Niat Rebahan Sebentar, Pria Ini Malah Tertidur 32 Jam Gegara Infeksi Otak

Sedang Trending 3 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX
Jakarta -

Seorang penduduk Sharjah, Uni Emirat Arab (UEA) berumur 51 tahun pulang dengan emosi capek setelah seharian bekerja. Ia berambisi bisa tidur siang sebentar, berbaring, dan tetap menggunakan busana kerjanya.

Namun, apa nan selanjutnya terjadi membikin master tercengang dan menyebabkan laki-laki itu koma.

"Saya kelelahan dan bilang pada diri sendiri untuk tidur siang sejenak saya," kata Alex (nama samaran) nan dikutip dari Khaleej Times, Kamis (28/7/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kondisi nan tampak tidur siang biasa setelah bekerja rupanya menjadi tidur panjang nan dialami Alex. Dia koma lebih dari 32 jam.

Itu adalah kondisi tidak sadar nan berkepanjangan, nan digambarkan para master sebagai kondisi nan bisa menakut-nakuti jiwa.

"Sekitar pukul 20.30 (waktu setempat), saya tiba di rumah sakit. Hal berikutnya nan saya ingat, saya bangun dengan emosi lesu dan bingung," terang Alex.

"Saya pikir hari tetap pagi dan jam menunjukkan pukul 04.30. Padahal saya pikir, saya sudah tidur selama kurang lebih tujuh jam," lanjutnya.

Alex nan merasa bingung dan kehilangan arah, meraih ponselnya nan tidak mau menyala. Ternyata, baterai ponselnya lenyap dan mengisi dayanya, kemudian berbaring.

"Tetapi semua terasa aneh. Dindingnya terasa seperti menyempit, ponsel tampak besar. Dan untuk sesaat, saya pikir sedang berada di rumah orang lain," sambungnya.

Pria itu meyakini bahwa itu bukan hanya lantaran kelelahan, tetapi dia mengalami fatamorgana nan mengaburkan persepsi serta penglihatannya. Saat dia memandang ponselnya, lebih dari 50 panggilan tidak terjawab, dan pesan dari kantor, teman, hingga personil keluarganya nan terlihat khawatir.

"Saya panik, bingung, dan memikirkan ada sesuatu nan salah. Saya bergegas ke rumah sakit, nan dekat dengan rumah," kata dia.

Ternyata sempat koma

Dokter di rumah sakit langsung mengarahkannya ke ICU untuk pemeriksaan darurat. Tes darah, pemindaian neurologis, dan laporan toksikologi diharuskan untuk mengidentifikasi penyebab tidurnya nan luar biasa panjang dan nyenyak.

Diagnosis akhir apalagi membikin staf medis tak percaya. Alex mengalami jangkitan jamur langka nan menyerang bagian otaknya nan mengatur tidur dan kesadaran, memicu apa nan disebut master sebagai 'mode perbaikan otomatis'.

Otaknya meninggal secara paksa, membuatnya tertidur lebih lama untuk melindungi dirinya sendiri. Menurut tim medis, jika Alex tidur beberapa jam lagi, perihal itu bisa menyebabkan koma alias kematian.

Dr Khalid Al Saffar, mahir saraf ahli di Rumah Sakit Medicare Al Safa, mengatakan orang sering mengabaikan tanda-tanda awal gangguan tidur hingga terlambat.

"Jika Anda mengalami gangguan tidur, Anda mungkin merasa sangat mengantuk di siang hari, alias kesulitan untuk tidur alias tetap tertidur," beber Dr Al Saffar.

"Pernapasan nan tidak teratur, aktivitas resah saat tidur, alias bangun terlalu pagi bisa menjadi tanda-tanda peringatan," tambahnya.

Efek tidur terlalu lama

Mengenai akibat tidur nan terlalu lama, Dr Al-Saffar mengatakan perihal itu dapat menyebabkan komplikasi serius. Tidur berlebihan meningkatkan akibat penyakit kronis seperti penyakit jantung, diabetes, kecemasan, dan obesitas, terutama pada orang dewasa di atas 45 tahun.

Untuk mencegah kejadian seperti itu, Dr Al-Saffar menyarankan beberapa perubahan style hidup sederhana, seperti:

  • Pertahankan agenda tidur nan konsisten.
  • Hindari alkohol dan kafein sebelum tidur.
  • Ciptakan lingkungan tidur nan tenang.
  • Hindari obat-obatan nan menyebabkan kantuk (jika memungkinkan).
  • Hindari bekerja hingga larut malam.

Setelah beberapa hari di rumah sakit, Alex telah diperbolehkan pulang tetapi tetap dalam observasi.

"Apa nan saya alami adalah sebuah peringatan. Saya pikir saya hanya capek tetapi tidak menyadari sungguh berbahayanya mengabaikan sinyal tidur," ujarnya.

"Sekarang, saya memperhatikan kesehatan saya dengan serius, dan saya minta orang lain juga," pungkas Alex.

(sao/kna)


Selengkapnya