Peti Paus Fransiskus Dibawa 6 Km Ke Basilika Santa Maria Maggiore

Jakarta, detikai.com --

Misa pemakaman Paus Fransiskus tidak jauh berbeda dengan misa pemakaman pada umumnya. Namun, nan membedakan adalah terdapat prosesi pemindahan peti dari Basilika Santo Petrus ke Basilika Santa Maria Maggiore sejauh 6 kilometer.

Dalam wasiatnya, Paus Fransiskus meminta untuk dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore. Karena itu, terdapat ritus unik usai misa, berupa prosesi pemindahan peti jenazah dari Basilika Santo Petrus menuju Basilika Santa Maria Maggiore sejauh 6 kilometer.

Menurut Pastor Faris Jebada, OFM, pastor bagian sejarah Gereja di Roma, prosesi ini menjadi salah satu perihal nan membikin misa pemakaman Paus Fransiskus sedikit berbeda dari misa pemakaman paus pada umumnya dalam tradisi Katolik.

"Setelah seremoni liturgi nan berjalan kurang lebih dua jam, ada pemberkatan peti, diikuti ritus unik pengangkatan peti ke mobil, kemudian melangkah dengan rombongan kecil, sederhana seperti nan sudah dirilis Vatikan," kata Faris dalam siaran langsung berbareng detikai.com TV, Sabtu (26/4).

Berbeda dengan para paus pendahulu, Paus Fransiskus memilih untuk dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore. Semasa hidupnya, Paus Fransiskus dikenal sangat menghormati Bunda Maria. Ia selalu menyempatkan diri untuk bermohon di depan ikon Bunda Maria di basilika tersebut, baik sebelum maupun setelah melakukan perjalanan ke luar negeri.

Mereka nan turut dalam rombongan pengiring peti antara lain sekretaris pribadi Paus Fransiskus, pemimpin upacara, serta personil keluarga. Sementara itu, umat nan datang diperkenankan berkumpul di sepanjang jalan menuju Basilika Santa Maria Maggiore.

Dalam misa pemakaman, sejumlah pemimpin negara dan personil kerajaan turut hadir. Presiden Prabowo Subianto mengutus mantan Menteri Perhubungan Ignatius Jonan dan Presiden ke-7 Joko Widodo sebagai perwakilan.

Selain itu, pemimpin negara lain nan datang antara lain Presiden Prancis Emmanuel Macron, Presiden Amerika Serikat Donald Trump, dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

[Gambas:Video CNN]

(els/tis)