Panas Ekstrem Di Iran Capai 50 Derajat Celcius! Warga Diminta Hemat Air

Sedang Trending 6 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta -

Pihak berkuasa Iran mengimbau masyarakat untuk membatasi konsumsi air lantaran negara tersebut tengah bergulat dengan krisis air parah selam gelombang panas berlangsung.

Badan meteorologi setempat menyatakan Iran sedang 'diamuk' minggu terpanas tahun ini, dengan suhu melampaui 50 derajat celsius (122 Fahrenheit) di beberapa wilayah.

Juru bicara pemerintah Fatemeh Mohajerani mengumumkan dalam sebuah unggahan di X pada Minggu bahwa Provinsi Teheran bakal merayakan hari libur umum ialah hari Rabu lantaran gelombang panas.

"Mengingat panas ekstrem nan terus bersambung dan pentingnya menghemat air dan listrik, hari Rabu, telah dinyatakan sebagai hari libur di Provinsi Teheran," tulisnya, dikutip dari Al Jazeera, Senin (21/7/2025).

Suhu di Teheran mencapai 40 derajat celcius pada hari Minggu dan diperkirakan bakal naik menjadi 41 derajat celcius pada Senin, menurut laporan meteorologi.

Kelangkaan air merupakan masalah utama di Iran, terutama di provinsi-provinsi kering bagian selatan negara itu. Kelangkaan ini disebabkan oleh salah urus dan pemanfaatan sumber daya bawah tanah nan berlebihan, serta akibat perubahan suasana nan semakin besar.

Ketua majelis kota Teheran, Mehdi Chamran, mengimbau masyarakat untuk menghemat air guna menghindari penurunan pasokan, menurut instansi buletin ISNA.

Pihak berkuasa di seluruh Iran telah mengeluarkan imbauan serupa dalam beberapa hari terakhir, meminta masyarakat di beberapa provinsi untuk membatasi penggunaan air.

Perusahaan pengelola air provinsi Teheran menyerukan agar penggunaan air dikurangi setidaknya 20 persen untuk membantu mengatasi kekurangan air.

Dalam sebuah pernyataan, perusahaan tersebut menyatakan waduk-waduk nan memasok air ke Teheran saat ini berada pada level terendah dalam satu abad, menyusul penurunan curah hujan nan terus-menerus selama bertahun-tahun.

Surat berita konservatif Javan melaporkan pada Sabtu bahwa pihak berkuasa mengurangi pasokan air di beberapa wilayah ibu kota dalam upaya meredakan krisis, nan mengakibatkan pemadaman air berjalan antara 12 dan 18 jam di beberapa wilayah.

Menteri Energi setempat, Abbas Aliabadi meminta maaf pada hari Minggu atas berkurangnya pasokan air, dengan mengatakan bahwa langkah tersebut dilakukan untuk mengelola sumber daya dengan lebih baik.


(naf/kna)

Selengkapnya