Musisi-musisi Cabut Dan Boikot Spotify, Ada Apa?

Sedang Trending 5 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com --

Sejumlah musisi memutuskan keluar dan memboikot Spotify sepanjang Juli 2025 setelah CEO jasa streaming tersebut, Daniel Ek, memutuskan untuk berinvestasi di perusahaan senjata militer dengan AI.

Ek memutuskan untuk berinvestasi di perusahaan Jerman kreator senjata militer, Helsing. Hingga pada Juni 2025, CEO Spotify sejak 2006 itu diumumkan memimpin pendanaan sebesar US$700 juta untuk Helsing.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Helsing dilaporkan The Los Angeles Times pada Kamis (31/7) melakukan spesialisasi dalam perangkat lunak AI nan terintegrasi ke dalam pesawat tempur seperti HX-2 AI Strike Drone.

Minat Ek terhadap Helsing dilaporkan sudah ada sejak lama, termasuk investasi US$115 juta dari perusahaan investasi pribadinya, Prima Materia, ke perusahaan senjata itu pada 2021, sebelum invasi Rusia ke Ukraina pada 2022.

"Helsing mempunyai posisi unik dengan kepemimpinan AI-nya untuk menghadirkan kapabilitas krusial ini dalam penemuan pertahanan di semua domain," kata Ek kala mengumumkan posisinya pada akhir Juni 2025.

The Los Angeles Times melaporkan Spotify tidak menanggapi permintaan komentar soal investasi Ek di Helsing tersebut.

Pengumuman itu membikin sejumlah musisi berang, seperti Greg Saunier nan merupakan pendiri band nan terkenal di San Fransisco, Deerhoof.

"Setiap kali seseorang mendengarkan musik kami di Spotify, apakah itu berfaedah ada satu dolar lagi nan disedot untuk membikin semua nan telah kami saksikan di Gaza jadi lebih sering dan menguntungkan?" kata Saunier kepada The Los Angeles Times.

"Tidak butuh waktu lama bagi kami sebagai sebuah band untuk memutuskan jika Daniel Ek semakin gencar dalam perang AI, kami kudu keluar dari Spotify. Bahkan, itu bukan pengorbanan nan besar bagi kami."

Aksi Deerhoof ini kemudian menjalar ke beragam musisi lainnya nan mencabut seluruh katalognya dari jasa streaming nan dikenal bayar royalti untuk musisi sebesar US$3 per 1.000 stream tersebut.

[Gambas:Instagram]

Para musisi tersebut di antaranya adalah band avant-grade Xiu Xiu, label elektronik asal Amsterdam berjulukan Kalahari Oyster Cult, dan band rock asal Australia berjulukan King Gizzard & the Lizard Wizard.

"Kami sudah bertahun-tahun bilang 'f*** Spotify'. Di kalangan kami, itulah nan selalu dikatakan orang-orang lantaran argumen nan tercatat dengan baik," kata vokalis King Gizzard & the Lizard Wizard, Stu Mackenzie.

"Saya tidak menganggap diri saya seorang aktivis, tetapi ini terasa seperti keputusan untuk tetap setia pada diri sendiri. Kami memandang band-band lain nan kami kagumi hengkang, dan kami menyadari bahwa kami tidak mau musik kami ada di sana saat ini."

[Gambas:Video CNN]

Sejumlah musisi nan melakukan boikot terhadap Spotify ini memperpanjang kontroversi atas jasa streaming tersebut.

Mulai dari karpet merah terhadap siniar penyebar misinformasi seperti Joe Rogan saat pandemi Covid-19, biaya royalti musik untuk musisi nan rendah, hingga mengizinkan band dengan AI berjulukan Velvet Sundown dan memberikan label "verified artist".

Meski begitu, The Los Angeles Times menilai bahwa eksodus mini dari musisi-musisi ini kurang berpengaruh terhadap Ek. Guncangan baru bakal terasa jika musisi pop dunia melakukan perihal serupa, seperti nan dilakukan Taylor Swift pada 2014 hingga 2017.

(end)

Selengkapnya