ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Banyak dari kita nan sering mau makan manis padahal sudah kenyang. Ternyata ada argumen kenapa kemauan itu muncul.
Sebuah penelitian dari Max Max Planck Institute for Metabolism Research menjelaskan soal perihal tersebut. Respons mau makan manis muncul dari sistem neurologis tubuh kita.
Neuron bakal memberi sinyal otak untuk mengonsumsi gula, sama seperti nan dilakukan saat tubuh kenyang.
Para peneliti melakukan penelitian dengan memantau tikus nan sudah kenyang setelah makan 90 menit. Tikus mengabaikan makanan tambahan, namun tetap menyantap makanan manis, dikutip dari BGR, Selasa (18/2/2025).
Terungkap bahwa Neuron di nukleus arkuata hipotalamus melepaskan opioid alami untuk makan hidangan penutup. Sebagai info neuron tersebut bertanggung jawab mengendalikan nafsu makan, metabolisme dan hormon.
Neuron itu berjulukan pro-opiomelanocortin (POMC), nan dilepaskan bakal mengirimkan sinyal berjulukan nukleus paraventrikular thalamus (PVT).
Menurut para peneliti, terdapat aktivitas saraf antara hipotalamus dan PVT nan meningkat empat kali lipat apalagi sebelum gigitan pertama makanan manis itu. Kesimpulannya kemauan makan bukan lantaran makanan nan manis, tapi antisipasi saat mengonsumsinya.
Otak bersiap menyantap asupan gula untuk makanan penutup. Para peneliti melakukan teknik nan memungkinkan menghidupkan dan mematikan neuron menggunakan sinar alias optogenetika.
Saat sinyal POMC ke PVT diblokir, tikus bakal menyantap makanan penutup 40% lebih sedikit. Tim peneliti menyebut ini berfaedah jalur otak memainkan peranannya untuk mengonsumsi makan makanan penutup.
(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini: