Pengusaha Ritel Rugi Gegara Beras Oplosan, Minta Ini Ke Pemerintah

Sedang Trending 10 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX
Jakarta -

Pengusaha ritel mengaku telah dirugikan lantaran beras oplosan nan beredar di gerainya. Kerugian ini mengenai dengan penarikan produk nan terpaksa dilakukan ritel untuk menghindari polemik.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Solihin mengatakan pihaknya susah untuk mengikuti pengarahan dari pemerintah untuk tetap menjual merek-merek nan diketahui dioplos. Kesulitan ini didapati lantaran banyak masyarakat nan protes dan penegak norma wilayah nan akhirnya melakukan pemeriksaan.

"Semua dari semalam minta pengarahan dari saya. Saya mau mengarahkan bagaimana? Saya bilang, sementara produk nan disebut namanya di presscon, walaupun di situ diakhiri dengan tidak menurunkan, kudu men-display, saya bilang turunkan daripada kita kudu ribut dengan warga," kata dia kepada detikaicom, Sabtu (26/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terpaksa ditariknya sejumlah stok beras ini bakal memperdalam kerugian ritel. Apalagi selama ini stok beras di ritel terus turun, dan dalam status tidak aman.

"Nggak, nggak kondusif (stok). Pertama, jika kita order 100 ton ya, contoh aja nih nan simple ya, saya order 100 ton kepada supplier, dikirimi hanya 50 ton sampai maksimum 60 ton. Bahkan bisa lebih rendah dari itu. Ini sudah lama, jauh sebelum ada rumor seperti ini," ujarnya.

Kerugian selanjutnya, sejauh ini untung menjual beras juga telah menurun lantaran kenaikan nilai beras nan dilakukan produsen. Sementara nilai satuan tertinggi (HET) beras premium tidak berubah.

"Harga merambah naik,tetapi nilai satuan tertinggi nggak diubah, sehingga terjadilah pengurangan margin. Saya ambil contoh ya, dulu margin kita berasas HET,kita bisa dapat 4%, artinya 4% sudah kudu dikirim juga ke ritel, itu sudah ada cost-nya. Kondisi sekarang, itu keuntungannya sekitar 2%. Bayangkan, jual beras hanya 2% keuntungan," ujarnya.

Pengusaha Minta Pemerintah Turun Tangan

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Solihin Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Solihin/Foto: Aprindo

Pihaknya meminta pemerintah lebih tegas menindak pelaku beras oplosan ini. Ia meminta pengarahan agar tidak membikin masyarakat panik alias kebingungan terhadap beras nan beredar di ritel.

"Saya punya personil mengharapkan ketegasan gitu loh. Sementara dinyatakan merek produk ini terindikasi melakukan pengurangan mutu dan seharusnya, solusinya hanya diminta agar tetap display, sementara masyarakat di bawah mintanya diturunkan, kita dipanggil polisi. Ini jangan membingungkan masyarakat," jelasnya.

Ia juga kembali menegaskan bahwa perusahaan ritel bukan nan memproduksi beras. Ritel hanya menjual beras dari pemasok dan tidak mempunyai kemapuan mengecek mutu dan kualitas beras.

"Kita tidak ada keahlian untuk mengetahui isi dalam beras, dalam bungkusan 5 kilo itu, kita nggak punya keahlian pada saat ini. Tetapi kan masyarakat melihatnya bahwa, wah ini mengedarkan dan lain sebagainya," pungkasnya.

(ada/ara)

Selengkapnya