ARTICLE AD BOX
detikai.com, Jakarta Pasca-puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), sebagian jemaah haji tetap tinggal di Makkah, Arab Saudi. Masa itu biasanya dimanfaatkan untuk menggenjotkan aktivitas ibadah, padahal kondisi bentuk belum sepenuhnya pulih dari menjalani puncak ibadah haji.
Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi kembali mengingatkan jemaah untuk menjaga kesehatannya, terutama jelang kepulangan. Terlebih, suhu panas ekstrem tetap melanda Makkah beberapa waktu terakhir.
"Cuaca siang hari di Makkah tetap mencapai 46 derajat Celcius. Kami mengimbau jemaah untuk tidak memaksakan diri melakukan ibadah sunah, terutama umrah sunnah berulang kali," kata Wakil Pengendali Teknis Bidang Media Center Haji (MCH) Akhmad Fauzin dalam konvensi pers di Makkah, Sabtu (14/6/2025).
Fauzin mengingatkan bahwa aktivitas bentuk berlebih dan suhu ekstrem dapat berakibat jelek pada kondisi kesehatan jemaah, terutama lansia, berisiko tinggi, dan mereka nan mengalami kelelahan setelah puncak ibadah haji. Ia pun meminta jemaah lebih bijak mengatur waktu ibadah, termasuk saat bakal melaksanakan tawaf wada.
"Sebaiknya pilih waktu nan lebih sejuk, seperti pagi hari setelah subuh alias malam hari. Jemaah juga diimbau tidak berjalan sendiri, tetap berbareng rombongan demi keamanan," ujar Fauzin.
Sebelumnya, jemaah haji dilaporkan banyak nan mengalami batuk pilek setelah menjalani inti ibadah haji sepanjang di Armuzna.
Kepala Pusat Kesehatan Haji (Kapuskeshaj) Kementerian Kesehatan Liliek Marhaendro menyebut salah satu penyebabnya adalah kebiasaan minum air dingin untuk mengatasi haus di tengah cuaca panas. Hal itu membikin tenggorokan meradang.
"Bahasa awamnya, jika kita lenyap panas-panasan, kita minum es, mungkin bisa luka di sini (tenggorokan), alias mungkin beragam karena nan akhirnya gangguan di tenggorokannya. sesuatu kayak besi panas disiram air, cuss (bunyi mendesis) gitu," kata Liliek ditemui di Bandara Internasional King Abdulaziz Jeddah, Kamis, 12 Juni 2025.
"Proses penurunan suhu tidak alami, sehingga jemaah jadi batuk, jadi serak seperti itu. Ada iritasi," imbuhnya.
Untuk mengetahui info terkini, sudah ada rekan kami Teatrika Putri di Makkah, Arab Saudi.
Kendalikan Konsumsi Air
Maka itu, dia menyarankan jemaah haji alih-alih meminum minuman dingin, pilih konsumsi cairan dalam suhu ruang. "Ini saya dapat air dingin, saya diemin dulu, enggak langsung diminum," kata Liliek.
Selain itu, jemaah haji juga diminta meningkatkan keimunan tubuh dengan disiplin beristirahat dan memerhatikan asupan makanan. Jika sedang tidak sehat, dia mengimbau agar jemaah haji segera mengkonsultasikan kondisi kesehatannya pada tenaga medis di kloter masing-masing, terutama jika dia bakal segera pulang ke Tanah Air.
Sementara itu, Ketua Tim Asistensi PPIH Arab Saudi Bidang Kesehatan sekaligus Dirjen SDM Kesehatan Kementerian Kesehatan dr. Yuli Farianti mengimbau seluruh jemaah haji Indonesia membatasi aktivitas di luar ruangan. Hal itu demi mencegah jemaah mengalami kelelahan berlebihan, disorientasi, hingga heatstroke akibat cuaca panas ekstrem di Arab Saudi.
"Pasca-Armuzna, tubuh jemaah memerlukan pemulihan nan optimal. Cuaca panas nan tetap menyengat di Makkah dan Madinah menjadi aspek akibat nan tidak boleh diabaikan. Bahkan, menurut data real-time Tim Sanitasi KKHI Makkah hari ini, suhu tertinggi berada di kisaran 46 derajat Celsius," ujar Yuli.
Kelelahan berlebihan ditandai dengan indikasi lemas, lesu, pusing, nyeri otot, dan susah berkonsentrasi. Sementara, indikasi disorientasi alias gangguan penyesuaian diri meliputi kebingungan arah, lupa lokasi, perubahan suasana hati alias perilaku, kesulitan memahami instruksi—yang dapat diperparah oleh dehidrasi dan kelelahan.
Jemaah haji juga berisiko mengalami gangguan pada otot, tulang, dan persendian akibat melangkah kaki jauh, luka, alias terjatuh nan menyebabkan dislokasi hingga fraktur/patah tulang.
8 Tips Jaga Kesehatan bagi Jemaah
1. Prioritaskan rehat nan cukup. Tidur nan berbobot sangat krusial untuk pemulihan.
2. Batasi aktivitas di luar ruangan. Hindari keluar dari penginapan antara pukul 10.00–16.00 WAS, saat suhu mentari paling terik. Jika kudu keluar, gunakan perangkat pelindung diri (APD) seperti sandal/sepatu, payung, dan lainnya.
3. Pertimbangkan kondisi bentuk sebelum memutuskan melakukan umrah sunah alias ibadah tambahan lainnya.
4. Cermat dalam wisata ziarah. Jika kudu berziarah, pilih waktu nan lebih sejuk (pagi alias sore), batasi durasinya, dan pastikan asupan cairan cukup.
5. Minum air putih/zamzam sedikit demi sedikit hingga dua liter (8 gelas) per hari, apalagi saat tidak merasa haus. Selalu bawa botol air. Konsumsi oralit alias saribuah buah nan kaya elektrolit.
6. Konsumsi makanan bergizi seimbang, jangan lewatkan waktu makan, dan hindari makanan nan terlalu pedas nan bisa memicu gangguan pencernaan.
7. Jaga dan perhatikan jemaah lain, terutama lansia dan mereka dengan riwayat penyakit kronis. Jika ada tanda-tanda kelelahan, dehidrasi, alias disorientasi, segera bantu pindah ke tempat teduh dan laporkan kepada petugas kesehatan.
8. Jika merasa tidak lezat badan, segera sampaikan kepada ketua regu/rombongan/kloter alias petugas kesehatan terdekat. Jangan tunda penanganan kesehatan.