ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Rupiah terdepresiasi terhadap dolar Amerika Serikat (AS) berbarengan dengan potensi resesi di AS.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah dibuka melemah 0,15% di nomor Rp16.360/US$ pada hari ini, Selasa (11/3/2025). Posisi ini selaras dengan pelemahan nan terjadi kemarin (10/3/2025) sebesar 0,28%.
Sementara indeks dolar AS (DXY) pada pukul 08:55 WIB turun tipis 0,09% di nomor 103,74. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan dengan posisi kemarin nan berada di nomor 103,84.
Sentimen nan menggerakkan pasar hari ini tampaknya didominasi dari eksternal khususnya AS.
Ketidakpastian ekonomi membikin para ahli ekonomi mengeluarkan sinyal kehati-hatian. Peluang resesi menjadi meningkat. Terlebih sejumlah parameter mulai dari kepercayaan konsumen hingga pertumbuhan ekonomi memburuk. Para ahli ekonomi di Goldman Sachs, mengutip kebijakan Trump, telah meningkatkan kesempatan mereka untuk terjadinya resesi selama 12 bulan ke depan dari 15% menjadi 20%. Dan Morgan Stanley meramalkan "pertumbuhan nan lebih lambat tahun ini" daripada nan diperkirakan sebelumnya. Resesi umumnya didefinisikan sebagai pertumbuhan ekonomi nan lemah alias negatif dua kuartal berturut-turut alias lebih dalam satu tahun. AS sempat mengalami resesi pada awal tahun 2020 saat pandemi Covid menyebar di mana jutaan orang kehilangan pekerjaan.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(rev/rev)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Rupiah Gagal Menguat di Tengah Pelemahan Indeks Dolar AS
Next Article Rupiah Menguat Tipis, Harga Dolar Sempat Sentuh Rp15.900