Pemerintah Klaim Produksi Telur Dan Ayam Surplus, Ini Datanya

Jakarta -

Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengungkap tahun ini produksi telur dan ayam bakal naik dibandingkan tahun lalu. Tidak hanya naik dibandingkan tahun lalu, nomor produksi juga diklaim di atas kebutuhan konsumsi nasional.

"Swasembada perunggasan nan produksinya relatif melampaui kebutuhan, baik telur maupun daging ayam, ini sangat kudu kita apresiasi. Ini kerja keras Kementerian Pertanian," ujar Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilitas Pangan NFA I Gusti Ketut Astawa, dalam keterangannya, dikutip Sabtu (10/5/2025).

Berdasarkan info Badan Pusat Statistik (BPS), produksi telur ayam pada 2024 mencapai 6,34 juta ton ton. Sementara dalam Proyeksi Neraca Pangan Bapanas per 22 April, produksi telur ayam tahun 2025 diestimasikan naik 2,78% menjadi 6,52 juta ton. Angka itu lebihi kebutuhan konsumsi nasional 6,22 juta ton.

Untuk produksi daging ayam ras di tahun 2024 menurut info BPS tercatat 3,83 juta ton. Sementara perkiraan produksi daging ayam ras 2025 menurut Proyeksi Neraca Pangan Bapanas, bakal naik 10,95% menjadi 4,25 juta ton. Di atas kebutuhan konsumsi 3,87 juta ton.

Ketut mengatakan Badan Pangan Nasional bakal menyiapkan ekosistem di pascapanen dan hilir. Hal ini perlu dilakukan untuk menjaga keseimbangan nilai dan stok di petani dan konsumen.

Selain itu, Bapanas juga mendorong agar kelebihan produksi ini dapat dimanfaatkan untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG). Hal ini diyakini bakal membantu menjaga nilai di level peternak.

"Semoga mulai (9/5/2025), kerja sama perdana pasokan telur dan daging ayam dari PPN (PINSAR Petelur Nasional) dan PINSAR (Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia) ke SPPG (Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi) Tangerang, melangkah lancar. Ini agar faedah MBG semakin terasa bagi seluruh peternak kita," harapnya.

Berlebihnya produksi telur dan ayam telah membikin nilai kedua komoditas itu merosot di tingkat peternak. Hal ini diakui oleh Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Agung Suganda.

"Harga ayam di tingkat peternak (sempat) anjlok. Begitu juga nilai telur. Kita terus bahu-membahu bersama. Kita sorong berbareng untuk mengangkat nilai ayam dan telur di tingkat peternak," ungkapnya.

Menurutnya, saat ini nilai telur dan daging ayam mulai beranjak membaik. Walaupun diakuinya juga harganya tetap di bawah nilai normal.

"Alhamdulillah, sekarang nilai sudah mulai bagus, walaupun tetap belum seperti nan kita harapkan, tetapi sudah jauh lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya. Tentu ini menunjukkan prestasi kita semua," ucap Agung.

Mengutip dari info Panel Harga Pangan Nasional milik Bapanas, nilai ayam ras pedagang hidup saat ini di level Rp 20.073/kilogram (kg). Angka itu tetap di bawah nilai referensi pembelian (HAP) Rp 25.000/kg. Kemudian nilai telur ayam di peternak rata-rata nasional Rp 24.496/kg, di bawah HAP Rp 26.500/kg.

Sementara nilai daging ayam di konsumen rata-rata nasional Rp 34.796/kg, di bawah HAP Rp 40.000/kg. Lebih lanjut, untuk nilai telur ayam di konsumen rata-rata nasional Rp 29.154/kg, di bawah HAP sedikit Rp 30.000/kg.

(ada/eds)