ARTICLE AD BOX
detikai.com, Jakarta - Direktorat Jenderal Bea dan Cukai menyerahkan Sertifikat Authorized Economic Operator (AEO) kepada 23 perusahaan dalam upaya memperkuat keamanan dan kelancaran arus perdagangan internasional. Dari jumlah tersebut, 18 perusahaan merupakan eksportir dan importir, sedangkan lima lainnya bergerak di bagian jasa logistik.
Dengan penambahan tersebut, total perusahaan bersertifikat AEO di Indonesia saat ini mencapai 179 perusahaan, nan terdiri dari 152 perusahaan manufaktur/eksportir/importir dan 27 perusahaan penyedia jasa logistik.
AEO merupakan skema internasional nan diadopsi Indonesia untuk meningkatkan keamanan rantai pasok dan efisiensi perdagangan global. Perusahaan nan memperoleh status AEO dinilai sebagai mitra terpercaya dan alim terhadap ketentuan kepabeanan serta perpajakan setelah melalui proses verifikasi dan pembinaan dari Bea Cukai.
“Dengan status ini, perusahaan memperoleh beragam kemudahan dan percepatan layanan, sekaligus berkedudukan aktif menjaga keamanan rantai logistik internasional,” ujar Kepala Subdirektorat Humas dan Penyuluhan Bea Cukai, Budi Prasetiyo.
Penyerahan sertifikat dilakukan pada 20 Mei 2025 sebagai bagian dari penyelenggaraan tugas Bea Cukai sebagai trade facilitator, sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 137 Tahun 2023 tentang Perlakuan Kepabeanan terhadap Operator Ekonomi Bersertifikat.
Budi menjelaskan, sertifikasi AEO bermaksud meningkatkan daya saing ekonomi nasional, memperkuat keahlian logistik, dan mendukung keamanan rantai pasok dunia, selaras dengan World Customs Organization SAFE Framework of Standards (WCO SAFE FoS).
“Pencapaian para perusahaan penerima AEO tidak hanya mencerminkan kepatuhan dan integritas dalam menjalankan bisnis, tetapi juga kontribusi nyata terhadap kelancaran arus peralatan lintas negara,” kata Budi.
Ia menyebut bahwa kontribusi perusahaan AEO terhadap perekonomian nasional cukup signifikan. Hingga Mei 2025, terdapat 152 perusahaan AEO jenis manufaktur, eksportir, dan importir, nan mewakili 0,24 persen dari sekitar 62 ribu perusahaan nan tercatat dalam sistem CEISA sebagai pelaku ekspor-impor.
Pada tahun 2024, perusahaan AEO mencatat nilai impor CIF sebesar 37 miliar dolar AS, alias 8,01 persen dari total nilai impor nasional. Di sisi ekspor, nilai transaksi mencapai 41 miliar dolar AS, alias 13,65 persen dari total ekspor nasional. Kontribusi terhadap penerimaan bea masuk juga signifikan, ialah sebesar Rp2,5 triliun alias 6,03 persen.
“Meskipun jumlah perusahaan AEO hanya sebagian mini dari total pelaku ekspor dan impor nasional, peran mereka sangat besar dan strategis dalam mendukung perekonomian Indonesia. Mereka bukan hanya pelaku upaya nan patuh, tetapi juga mitra utama negara dalam menjaga stabilitas dan keamanan rantai pasok internasional,” ujarnya.
Digi-Talk Fest 2023 digelar Bataknese Professionals Association di Jakarta, pada Rabu petang. Digi-Talk Fest 2023 ini bertemakanPenguatan Ekonomi Kreatif melalui budaya serta kekuatan teknologi.