ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com --
Politikus PDIP sekaligus Ketua DPR, Puan Maharani mengingatkan semua kadernya agar mulai menghentikan perseteruan dengan Presiden RI ketujuh Joko Widodo alias Jokowi.
Puan meminta semua kader menghentikan perdebatan nan hanya menyebabkan pecah belah.
"Jadi sudahi hal-hal nan kemudian hanya membikin kita ini terpecah belah. Sudahi hal-hal nan membikin kita ini kemudian hanya berkutat dengan hal-hal nan kemudian membikin kita itu saling berprasangka," kata Puan di kompleks parlemen, Senin (17/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pernyataan itu disampaikan Puan sekaligus merespons hubungan Jokowi dan PDIP nan kembali memanas baru-baru ini. Hal itu dipicu soal berita utusan Jokowi nan disebut meminta agar Hasto mundur dari Sekjen.
"Perlu diketahui bahwa sekitar tanggal 14 Desember, itu ada utusan nan menemui kami, menunjukkan bahwa Sekjen (Hasto) kudu mundur," kata Ketua DPP PDIP, Deddy Sitorus, dalam konvensi pers di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Rabu (12/3).
Puan meminta agar perihal itu ditanyakan kepada nan berkepentingan alias nan membikin statement. Dia mengaku tak tahu menahu soal berita tersebut.
"Ya tanyakan kepada nan bersangkutan," katanya.
Namun saat ditanya soal hubungannya dengan Jokowi, Puan belum mau menjawab tegas. Dia hanya mengingatkan bahwa semua orang punya kesalahan dan masa lalu.
Menurut Puan, membangun Bangsa tak bisa oleh satu dua orang, melainkan perlu perlu bergotong royong semua pihak.
"Kita semua pastinya manusia nan tidak sempurna kita semua pasti punya masa lalu. Tapi kita ingat bahwa membangun bangsa itu enggak bisa sendirian kita semuanya itu pasti semua punya kesalahan," kata Puan.
Jokowi sempat meradang saat disebut mengirim utusan agar PDIP tak memecat dirinya dan meminta Hasto Kristiyanto mundur dari Sekjen. Dia mengaku sudah lama mendiamkan beragam serangan dari beragam pihak, termasuk PDIP. Namun dia menegaskan kesabaran tersebut ada batasnya.
"Saya itu udah diem lho ya. Difitnah saya diam, dicela saya diam, dijelekkan saya diam, dimaki-maki saya diam. Saya ngalah terus lho. Tapi ada batasnya," kata dia di kediamannya, Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Solo, Jawa Tengah, Jumat (14/3).
Puan respons Kapolres Ngada
Lebih lanjut, Puan juga meminta agar eks Kapolres Ngada AKBP Fajar Widyadharma Lukman Sumaatmaja dipecat dari Polri dan dihukum seberat-beratnya dalam kasus dugaan pelecehan dan kekerasan seksual terhadap anak di bawah umur.
Puan sekaligus mengingatkan kepada Polri agar kasus serupa tak boleh terulang. Puan juga meminta agar korban kudu mendapat rehabilitasi dan perlindungan psikologis secara maksimal.
"Kepada pelaku kudu dipecat dan kemudian kudu diberikan hukuman nan seberat-beratnya. Dan kepada lembaga nan mengenai jangan sampai ada lagi hal-hal seperti itu," kata Puan.
(thr/dal)
[Gambas:Video CNN]