ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menakut-nakuti bakal mengenakan tarif impor sebesar 200% untuk minuman beralkohol asal Eropa. Ancaman ini disampaikan Trump sebagai tanggapan atas pembalasan Uni Eropa terhadap pengenaan tarif baja dan aluminium nan dikeluarkan AS sebelumnya.
Melansir dari CNN, Jumat (14/3/2025), sebelumnya Trump sempat memberlakukan tarif masuk atas komoditas baja dan aluminium dari Eropa sebesar 25%. Sebagai balasan, Uni Eropa kemudian memberlakukan tarif masuk sebesar 50% untuk produk minuman beralkohol dari AS pada Rabu (12/3) kemarin.
Selain itu Komisi UE juga mengeluarkan paket kebijakan jawaban lain senilai 26 miliar euro alias Rp 462,22 triliun (kurs Rp 17.778/euro) atas pengenaan tarif untuk barang-barang dari Amerika termasuk kapal, bourbon, dan sepeda motor. Langkah-langkah tersebut bakal bertindak pada April 2025 mendatang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Atas pengenaan tarif impor dan beragam kebijakan jawaban inilah Trump kemudian menakut-nakuti bakal memberlakukan tarif 200% atas produk minuman beralkohol dari Eropa. Perihal ini disampaikan langsung oleh Trump dalam sebuah posting di Truth Social.
"Jika Tarif ini tidak segera dicabut, AS bakal segera mengenakan Tarif 200% pada semua ANGGUR, SAMPANYE, & PRODUK ALKOHOL YANG BERASAL DARI PRANCIS DAN NEGARA-NEGARA LAIN YANG DIWAKILI UE. Ini bakal menjadi perihal nan bagus untuk upaya Anggur dan Sampanye di AS," kata Trump dalam unggahannya itu.
Melihat kondisi ini, industri minuman beralkohol Amerika mengatakan bahwa mereka bersiap menghadapi akibat dari tarif pembalasan tersebut. Menurut mereka jika pertikaian jual beli terus memanas, produsen minuman keras AS mungkin kudu berhadapan dengan pembalasan nan lebih besar.
Di sisi lain menurut info Departemen Perdagangan AS, Prancis adalah eksportir anggur teratas Negeri Paman Sam dengan mengirimkan produk senilai US$ 2,5 miliar alias Rp 40,99 triliun (kurs Rp 16.398/dolar AS) pada 2024 lalu. Kemudian ada Italia berada di posisi kedua, mengirimkan anggur senilai US$ 2,3 miliar alias Rp 37,71 triliun ke AS tahun lalu.
Bagi kedua negara, anggur termasuk peralatan utama nan mereka ekspor ke AS. Karena itulah Menteri Perdagangan Prancis Laurent Saint-Martin kemudian mengatakan negaranya bakal melawan kebijakan perang jual beli nan dilakukan oleh Trump.
"Kami tidak bakal menyerah pada ancaman dan bakal selalu melindungi industri kami," tulisnya dalam sebuah posting di media sosial X.
Sementara itu ahli bicara perdagangan untuk Komisi UE, Olof Gill, meminta AS untuk segera mencabut tarif baja dan aluminium nan sudah diberlakukan sebelumnya. Baru setelah itu kedua belah pihak bisa melakukan negosiasi lebih jauh.
"Kami mau bernegosiasi, untuk menghindari tarif di masa mendatang," katanya.
"Mereka tidak menghasilkan apa-apa selain hasil nan merugikan semua pihak, dan kami mau konsentrasi pada hasil nan menguntungkan semua pihak," tambahnya.
(fdl/fdl)