Mudik Lebaran, Contraflow Bakal Diterapkan Mulai Km 47 Tol Cikampek

Sedang Trending 5 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com --

Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri bakal menerapkan lajur musuh arus alias contraflow mulai Km 47 Tol Jakarta arah Cikampek saat arus mudik. Langkah tersebut ditujukan demi mewujudkan mudik nyaman.

Demikian disampaikan Kakorlantas Irjen Agus Suryo Nugroho dalam aktivitas peluncuran Mudik Aman Keluarga Nyaman di auditorium Menara Bank Mega, Jakarta Selatan, Jumat (14/3).

Agus mengatakan puncak arus mudik di pulau Jawa diprediksi terjadi mulai 28 Maret 2025. Dia mengatakan prediksi tersebut didasarkan pada kebiasaan mudik penduduk pada tahun-tahun sebelumnya. Hari Raya Idul Fitri 1446 H sendiri diprediksi jatuh pada 31 Maret 2025.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Apakah tahun ini bakal juga terjadi di H-3, kelak bakal kita lihat. Kalau H-3 tentunya kelak bertahap, pertama bakal kami lakukan contraflow di awal alias H-4 alias H-5 sembari memandang traffic accounting alias jumlah kendaraan nan melintasi tol dan arteri. Kedua, ketika kelak puncak arusnya tinggi kami bakal lakukan one way," ujar Agus.

Agus menjelaskan tujuan pemberlakuan contraflow. Dia mengatakan jumlah kendaraan nan melintas di Tol Jakarta arah Cikampek saat puncak arus mudik bakal meningkat tinggi.

"Kenapa Korlantas Polri kelak bakal memberlakukan contraflow lantaran kapabilitas volume kendaraan nan melintasi Km 01 hingga 47 itu bakal menjadi puncak arus nan cukup tinggi, ini biasanya H-5 ini sudah tinggi apakah terurai dari tanggal 21, 22 alias mungkin tertumpu di tanggal 28 (Maret)," kata dia.

"Ketika tanggal 26 (Maret) itu sudah kita lakukan contraflow lantaran bangkitan arus cukup tinggi bisa dilihat indikatornya dari Jasa Marga ini kami kerja sama," imbuhnya.

Dia mengatakan ada potensi bottle neck di jalan tol arah Cikampek mulai Km 47. Menurutnya, terjadi pengurangan lajur dari empat hingga akhirnya menjadi dua lajur tol nan mengarah ke timur pulau Jawa.

"Ketika di Km 47 dari lajur empat menjadi tiga, tiga menjadi dua bakal terjadi bottle neck," ujarnya.

Dia juga memaparkan langkah bertindak serta jumlah lajur contraflow nan disesuaikan dengan rasio alias komparasi antara jumlah kendaraan dengan lebar jalan. Dia mengatakan one way bakal dilakukan setelah Km 70.

"KM 46 itu kurang lebih kendaraan nan melintas 1 jam itu 5.500 ini kudu kami lakukan contraflow satu lajur. Kedua, ketika gardu di radar, bukan gate tol ya, ini radar perangkat jasa marga nan menghitung jumlah kendaraan nan melintasi per 1 jam itu 6.400 itu kudu kami lakukan contraflow lajur 2," kata dia.

"Sampai andaikan dalam 1 jam, radar itu menghitung 1 jamnya itu 7.400 kendaraan, kudu kami lakukan contraflow lajur 3. Ini tahap-tahap, bukan prediksi tapi sesuai dengan visi rasio," imbuhnya.

Baca buletin selengkapnya di sini.

(detik/ugo)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya