ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, mengungkap bahwa pihaknya terus berupaya menjaga pasar modal Indonesia tetap stabil, transparan dan integritas. Terbaru upaya nan telah dilakukan OJK untuk menjaga kondisi pasar modal tetap stabil ialah dengan menetapkan kebijakan buyback saham tanpa Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) pada 19 Maret 2025.
Seperti diketahui, kebijakan ini diumumkan oleh OJK setelah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) merosot tajam beberapa waktu lalu. Bahkan perdagangan saham sempat mengalami trading halt selama 30 halt setelah ambles lebih dari 5%.
"OJK terus amati dan sesuaikan kebijakan untuk jaga stabilitas pasar, pada 19 Maret 2025 OJK telah umumkan kebijakan buyback saham tanpa rups sebagai respon tekanan IHSG," ujar Inarno dalam aktivitas Capital Market Forum 2025, di Gedung BEI, Jakarta (21/3/2025).
Selain itu lanjutnya, pada 3 Maret 2025 OJK berbareng Bursa Efek Indonesia (BEI) juga mengeluarkan ketentuan penundaan shortsell. Langkah ini dilakukan OJK untuk mengurangi tingkat volatilitas di pasar.
"Ke depan kami terus berupaya untuk menjaga pasar modal stabil transparan dan integritas, khususnya untuk lokal, ritel dan institusi," terangnya.
Kendati demikian untuk membikin pasar modal kuat tidaklah mudah. Menurut Inarno, untuk membikin ketahanan pasar modal nan berkepanjangan butuh sinergi dan kerja keras oleh seluruh pemangku kepentingan. Hal ini perlu dilakukan dalam rangka mendukung asta cita.
OJK sendiri berkomitmen mendukung pertumbuhan pasar modal melalui diversifikasi dan pengembangan instrumen untuk sorong pendalaman pasar melalui publikasi produk etf emas.
"Selain itu support pencapaian NZE Indonesia dan salah satunya melalui pemberian insentif baru untuk publikasi instrumen finansial nan berdasarkan keberlanjutan," terangnya.
(dpu/dpu)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Emiten Bisa "Buyback" Saham Tanpa RUPS, Waspadai Risiko Ini!
Next Article Menilik Optimisme Pasar Modal RI di Tengah Panasnya Perang Dagang