ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Perang teknologi antara Amerika Serikat (AS) dan China berakibat hingga Jepang. Ratusan orang ricuh saat bakal membeli chip dari Nvidia di Tokyo.
Sekitar 400 orang berada di Akihabara minggu lalu, nyaris 90% berkata Mandarin. Mereka mau membeli seri terbaru kartu skematis GeForce RTX 50.
Toko PC Koubou diketahui menawarkan seri GeForce secra terbatas. Termasuk menjual 10 chips RTX 5080 dan 47 chip RTC 5080.
PC Koubou memberlakukan sistem lotre memilih pembeli. Namun rupanya nan datang lebih banyak dari nan dibayangkan.
Ratusan orang itu memenuhi toko dan jalanan dekat toko. Mereka berdempetan dan mengabaikan himbauan staf untuk berbanjar dengan rapi.
Kekacauan itu membikin PC Koubou membatalkan penjualan. Mereka juga telah merilis permintaan maaf atas kejadian tersebut.
"Kami menyampaikan permintaan maaf atas keributan nan terjadi dan mengkhawatirkan pelanggan, masyarakat dan pihak terkait," kata jaringan elektronik PC Koubou, dikutip dari CNN Internasional, Senin (10/2/2025).
Kartu skematis itu sangat cari pemain game. Karena kemampuannya nan luar bisa, seperti kecepatan pemrosesan dan keahlian rendering gambar lebih baik.
Namun seri itu tidak masuk ke China. Sebab adanya patokan pembatasan ekspor AS pada komputer canggih.
Sebenarnya untuk memenuhi pasar China, Nvidia telah membikin chip lain namun dengan jenis modifikasi. Kemampuannya tak sebaik RTX 50, dengan komponen AI nan lebih lambat.
Pada akhirnya, perang tersebut membikin peningkatan permintaan di tempat lain termasuk Jepang.
(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:
Dalam Sehari, Harta Pemilik NVIDIA Lenyap Rp 340,2 Triliun!
Next Article Chip Tercanggih Harga Ratusan Juta Sudah Ada Penggantinya