ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com — Rhenald Kasali buka bunyi mengenai pengunduran dirinya sebagai Presiden Komisaris di PT Pos (Persero) nan dia duduki sejak 4 tahun lalu.
"(Mengundurkan diri) Sebelum lebaran," ujarnya saat dihubungi oleh detikai.com, Senin (28/4/2025).
Dia mengatakan argumen mengundurkan diri lantaran mendapatkan petunjuk baru di perusahaan swasta nan berada di luar negeri. "Saya ada penugasan lain di swasta. Di luar negri, jadi kudu bolak balik," katanya.
Rhenald pun mengatakan bahwa PT Pos tetap mempunyai pekerjaan rumah panjang, meski telah berbenah dalam beberapa tahun terakhir. Dia mengibaratkan PT Pos sebagai "Gajah tua" nan susah diajak menari. Sebagaimana diketahui PT Pos merupakan satu perusahaan tertua di Indonesia nan sudah berumur 278 tahun.
Apalagi, Rhenald melanjutkan lebih jauh, kebijakan logistik Indonesia nan terlalu liberal, kreator kebijakan nan mau membantu PT Pos malah sering menghukum lantaran kepentingan-kepentingannya alias ketidaktahuannya.
"Misalnya ketika dipercaya menyalurkan support sosial, malah diutangin lama sekali sehingga PT Pos menanggung biaya ketidakpastian dan kembang nan tinggi," jelasnya.
Bahkan, PT Pos juga pernah dikenakan denda besar. Padahal dalam upaya logistik tak ada pelaku upaya nan mempunyai kapal sendiri dan pesawat alias armada darat. Seperti diketahui, PT Pos bekerjasama dengan Garuda, Citilink, Lion, dan beragam perusahaan pelayaran, serta truk-truk milik swasta. Sehingga dipastikan ada banyak kontrak-sub pada bagian tertentu.
"Artinya pemerintah nyaris membunuh PT Pos lantaran PT Pos bekerjasama dengan pihak lain (sub kontrak)," sebutnya.
Ia menyebut, meskipun PT Pos telah sukses memperbaiki layanannya melalui penerapan tekonologi, namun beban biaya SDM dan properti sangat besar.
Di sisi lain, banyak jejeran dewan alias manajemen nan tetap diisi orang lama dengan kompetensi nan kurang. Bahkan tetap banyak lulusan SLA plus satu tahun pendidikan postal. Padahal saat ini telah berubah menjadi perusahaan logistik.
"Jadi transformasi kudu lebih digalakkan lagi. Tetapi belakangan tekanan cashflow tetap menghantui. Padahal ada kebutuhan besar untuk membiayai peremajaan SDM secara manusiawi dan berkeadilan," ungkapnya.
Ia menambahkan, selain itu brandingnya juga tetap belum optimal. PT Pos saat ini tetap terkesan sebagai perusahaan penyedia jasa pos, padahal sudah menjadi perusahaan logistik. Oleh lantaran itu dia menyarankan PT Pos diisi oleh majelis komisaris orang-orang logistik nan juga mengerti membaca laporan keuangan.
Rhenald berpesan agar pemerintah kudu mendukung penuh PT Pos lantaran banyak penugasan nan kurang dijaga. Padahal ini satu-satunya perusahaan nan mempunyai akses sampai ke daerah-daerah perbatasan
"Walaupun rugi tetap dijalankan. Di pulau-pulau terpencil dan daerah-daerah nan susah tetap ada orang Pos nan setia menjaga NKRI dan menyampaikan kiriman-kiriman masyarakat, termasuk dokumen-dokumen penting. Juga PT Pos mempunyai banyak aset berupa gedung-gedung heritage berhistoris nan sangat mahal biaya perawatannya di beragam kota besar," pungkasnya.
(mkh/mkh)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Raih Laba Rp 23,64 Triliun, Telkom Bisa Setor Dividen Jumbo
Next Article Erick Thohir: BUMN Sumbang Rp1.940 T ke Negara