ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Jatah potongan aplikator untuk pekerja ojek online (ojol) nan mencapai 20% diminta untuk turun hingga 10%. Hal ini diungkapkan Anggota Komisi V DPR Adian Napitupulu dalam RDPU dengan sejumlah perusahaan ojol pada Rabu (5/3/2025).
Ia menegaskan bahwa aplikator berbeda dengan perusahaan transportasi offline. Pasalnya, pemain ride-hailing tidak bertanggung jawab terkait masalah nan dialami driver ojol..
"Dulu banyak sekali R4 (roda empat) dan R2 (roda dua) nan ditangkap di bandara. Ditangkap di airport Soekarno Hatta, di Halim, Adi Sucipto, di Surabaya dan sebagainya. Lalu saya mendatangi mereka. Kalau di Soekarno-Hatta itu lebih keras lagi tuh. Mereka ditangkap, ditahan 6 jam, disuruh push-up. Sampai akhirnya saya telepon Dirut Angkasapura 2 jika tidak salah dan saya bacakan pasal bahwa itu termasuk pasal penyanderaan" jelas Adian.
"Yang menarik adalah pihak aplikator enggak peduli peristiwa itu terjadi. Mereka tidak peduli sopirnya ditangkap, disuruh push-up di beberapa tempat, dipukuli dan sebagainya, mereka enggak peduli. Mereka enggak peduli mobilnya rusak. Mereka tidak peduli SIM-nya habis. Mereka tidak peduli olinya kurang. Mereka tidak peduli apapun nan terjadi di jalanan," kata dia menambahkan.
Hal ini berbeda dengan perusahaan tansportasi offline. Mereka bakal mengurus sopir, mulai dari kendaraan nan digunakan hingga masalah nan dialami di lapangan.
Namun, rupanya untung para aplikator terus bertambah seiring berjalannya waktu. Adian mencatat perusahaan ojol mengantongi 10% nan kemudian bertambah terus hingga 20% apalagi lebih.
Dia mendesak tarif itu diturunkan kembali menjadi 10%. Sebab, para apliktor tidak punya tanggung jawab apapun, termasuk menyiapkan pool, montir, hingga mengurus saat driver bermasalah.
"Engga ngurus ketangkap, enggak apa-apa segala macam tiba-tiba dapat 20%," ucapnya.
Jika perihal tersebut tidak diatur, Adian menilai bakal membikin perlakuan tidak setara pada perusahaan pikulan lain. Dia menambahkan jangan sampai penindasan kepada supir terus berlangsung.
"Kalau kita tidak atur ini percayalah kita baik pada mereka tapi bertindak tidak setara pada perusahaan pikulan nan lain," tutur Adian.
(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Ancaman BTS Palsu Kirim SMS & Kuras Rekening, Ini Bahayanya!
Next Article Fantastis! Transaksi Ojol di RI Naik Jadi Rp 142 T, Ini Penyebabnya