ARTICLE AD BOX
detikai.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan pemutakhiran tsunami terkini setelah gempa berkekuatan magnitudo 8,7 mengguncang pesisir timur Kamchatka, Rusia pada pukul 11.24 waktu setempat alias 06.24 WIB, Rabu (30/7/2025).
"Pemutakhiran tsunami akibat gempa magnitudo 8,7 telah terdeteksi di Kamchatka Peninsula (pukul 06.51WIB) 0,8 meter, Ofunato (08.47 WIB) 0,4 meter, Chichijima (10.00 WIB)," jelas BMKG dikutip detikai.com dari akun X @infobmkg, Rabu (30/7/2025).
Sebelumnya, gempa berkekuatan magnitudo 8,7 melanda lepas pantai Rusia pada Selasa 29 Juli 2025 memicu peringatan tsunami di Alaska dan Hawaii serta peringatan untuk wilayah lain di Pantai Barat Amerika Serikat (West Coast).
Gempa bumi tersebut terjadi sekitar 85 mil di lepas pantai timur Semenanjung Kamchatka Rusia dengan kedalaman nyaris 12 mil, menurut Survei Geologi AS, dikutip dari laman ABC News, Rabu 29 Juli 2025.
Gempa susulan berkekuatan magnintudo 6,3 dan 6,9 juga dilaporkan di wilayah tersebut, menurut USGS.
Peringatan tsunami diumumkan untuk Kepulauan Aleut di Alaska dan Hawaii. California, Oregon, dan Washington berada dalam peringatan tsunami, dan wilayah AS Guam berada dalam pengawasan, sementara ancaman sedang dievaluasi.
Gelombang tsunami pertama diperkirakan bakal mencapai Hawaii tepat setelah pukul 19.15 waktu setempat. Gelombang tsunami nan merusak diperkirakan terjadi, menurut Manajemen Darurat Oahu.
Sumber mengatakan kepada ABC News bahwa Badan Manajemen Darurat Hawaii telah mengaktifkan Pusat Operasi Daruratnya. Para pejabat juga telah secara proaktif mengaktifkan Pusat Informasi Gabungan mereka dan sedang berjumpa dengan tim Gubernur Hawaii, Josh Green.
Sirene saat ini bersuara di semua pulau di Hawaii sebagai bagian dari sistem peringatan awal di seluruh negara bagian, sepuluh menit setelah jam tersebut, selama tiga jam ke depan untuk memperingatkan masyarakat.
Masyarakat didesak untuk mengungsi dari wilayah pesisir, menurut para pejabat. Semua pesisir pulau berada dalam akibat lantaran gelombang tsunami menyelimuti pulau-pulau, menurut Badan Meteorologi Nasional (NWS).
"Bahaya dapat bersambung selama berjam-jam setelah gelombang pertama lantaran gelombang berikutnya tiba. Ketinggian tsunami tidak dapat diprediksi dan gelombang pertama mungkin bukan nan terbesar," kata NWS dalam sebuah peringatan.
Tsunami setinggi hingga 3 meter diperkirakan dapat mencapai pesisir Pasifik Jepang dalam waktu kurang dari 30 menit setelah peringatan dikeluarkan, terutama di wilayah utara seperti Hokkaido. Peringatan serupa juga diterbitkan untuk negara bagian Haw...
Suasana Kepanikan Warga Jepang dan WNI saat Peringatan Tsunami Usai Gempa Dahsyat Rusia
Kepanikan melanda Prefektur Miyagi, Jepang, Rabu (30/7/2025) pagi, setelah otoritas setempat mengeluarkan peringatan tsunami.
Tidak hanya penduduk lokal, sejumlah Warga Negara Indonesia (WNI) nan berada di area tersebut juga ikut merasakan kepanikan.
Warga tampak berceceran keluar rumah, sebagian memilih melangkah kaki, sementara nan lain menggunakan kendaraan untuk menjauhi wilayah pesisir. Jalanan pun sempat dipadati penduduk nan bergegas meninggalkan tepi pantai.
Tak hanya pemukiman, aktivitas di sejumlah pabrik dan perkantoran juga langsung dihentikan. Para tenaga kerja diminta segera pulang alias menuju tempat pemindahan nan sudah disiapkan pemerintah setempat.
Diketahui, gempa bumi bermagnitudo 8,7 nan mengguncang pesisir timur Kamchatka, Rusia memicu tsunami setinggi satu meter di wilayah pesisir Jepang.
Berdasarkan pemantauan udara, gulungan tsunami menghantam pesisir Jepang. Namun, belum menyentuh rumah penduduk nan terletak tak jauh dari bibir pantai.
Puluhan kapal terlihat tetap berjejer di pelabuhan. Sementara itu, beberapa mobil tetap melintasi jalan dekat area pesisir Jepang.
Jepang telah mengeluarkan peringatan pemindahan nan mencakup wilayah sepanjang ratusan kilometer, dengan otoritas mendesak penduduk di dekat pesisir untuk segera mencari tempat aman.
"Mereka nan berada di dekat pesisir kudu segera mengungsi ke tempat nan lebih tinggi alias ke gedung nan kondusif di wilayah nan tercakup dalam peringatan tsunami, mulai dari Hokkaido hingga Prefektur Wakayama (ratusan kilometer ke selatan). Harap diingat bahwa setelah gelombang pertama, gelombang kedua dan ketiga tsunami bisa lebih tinggi lagi," ungkap Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Yoshimasa Hayashi seperti dilansir The Guardian.
USGS menyatakan bahwa peringatan tsunami telah dikeluarkan untuk sejumlah pulau di Pasifik, Rusia, dan Jepang pasca gempa nan mengguncang lepas pantai Semenanjung Kamchatka, Rusia, pada Rabu (30/7/2025) pagi.
Ada Potensi Tsunami, Warga di 10 Daerah RI Ini Diimbau Tetap Tenang dan Jauhi Pantai
Gempa berkekuatan 8,7 magnitudo mengguncang wilayah Pesisir Timur Kamchatka, Rusia, Rabu (30/7/2025) pagi. Getaran luar biasa tersebut memicu peringatan potensi tsunami di sejumlah wilayah Indonesia.
Direktur Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Daryono, mengungkapkan bahwa ada 10 wilayah nan berpotensi terdampak.
"Kepada masyarakat pesisir, kami himbau untuk tetap tenang dan menjauhi pantai. Arahan ini dilakukan, lantaran kita belajar dari Tsunami di 2011, ini sama-sama ancamannya waspada," ujarnya dalam konvensi pers daring berbareng BNPB, Rabu (30/7/2025).
Hingga kini, BMKG memastikan belum ada laporan kerusakan gedung akibat guncangan gempa tersebut di wilayah Indonesia.
Hasil kajian BMKG, gempa tersebut berpotensi menimbulkan tsunami di wilayah Indonesia dengan status Waspada (ketinggian tsunami kurang dari 0.5m), di wilayah :
1. Talaud (ETA 14:52:24 WITA)
2. Kota Gorontalo (ETA 16:39:54 WITA)
3. Halmahera Utara (ETA 16:04:24 WIT)
4. Manokwari (ETA 16:08:54 WIT)
5. Rajaampat (ETA 16:18:54 WIT)
6. Biaknumfor (ETA 16:21:54 WIT)
7. Supiori (ETA 16:21:54 WIT)
8. Sorong bagian Utara (ETA 16:24:54 WIT)
9. Jayapura (ETA 16:30:24 WIT)
10. Sarmi (ETA 16:30:24 WIT).Advertisement