ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Jelang akhir masa jabatannya, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengeluarkan perintah pelaksana untuk mempercepat pembangunan prasarana kepintaran buatan (AI) di dalam negeri.
Biden apalagi menjaga ketat akibat keamanan nasional nan terlibat dalam teknologi tersebut. Departemen Pertahanan dan Departemen Energi AS sampai kudu menyewa situs federal untuk pusat info AI berskala gigawatt.
"AI siap untuk memberikan akibat nan besar di seluruh ekonomi kita, termasuk dalam perawatan kesehatan, transportasi, pendidikan, dan lainnya, dan terlalu krusial untuk dialihdayakan," kata Gedung Putih dalam keterangan, dikutip dari CNBC Internasional, Rabu (15/1/2025).
Perintah tersebut juga mengeluarkan pedoman bagi developer AI nan menggunakan situs tersebut untuk tidak hanya membangun, mengoperasikan, dan memelihara pusat-pusat nan disewa dengan biaya penuh, tetapi juga untuk menyediakan sumber daya daya bersih nan sesuai dengan kebutuhan kapabilitas mereka untuk mencegah kenaikan biaya listrik.
Perusahaan nan menyewa lahan federal juga bakal diminta untuk membeli bagian nan sesuai dari semikonduktor nan diproduksi di AS dan bayar pekerja dengan bayaran nan berlaku.
Setelah badan-badan tersebut memilih lokasi, developer dapat mengusulkan proposal sewa.
Konsumsi listrik dunia dari pusat data, AI, dan sektor mata duit kripto, diperkirakan bakal meningkat dua kali lipat antara tahun 2022 dan 2026, menurut laporan dari Badan Energi Internasional.
Model AI, terutama model bahasa nan besar seperti ChatGPT dari OpenAI, berjuntai pada pusat info untuk melatih info dalam jumlah besar dan menghasilkan jawaban nan lebih canggih dan mirip manusia atas permintaan pengguna.
Untuk mendinginkan struktur nan memerlukan banyak daya, para developer AI kudu meningkatkan konsumsi air, nan menurut para kritikus rawan bagi lingkungan dan tidak berkepanjangan dalam jangka panjang.
Perusahaan-perusahaan teknologi telah merespons dengan mengeksplorasi bentuk-bentuk daya lain untuk mempertahankan pusat info mereka. Dalam beberapa bulan terakhir, Google, Microsoft dan Amazon masing-masing telah mengumumkan kesepakatan tenaga nuklir. Microsoft juga menandatangani kesepakatan dengan Constellation untuk menghidupkan kembali reaktor Three Mile Island.
(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Jika Trump Menang, China Terancam Dalam Sektor Teknologi
Next Article Akun WA Diblokir, Meta Blak-blakan Tunjuk Iran