ARTICLE AD BOX
detikai.com
Jumat, 25 Apr 2025 15:18 WIB

Jakarta, detikai.com --
Ekonomi negara bagian di Amerika Serikat, California, untuk pertama kalinya mengalahkan salah satu negara maju Jepang dengan Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai US$4,1 triliun alias Rp69.015 triliun pada 2024.
Gubernur Gavin Newsom mengatakan California telah melampaui Jepang dan menjadi ekonomi terbesar keempat di dunia. Ekonomi negara bagian ini mengalami pertumbuhan 6 persen pada tahun lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut info awal dari Biro Analisis Ekonomi Amerika Serikat PDB nominal Jepang mencapai US$4,02 triliun di periode nan sama.
Artinya hanya AS, China dan Jerman nan mempunyai ekonomi lebih besar dari California.
"California tak hanya mengikuti perkembangan dunia. Kami juga nan menentukan," ujar Newsom dalam rilis resmi pada Rabu (23/4), dikutip CNN.
Terancam kebijakan Trump
Dia lampau berujar, "Perekonomian kami berkembang pesat lantaran kami berinvestasi pada manusia, memprioritaskan keberlanjutan, dan percaya pada kekuatan inovasi."
Namun, Newsom juga memperingatkan bahwa kekuatan ekonomi negara bagian terancam kebijakan tarif nan gegabah dari pemerintahan Donald Trump.
"Ekonomi California merupakan kekuatan negara, dan kudu dilindungi," kata dia, dikutip CNN.
California menyumbang 14 persen PDB ke AS pada tahun lantaran Silicon Valley, sektor real estate, dan keuangan.
Pekan lalu, Newsom juga menggugat Trump nan dianggap menggunakan kondisi darurat dengan memberlakukan tarif dunia secara sepihak melalui Undang-Undang Kekuatan Darurat Ekonomi Internasional. Kebijakan itu, kata dia, telah merugikan upaya California.
Melalui UU itu, presiden bisa mengenakan hukuman ke negara, kontrol ekspor, mengatur transaksi keuangan, dan membekukan aset asing berasas deklarasi darurat nasional, dan kudu atas persetujuan Kongres. Namun, Trump menerapkan kebijakan tanpa konsultasi ke Kongres.
Newsom gugatan norma itu diajukan ke pengadilan federal pada 16 April. Newsom menyatakan Trump tak punya kewenangan memberlakukan tarif gila ke ratusan negara.
(isa/bac)