Polri: Masih Ada Wni Di Myanmar Tidak Mau Pulang Ke Indonesia Karena Dapat Keuntungan

Sedang Trending 6 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

detikai.com, Jakarta - Sebanyak ratusan Warga Negara Indonesia (WNI) nan menjadi korban penipuan scamming di Myawaddy, Myanmar, telah sukses dipulangkan ke tanah air. Namun, masih ada WNI nan enggan pulang, apalagi kembali lagi setelah sukses dipulangkan.

Hal ini diungkapkan Kepala Divisi Hubungan Internasional Polri, Irjen Pol Krishna Murti, saat memberikan keterangan pemulangan alias pemindahan 554 WNI dari Myawaddy-Myanmar, di Bandara Soekarno Hatta, Selasa (18/3/2025).

Mereka berada di pusat online scamming di wilayah bentrok Myawaddy, Myanmar. Penyebabnya, diduga mereka merupakan pelaku tindak pidana perdagangan orang (TPPO) dan bandar dari online scamming.

"Masih ada WNI nan tidak mau pulang lantaran mendapat keuntungan, ada nan sudah dipulangkan tapi kembali lagi, itu bakal dilakukan penindakan hukum," ujar Krishna Murti.

Dia juga mengungkapkan, Kepolisian pernah mendapat pengakuan dari terduga pelaku nan sukses mendapatkan untung hingga Rp500juta dari satu orang korban online scamming. Hal tersebut membikin pelaku enggan pulang ke Indonesia.

"Itu sangat luar biasa, apalagi pelaku utama dilindungi oleh otoritas Myawaddy nan merupakan Kartel nan tidak mengenai dengan Pemerintah Myanmar," katanya.

Untuk itu, pemulangan ratusan korban TPPO tersebut pun, kata Krishna Murti bisa menyelamatkan ribuan WNI lain nan ada di Indonesia dari menjadi korban tindak pidana online scamming.

"Jadi ini merupakan operasi nan sangat besar," jelasnya.

Sementara itu, Menkopolkam, Budi Gunawan mengungkapkan, rupanya tetap ada sekitar 70 WNI nan tetap berada di area bentrok tersebut. 10 orang terlibat masalah norma dan 60 orang lainnya menolak pulang ke Indonesia.

Promosi 1

Ada Ancaman Keselamatan Saat Pemulangan Ratusan WNI dari Myanmar

Menteri Luar Negeri, Sugiono mengatakan, tidak mudah untuk memulangkan 554 penduduk negara Indonesia (WNI) dari Myanmar ke Indonesia. Sebab, ada pengancaman keselamatan kepada pihak-pihak nan membantu pemulangan WNI nan merupakan korban pemanfaatan penipuan online alias online scam.

Pengancaman sempat dialami jejeran Kedutaan Besar Republik Indonesia di Thailand. Pemulangan WNI ini dipimpin Dubes Rachmat Budiman. Sebab, pemulangan WNI dari Myanmar dilakukan melalui Thailand.

"Upaya pemulangan merupakan sesuatu nan luar biasa, saya mengerti pekerjaan nan dilakukan tidak mudah, juga ada unsur ancaman kepada jiwa dan keselamatan mereka semua," ujar Sugiono saat memberikan keterangannya di Gedung VIP Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta, Selasa (18/3/2025).

Dia mengatakan, meski mendapat ancaman atas keselamatan tersebut, upaya pengamanan dan pemulangan ratusan WNI tersebut tetap dilakukan. Hal ini lantaran adanya rasa cinta kepada sesama penduduk negara Indonesia, rasa tanggung jawab kepada tugas dan pengabdian, sehingga jejeran Kedubes Thailand untuk Indonesia, menjalankan visi pemulangan ini dengan sebaik-baiknya.

"Karena kita ketahui bersama, sasaran alias wilayah nan kita tuju ataupun upaya pemindahan ini adalah wilayah nan sedang berkonflik, beragam fraksi dan kepentingan di Myanmar, koordinasinya pun tidak mudah, butuh waktu cukup lama, hingga akhirnya bisa melakukan pemindahan tersebut," kata Sugiono.

554 WNI Korban Penipuan Online Dipulangkan Bertahap dari Myanmar

Sebanyak 554 Warga Negara Indonesia (WNI) dipulangkan ke Tanah Air, melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Selasa (18/3/2025). Pemulangan ratusan WNI itu secara bertahap, mulai dari Senin, 17 Maret 2025, hari ini, dan bakal bersambung lagi besok, Rabu 19 Maret 2025.

Mereka merupakan korban penipuan online alias online scam dari wilayah bentrok bersenjata di Myawaddy, Myanmar.

"Kami sampaikan, bahwa proses pemulangan hari ini sudah mulai berjalan sejak kemarin, 200 orang, hari ini 200 orang, besok flight terakhir bakal membawa 154 orang. Sehingga total 554 penduduk negara Indonesia," ungkap Menteri Luar Negeri Sugiono saat memberikan keterangannya di Gedung VIP Terminal 3, Bandara Soekarno-Hatta, Selasa.

Dalam pemulangannya, Sugiono menjelaskan, para WNI awalnya bakal terbang dari Mae Sot, Thailand. Namun, lantaran jumlah nan bakal diterbangkan mencapai 554 orang, maka penerbangan dialihkan ke Bangkok.

"Jumlahnya banyak, sehingga tidak memungkinkan pesawat-pesawat besar terbang dari sana. Akhirnya dibawa ke Bangkok, kudu menempuh perjalanan sekitar 6 jam, untuk tiba di Bandara Internasional Don Mueang," ungkapnya.

Sugiono mengatakan, Pemerintah Indonesia mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tinggi untuk negara sahabat nan sudah membantu pemindahan ratusan WNI tersebut. Sebab, seperti diketahui, Myanmar adalah negara konflik, di mana banyak kepentingan nan tengah berkonflik.

"Koordinasinya pun tidaklah mudah, butuh waktu cukup lama untuk bisa sampai melakukan pemindahan WNI nan ada di Myanmar tersebut. Khususnya berterima kasih kepada pemerintah Thailand dan beberapa unsur dari pemerintah Myanmar nan sudah membantu penyelenggaraan pemulangan WNI kita ini," tuturnya.

Selengkapnya