Pangeran Alwaleed 'tidur' 20 Tahun, Kenapa Orang Bisa Koma Bertahun-tahun?

Sedang Trending 6 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX
Jakarta -

Pangeran Al-Waleed bin Khaled bin Talal Al Saud alias dikenal sebagai 'Sleeping Prince' meninggal dunia. Ia meninggal pada usia 36 tahun setelah koma selama 20 tahun akibat kecelakaan mobil nan traumatis pada 2005.

Seseorang nan koma terkadang dapat terjadi selama berbulan-bulan, bertahun-tahun, alias apalagi puluhan tahun tidak sadarkan diri. Koma adalah keadaan tidak sadar, di mana pasien tidak bereaksi terhadap lingkungan sekitarnya.

Seseorang nan koma tidak sadar dan mempunyai aktivitas otak nan minimal. Pasien koma tidak mungkin dibangunkan dengan stimulasi bentuk alias pendengaran.

Dikutip dari Brain Foundation, pasien koma sebenarnya tetap hidup, tetapi tidak dapat dibangunkan dan tidak menunjukkan tanda-tanda kesadaran. Mata pasien bakal tertutup dan tampak tidak responsif terhadap lingkungannya.

Biasanya, mereka tidak bakal merespons suara, rasa sakit, tidak dapat berkomunikasi, ataupun bergerak secara sadar. Selain itu, seseorang nan koma tidak dapat merespons secara normal terhadap rangsangan nan menyakitkan, cahaya, alias suara.

Mereka tidak mempunyai siklus tidur-bangun nan normal dan tidak memulai tindakan sadar, sehingga tidak dapat merasakan, berbicara, mendengar, alias bergerak secara sadar.

Seseorang nan koma juga bakal mempunyai refleks dasar nan sangat berkurang seperti batuk dan menelan. Mereka mungkin dapat bernapas sendiri, meskipun beberapa orang memerlukan mesin untuk membantu mereka bernapas.

Seiring waktu, orang tersebut mungkin mulai sadar kembali secara berjenjang dan menjadi lebih sadar. Beberapa orang bakal sadar kembali setelah beberapa minggu, sementara nan lain mungkin memasuki kondisi vegetatif alias kondisi kesadaran minimal.

Pasien dapat menunjukkan tingkat ketidaksadaran dan ketidakresponsifan nan berbeda-beda, tergantung pada area otak mana nan rusak dan seberapa banyak alias sedikit kegunaan otak.

Dalam beberapa kasus, koma dapat sengaja diinduksi menggunakan obat untuk mempertahankan kegunaan otak tingkat tinggi setelah trauma otak, alias untuk menyelamatkan pasien dari rasa sakit nan dahsyat selama pengobatan cedera alias penyakit.

Lantas, apa nan membikin seseorang bisa terbangun dari koma berkepanjangan?

Seorang guru besar ilmu jiwa di UCLA nan mempelajari koma, Martin Monti, mengatakan tetap belum ada nan betul-betul tahu.

"Inilah kenapa tetap belum banyak intervensi nan tersedia untuk membantu orang pulih," kata Monti nan dikutip dari Live Science, Senin (21/7/2025).

Yang Terjadi pada Otak saat Koma

Koma terjadi lantaran adanya gangguan pada otak, seperti cedera, peradangan, alias infeksi. Sebelum seseorang dapat bangun, otak perlu pulih dengan menumbuhkan kembali neuron nan rusak alias memperluas jaringan otak lain untuk mengambil alih tugas area otak nan cedera.

Namun, pemulihan bentuk jaringan otak ini saja tidak cukup lantaran koma juga memperlambat aktivitas otak.

"Semuanya menjadi sedikit lebih sunyi," tutur Monti.

Dengan demikian, dalam kondisi ini, jaringan otak tidak berkomunikasi seefisien biasanya. Otak mungkin memerlukan semacam dorongan untuk kembali beraktivitas dan membikin seseorang bangun.

"Semua orang mempercayainya, dan itu sangat, sangat masuk logika (tentang teori 'loncatan' tersebut). Tapi, kami tidak mempunyai info nan memadai tentangnya."

Direktur medis unit perawatan kritis neurosains di Baylor St Luke's Medical Center di Texas, Dr Chethan Venkatasubba Rao, mengatakan agar terapi dapat mempercepat kembalinya kesadaran seseorang nan koma, struktur otaknya sendiri kudu utuh.

"Pertumbuhan neuron terjadi secara perlahan, dengan kecepatan sekitar 1 milimeter per minggu, alias kira-kira secepat pertumbuhan kuku. Melalui perihal itu, kita hanya perlu terus mendukung pasien dan kemudian memberi mereka kesempatan untuk pulih sepenuhnya," jelas Dr Rao.

"Ada banyak angan bagi pasien nan koma. Kita tidak boleh menyerah terlalu dini," sambungnya.

Studi menunjukkan bahwa, terkadang, perangkat bantu hidup seseorang mungkin dicabut terlalu cepat. Setelah pulih dari cedera otak awal, biasanya dibutuhkan setidaknya dua minggu untuk kembali sadar. Jarang memerlukan lebih dari empat minggu.

"Para intelektual tidak mempunyai banyak info tentang gelombang dan penyebab koma," beber Rao.

Ia memperkirakan persentase mereka nan tidak pernah bangun berkisar antara 20 persen dan 40 persen. Tetapi, sebuah studi terhadap orang-orang nan koma di AS dan Inggris menemukan bahwa 54 persen pasien meninggal, 15 persen memperkuat hidup dengan hasil nan buruk, dan 31 persen memperkuat hidup dengan hasil nan baik.

Secara keseluruhan, gimana dan kenapa orang bangun dari koma, baik dengan sendirinya maupun dengan support obat alias terapi, sebagian besar tetap menjadi misteri. Dan seiring para intelektual semakin dekat untuk memecahkannya, mereka mungkin bakal lebih sigap dalam membangunkan orang dari koma.

Simak Video "Video: Ini Tanda-tanda Seseorang Alami 'Jam Koma' "
[Gambas:Video 20detik]
(sao/kna)


Selengkapnya