Perang Iran - Israel Bakal Makin Besar, Harga Minyak Masih Panas

Sedang Trending 9 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak bumi relatif stabil pada perdagangan Kamis pagi, 19 Juni 2025, waktu Indonesia barat. Berdasarkan info Refinitiv pukul 10.00 WIB, minyak Brent berada di level US$76,50 per barel dan WTI di US$75,14 per barel-nyaris tidak berubah dari posisi sehari sebelumnya.

Stabilnya nilai ini menandai jarak dari reli nan sempat mendorong Brent menembus US$76 per barel dan WTI US$75 dalam beberapa hari terakhir. Dalam sepekan, nilai Brent sudah naik sekitar 4,5%, sementara WTI melonjak lebih dari 6%, didorong kombinasi antara tensi geopolitik, info inventori AS, serta arah kebijakan moneter global.

Secara teknikal, gap antara Brent dan WTI menyempit drastis menjadi hanya sekitar US$1. Menurut analis Manisha Gupta dari CNBC TV18, perihal ini mencerminkan ketatnya pasokan di pasar minyak AS pasca laporan penurunan persediaan minyak terbesar dalam satu tahun, ialah turun 11,5 juta barel. Namun di sisi lain, lonjakan stok bensin AS menjadi sinyal bakal adanya pelemahan permintaan dalam waktu dekat.

Kondisi pasar sekarang juga sangat dipengaruhi perkembangan bentrok antara Iran dan Israel. Investor condong wait and see terhadap kemungkinan keterlibatan langsung Amerika Serikat dalam konflik. Presiden AS Donald Trump tetap belum memutuskan apakah bakal memberikan support militer terhadap serangan rudal Israel. Ketidakpastian ini membikin pasar menetapkan premi akibat ke dalam nilai minyak.

Di saat bersamaan, pelaku pasar turut menimbang arah kebijakan The Fed. Bank sentral AS memutuskan menahan suku kembang referensi dalam rapat terakhir, namun tetap mempertahankan proyeksi dua kali pemangkasan suku kembang tahun ini. Ketua The Fed Jerome Powell menyebut akibat inflasi akibat tarif baru dari kebijakan jual beli Trump sebagai aspek utama dalam kalkulasi ke depan.

Kombinasi akibat geopolitik dan angan pelonggaran moneter membikin nilai minyak condong memperkuat tinggi. Meski begitu, jika bentrok Timur Tengah mereda dan info ekonomi melemah, nilai bisa kembali terkoreksi.

CNBC Indonesia


(emb/emb)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Harga Minyak Tembus Level Tertinggi dalam Dua Pekan

Selengkapnya