Orang Gendut Tidak Mati Duluan, Peneliti Temukan Penyebab Sesungguhnya

Sedang Trending 3 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Obesitas sering disebut sebagai aspek penyebab kematian lebih awal. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa aspek kesehatan jantung dan paru-paru lebih berakibat terhadap akibat kematian dan kesehatan jangka panjang.

Artinya, untuk berumur panjang dan hidup sehat, aspek "fit" lebih krusial daripada "langsing."

"Masyarakat kita cenderung mengaitkan berat badan dengan kondisi kesehatan," kata kinesiologis dari University of Virginia, Nathan Weeldryer kepada Science Alert. Kinesiologi adalah pengetahuan nan mempelajari pergerakan tubuh dan dampaknya kepada kesehatan. "Studi kami, nan mengambil sampel terbesar dan paling pas mewakili populasi dunia, beserta dengan kajian statistik nan ketat, mau menggeser perspektif soal hubungan antara tubuh sehat dan tubuh gemuk."

Sekelompok peneliti dari Amerika Serikat dan United Kingdom menganalisis 20 laporan penelitian nan diterbitkan antara 1980-2023, dengan total sampel 398.716 partisipan. Semua laporan penelitian mempunyai info body mass index (BMI), kesehatan jantung dan paru-paru, serta akibat kematian.

Peneliti menemukan bahwa akibat kematian lebih awal bagi orang dengan obesitas tetapi fit, setara dengan orang digolongkan fit dengan berat badan normal. Selain itu, penelitian menemukan sampel dengan obesitas dan fit mempunyai nomor angan hidup lebih tinggi dari orang dengan berat badan normal tetapi tidak fit.

"Fit, ternyata, jauh lebih krusial dari langsing dalam perihal akibat kematian. Olah raga bukan hanya langkah untuk membakar kalori. Namun, adalah 'obat' untuk membikin kondisi kesehatan lebih optimal dan bisa menekan akibat kardiovaskuler dan penyebab kematian lain untuk orang dengan beragam ragam berat badan," kata Siddharta Angadi dari University of Virgina.

Namun, bukan berati berat badan tidak berisiko terhadap kesehatan. Sebanyak 1 dari 8 orang di bumi sekarang tergolong dalam golongan dengan obesitas. Kegendutan, jelas Science Alert, membuat badan "tertekan" serta meningkatkan akibat tekanan darah tinggi, diabetes, kanker, stroke, hingga penyakit jantung, hati, dan ginjal.

Namun, keterkaitan antara obesitas dan akibat kematian lebih awal tidak sekuat nan dianggap. Para peneliti menyarankan olah raga dan aktivitas bentuk lebih dikedepankan daripada upaya penurunan berat badan dalam meningkatkan kesehatan masyarakat.


(dem/dem)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Gagal Uji Coba Ketujuh, Roket SpaceX Starship Elon Musk Meledak

Next Article Video: Adopsi AI di Dunia Medis, RI Bakal Saingi Malaysia & Singapura

Selengkapnya