandang Indonesia bisa belajar soal upaya tersebut dari banyak negara termasuk China dan AS. Dengan begitu bisa dijadikan benchmark dan menjalankan upaya di tanah air.
"Bagaimana kami juga bisa belajar mengenai dengan upaya ini di negara-negara lain seperti di China dan USyang tadi disebutkan itu seperti apa, sehingga menjadi benchmark untuk kita kemudianmenjalankan upaya ini di negara kita," kata Chairman Fordigi BUMN dalam Profit detikai.com, Senin (17/2/2025).
Dia menjelaskan AI sangat banyak value chain. Misalnya dari layer paling atas adalah aplikasi nan digunakan untuk sehari-hari.
Di layer bawahnya ada infrastruktur. Di Telkom, perusahaan itu datang dengan AI info center.
"Yang paling bawah lagi nan saya sempat baca buletin juga bahwa pemerintah berencana untuk mengembangkan industri semiconductor. Jadi membikin chip untuk bisa kemudian digunakan oleh GPU tadi," jelasnya.
Menurutnya semua itu sangat kompleks. Penting untuk memainkan peran dan bekerja sama dengan beragam pohak agar bisa mengakselerasi ekosistem AI di tanah air.
Sementara itu, dia menilai AI berakibat pada semua lini bisnis. Bukan hanya untuk perusahaan teknologi saja.
Oleh lantaran itu krusial bagi setiap perusahaan siap menerapkannya teknologi AI. Dari efisiensi operasional hingga menerapkan pendapatan untuk masing-masing perusahaan.
"Sebagai contoh banyak perusahaan menghadirkan jasa chatbot alias jasa personalizedsehingga misalkan ketika kita membuka sebuah jasa dari perusahaan teknologi apa yangsaya buka dengan apa nan mas buka mungkin bakal berbeda personalized sesuai dengan apa nan biasa kita lakukan di dalam aplikasi tersebut," jelasnya.
"Nah itu gimana AI dapat meningkatkanrevenue si perusahaan tadi," dia menambahkan.
Di sisi lain, AI bukan hanya mengenai pendapatan baru. Namun juga bisa meningkatkan efisiensi di dalam perusahaan mengenai operasional.
"Tetapi ini bisa meningkatkan efisiensi dalam rangka misalnya menurunkan CAPEX, menurunkan OPEX meningkatkan kecepatan jasa meningkatkan performansi ataupun otomasi nan dilakukan di dalam menghadirkan jasa kepada si customer tadi," kata Fajrin.
Terkait sumber daya manusia (SDM), PR krusial kudu dilakukan baik dari perusahaan dan masyarakat itu sendiri. Adanya UU Pelindungan Data Pribadi (PDP) kudu membikin perusahaan berhati-hati dalam mengelola data.
Begitu juga masyarakat, nan perlu membekali diri agar tidak menjadi korban dari serangan siber. Masyarakat perlu sadar pentingnya keamanan dalam bumi teknologi.
Bukan hanya soal keamanan, krusial juga mengedukasi pasar soal pentingnya teknologi AI. Menurut Fajrin, banyak orang nan belum memahami teknologi ini dan merasa tidak mengenai dengan bisnisnya.
Padahal AI menyentung segala bagian bisnis. Jadi kita semua bisa memanfaatkan agar tidak ketinggalan dengan pihak lain.
"Jadi kepada siapapun saya menyampaikan bahwa Anda tidak kudu kemudian menjadi AI engineer ataupun AI info scientist dan semacamnya begitu ya. Tetapi apapun pekerjaan Anda,apapun upaya Anda rasanya AI bakal bisa mengenhance upaya ataupun pekerjaan Anda tadi," ucapnya.
(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Telkom Ungkap Tantangan & Strategi Komunikasi di Era Digital
Next Article China Menang Telak, Amerika Makin Banyak Hambur Uang