ARTICLE AD BOX
Jakarta -
Turki berencana bakal memproduksi 48 jet tempur KAAN untuk diekspor ke Indonesia. Hal ini sempat diumumkan langsung oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melalui media sosial X.
Indonesia dan Turki sendiri telah menandatangani kesepakatan MoU untuk pengembangan jet tempur dalam aktivitas Indon Defence 2025 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (12/6/2025). Penandatanganan MoU tersebut juga disaksikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto.
Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin nan kala itu meneken langsung MoU berbareng Sekretariat Industri Pertahanan Republik Turki Haluk Gorgun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jet tempur KAAN sendiri merupakan pesawat tempur generasi kelima jagoan Turki nan dikembangkan oleh Turkish Aerospace Industries (TAI). Ini menjadi jet tempur paling canggih nan diproduksi Turki.
Kepala Biro Informasi Pertahanan Setjen Kemhan Brigjen TNI Frega Wenas Inkiriwang mengatakan sejauh ini pemerintah belum meneken perjanjian resmi dengan pihak Turki untuk pengadaan jet tempur tersebut.
Yang baru dilakukan hanya kesepakatan awal dalam MoU. Belum ada kesepakatan resmi nan ditetapkan dalam kerja sama ini, termasuk berapa banyak jet tempur nan mau diimpor ke Indonesia.
"Kalau kami dari Kemhan kemarin nan memang ditandatangani itu kan adalah MOU, belum kontrak," sebut Frega kepada wartawan, di pameran Indo Defence Expo 2024 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis, (12/6/2025) kemarin.
Tapi, dia menyatakan pemerintah bakal serius untuk melobi Turki usai MoU nan dilakukan untuk memandang kesempatan realisasi kerja sama nan bisa dilakukan. Termasuk potensi alih teknologi nan diharapkan dapat meningkatkan kapabilitas industri pertahanan dalam negeri.
"Kita lihat adalah kesempatan untuk kerjasama. Karena ketika ada kepercayaan antara dua negara, apalagi nan ditawarkan kan adalah generasi ke-5, dimana ada proses alih teknologi di situ," sebut Frega.
Frega melanjutkan soal pernyataan Erdogan nan menyebut ada 48 jet nan bakal dikirim ke Indonesia, dia bilang perihal itu baru sebatas pembicaraan dalam MoU. Jumlahnya merupakan dugaan kalkulasi untuk membentuk sebuah skuadron armada udara nan mumpuni bagi Indonesia.
"Untuk 48 itu adalah kalkulasi ketika kita pengen punya skuadron nan memang ideal dari jumlah pesawatnya," ujar Frega.
Dia kembali menegaskan pihaknya belum bisa memastikan dan mengumumkan secara resmi apakah betul 48 jet tempur KAAN bakal diimpor oleh Indonesia.
"Tapi untuk nan jumlah 48 itu terus terang, selagi belum ada kontrak, Kementerian Pertahanan belum bisa untuk disclose," pungkas Frega.
(hal/hns)