ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com --
Polda Metro Jaya mengklaim tak ada hambatan alias halangan untuk mengungkap kasus kematian diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan alias ADP (39).
"Sampai dengan saat ini, tim penyelidik tidak menemukan hambatan, kemudian dengan senantiasa mengedepankan prinsip penyelidikan alias mengungkap peristiwa ini kudu berasas scientific crime investigation," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi kepada wartawan, Kamis (24/7).
Ade Ary mengatakan untuk mengungkap kasus ini secara ilmiah, penyelidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya pun menggandeng sejumlah ahli.
Pertama tim kedokteran forensik dari RSCM mengenai proses autopsi korban. Termasuk juga pemeriksaan toksikologi dan histopatologi.
Kedua, melibatkan tim Inafis Bareskrim Polri untuk memeriksa sidik jari nan ada di lokasi. Termasuk, sidik jari dari beragam barang-barang nan ada di lokasi.
"Yang ketiga, penyelidik juga saat melalukan olah TKP, mengecek barang-barang, itu mengambil beberapa sampel DNA untuk dilakukan proses pemeriksaan DNA," ucap Ade Ary.
Selanjutnya, melibatkan tim untuk memeriksa peralatan bukti elektronik nan telah disita penyelidik. Mulai dari handphone, laptop, serta rekaman CCTV.
Ade Ary menyebut penyelidik juga mendalami latar belakang korban dengan melibatkan tim dari asosiasi ilmu jiwa forensik (apsifor).
"Kemudian, dari pihak Kompolnas, ini di luar mahir ya selanjutnya dalam pemeriksaan ini, kompolnas sudah beraudiensi alias penyelidik juga beraudiensi dengan kompolnas, kemudian kompolnas juga sudah mendatangi TKP," tutur Ade Ary.
"Kemudian dari Komnas HAM juga sudah melakukan pengecekan TKP bersama, kenudian audiensi juga pernah dilakukan penyelidik berbareng Kementerian Polkam," sambungnya.
Diplomat muda mahir Kementerian Luar Negeri Indonesia, Arya Daru Pangayunan namalain ADP (39) ditemukan tewas dengan kondisi wajah terlilit isolasi alias lakban warna kuning di sebuah kos di Jalan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7).
Dari hasil pemeriksaan sementara, polisi tidak menemukan ada tanda-tanda kekerasan pada jasad korban. Selain itu, polisi juga menyebut, peralatan milik korban juga tidak ada nan hilang.
Polisi juga belum menemukan indikasi pembunuhan dalam kasus ini. Berdasarkan keterangan istri, korban diketahui mempunyai riwayat penyakit gerd dan kolestrol.
Namun, untuk kepastian mengenai penyebab kematian korban, tetap menunggu hasil autopsi, termasuk hasil pemeriksaan histopatologi dan toksikologi.
(fra/dis/fra)
[Gambas:Video CNN]