Pembelajaran Dari Paus Fransiskus: Bela Rasa, Lingkungan Hidup, Dan Persaudaraan Sejati

Sedang Trending 1 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

detikai.com, Jakarta - Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) periode 2022-2025 Antonius Subianto Bunjamin mengatakan banyak pembelajaran nan didapatkan dari Paus Fransiskus beberapa diantaranya soal bela rasa, lingkungan hidup, dan persaudaraan sejati. Hal ini disampaikan dalam konvensi pers di Koferensi Waligereja Indonesia (KWI), Jakarta Pusat, Senin (21/4/2025).

Paus mengajarkan soal bela rasa terhadap orang-orang miskin nan rentan dalam hidupnya. Dan perihal inilah bakal berasosiasi erat dengan lingkungan hidup.

“Kalau lingkungan rusak, siapa nan pertama-tama menjadi korban? Itu orang-orang miskin, orang-orang nan rentan, orang-orang nan tidak mampu. Jadi itu belas kasih,” kata Uskup Anton.

Berikutnya, soal persaudaraan sejati nan dapat dibaca melalui tulisan-tulisan Paus dalam ensiklik alias surat info Paus nan berisi aliran tentang ketaatan dan moral Katolik nan berjudul Fratelli tutti, nan beranak titel "tentang persaudaraan dan persahabatan sosial". Uskup Anton mengenang persaudaraan sejati ketika Paus berjamu ke Masjid Istiqlal.

“Beliau berjumpa dengan pemimpin besar Kiai Haji Nasaruddin Umar dan ada segmen nan spontan, sangat manusiawi (yaitu) Ketika pemimpin besar mencium kepala paus. Dan nan luar biasa, disambut dengan spontan ketika paus Franciscus mengambil tangan pemimpin besar dan mencium acapkali tangan itu sebagai tanda kebapaan,” jelasnya.

"Inilah nan dititipkan kepada kita. Bagaimana dua pemimpin kepercayaan nan besar. Karena kesucian dan kesalikan ketaatan mereka pada Tuhan nan diimaninya. Diwujudkan dalam persaudaran sejati,” lanjutnya.

Uskup Anton berambisi peristiwa ini bakal dikenang dan kita dapat hidup sesuai dengan semangat Pancasila ialah berbaikan agar tidak ada lagi masalah kekerasan dalam kehidupan beragama. Dia berambisi perihal ini dapat mendorong semangat kita untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045.

“Mudah-mudahanlah inilah nan kita jalankan bersama-sama. Membangun Indonesia sehingga mudah-mudahan cita-cita Indonesia Emas 2045 ini terwujud,” ucapnya.

Teruntuk umat Katolik, Uskup Anton menyatakan tahun ini Paus Fransiskus menetapkan sebagai tahun jubileum dimana tahun pembebasan dengan tema penjara pengharapan. Dia meminta seluruh umat Katolik tetap berambisi dan berjuang saat ada kesulitan nan sedang dirasakan.

Dia mengatakan Jumat Agung bukanlah akhir namun mengantarkan kepada Paskah ialah Kematian Yesus dan diikuti dengan kebangkitan Kristus. Dia menjelaskan Paus datang sebagai gembala nan selalu memberi pengharapan dengan bela rasa.

“Dengan bela rasanya itu. Sehingga orang-orang nan dirasa putus asa, kecewa dalam hidupnya, lantaran pengalamannya tetap tetap bisa berambisi dan berjuang. Karena pertama-tama Allah Tuhan kita mencintai semua manusia tanpa selain dan mudah-mudahan pengharapan ini. Mari kita melangkah bersama-sama dengan pengharapan,” jelasnya.

Selengkapnya