Pm Qatar Bingung Hadiah Pesawat Boeing Buat Trump Bikin Heboh

Sedang Trending 10 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com --

Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al Thani bingung pesawat pemberian negaranya untuk Presiden Amerika Serikat Donald Trump membikin gempar publik.

Dalam wawancara berbareng CNN, Rabu (14/5), Al Thani mengaku tak mengerti kenapa pemberian pesawat Boeing 747-8 oleh negaranya membikin masyarakat ribut. Pasalnya, pesawat itu diberikan sebagai transaksi antarpemerintah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya tahu ada banyak spekulasi tentang topik ini. Saya tidak tahu apa argumen nan memicu perihal ini. Ini hanya transaksi antarpemerintah nan banget sederhana," kata Al Thani kepada Becky Anderson dari CNN.

Al Thani menuturkan Boeing 747-8 untuk Trump merupakan transaksi antara Kementerian Pertahanan AS dan Kementerian Pertahanan Qatar. Transaksi ini, kata dia, juga tetap dalam peninjauan hukum.

"Saya tidak tahu apa nan terjadi, seperti, kenapa perihal ini menjadi buletin besar bahwa ini adalah sesuatu nan dipandang dengan langkah nan sangat aneh. Kami (AS-Qatar) telah melakukan banyak perihal bersama, misalnya melakukan pemindahan jalur udara selama pemindahan Afghanistan," ucapnya.

Sebelumnya, Trump memicu perdebatan usai menerima pesawat mewah dari Qatar untuk dijadikan Air Force One.

Sebagian publik AS menilai penerimaan bingkisan semacam itu bakal menimbulkan masalah norma dan etika, serta berpotensi memicu masalah keamanan lantaran bakal digunakan sebagai kendaraan unik seorang Presiden.

Dalam konstitusi AS, tepatnya di Klausul Imbalan, pejabat pemerintah dilarang menerima bingkisan "dari Raja, Pangeran, alias negara asing mana pun."

Merespons polemik ini, Trump menyampaikan tak bakal menggunakan pesawat tersebut setelah meninggalkan kedudukan presiden.

Kegaduhan soal pesawat dari Qatar ini sendiri ikut menyeret nama Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani. Sang pemimpin Qatar diduga hendak 'menyuap' pemerintah AS lewat pemberian pesawat.

Menanggapi perihal ini, Al Thani menepis dugaan tersebut dengan menegaskan bahwa hubungan AS dan Qatar sejak dulu sudah sangat baik. Hal itu tercermin dalam hubungan kedua negara dalam 10 tahun terakhir, di mana Qatar selalu ada untuk AS kala dibutuhkan.

"Jika Anda lihat dalam 10 tahun terakhir hubungan AS-Qatar, Qatar selalu ada untuk AS saat dibutuhkan, baik dalam perang melawan teror, pemindahan Afghanistan, maupun pembebasan sandera dari beragam negara di dunia," ujarnya.

"Dan Qatar selalu menjadi mitra nan dapat diandalkan bagi AS, selalu siap membantu dan mendukung AS lantaran kami percaya bahwa persahabatan ini kudu saling menguntungkan bagi kedua negara. Hubungan ini tidak bisa menjadi hubungan satu arah," pungkasnya.

(blq/bac)

Selengkapnya