Melirik Prospek Saham Bank Himbara, Kapan Waktu Beli Yang Pas?

Sedang Trending 2 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Sejumlah analis tetap memandang positif keahlian saham perbankan, khususnya saham bank milik negara (Himbara). Selain mempunyai kapitalisasi pasar nan besar dan esensial nan kuat, saham bank Himbara dianggap paling menguntungkan lantaran tercatat rutin membagikan dividen besar setiap tahunnya.

Apalagi jika berkaca pada history pergerakan sahamnya. Contohnya saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI). Saham bank nan satu ini pernah menyentuh level tertinggi di nilai Rp6.400 per saham pada tahun lalu. Sementara saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) pernah menyentuh level tertinggi di level Rp7.425 per saham dan saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) pernah menyentuh level tertinggi di nomor Rp6.025 per saham.

Lantas, gimana prospek pergerakan saham Himbara ke depan? mengingat laju saham perbankan belakangan sedang mengalami koreksi cukup dalam. 

Analis Kiwoom Sekuritas, Miftahul Khaer menilai, prospek saham Himbara tetap menarik dalam jangka panjang, terutama bagi penanammodal nan mencari saham bervaluasi murah ketika terjadi tekanan di pasar.

Dengan kondisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) nan melemah, tekanan terhadap saham Himbara bisa menjadi kesempatan bagi penanammodal untuk melakukan akumulasi pembelian saham di sektor tersebut. Contohnya adalah saham BBRI nan dipandang mempunyai pedoman mikro nan kuat.

"Sentimen positif ke depan termasuk stabilisasi ekonomi domestik, potensi pemangkasan suku kembang BI, serta peningkatan daya beli masyarakat nan dapat mendorong pertumbuhan kredit. Namun, para penanammodal perlu mempertimbangkan akibat seperti tekanan likuiditas dan volatilitas pasar," ujar Miftahul saat dihubungi detikai.com, Jumat (28/2/2025).

Sementara itu, Analis RHB Sekuritas Indonesia Andrey Wijaya mengatakan, para penanammodal dapat melakukan pembelian saham-saham Himbara ketika ada indikasi bahwa kondisi likuiditas membaik. Misalnya, ketika terjadi penurunan suku kembang referensi The Fed dan Bank Indonesia (BI) ataupun ketika kurs rupiah mulai menguat.

Secara fundamental, saham-saham perbankan memang sedang mengalami kondisi likuiditas nan ketat, sehingga perbaikan Net Interest Margin (NIM) kemungkinan tetap memerlukan waktu nan lebih lama daripada nan diperkirakan sebelumnya.

"Pertumbuhan loan (pembiayaan) di industri perbankan tetap solid, tapi kenaikan simpanan lebih lambat dari kenaikan loan, nan menyebabkan LDR (Loan to Deposit Ratio) naik," jelas Andrey.

Khusus untuk saham BBRI, Andrey menyebut, saham bank nan satu ini tetap mempunyai prospek nan menarik bagi penanammodal meskipun saat ini BBRI diperkirakan tetap mempunyai nomor credit cost nan tinggi untuk mengantisipasi Non Performing Loan (NPL), terutama untuk micro loan (pinjaman mikro).

"Tapi, kelihatannya pembebanan credit cost tertinggi di bulan januari. Ekspektasinya credit costs bakal turun secara perlahan pada bulan-bulan berikutnya," ungkapnya.

Di sisi lain, Senior Analyst Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta menyampaikan, saat ini saham BBRI tengah menunjukkan divergensi positif. Meski nilai sahamnya mencapai titik terendah baru, namun parameter teknisnya mulai naik. Alhasil, divergensi positif dapat menjadi sinyal bakal ada kenaikan nilai saham BBRI.

"BBRI terlihat positive divergence. Semoga downtrend terbatas," ungkap Nafan.

Bagi Anda nan tertarik untuk mengoleksi saham BBRI, sejumlah analis merekomendasikan beli saham Himbara tersebut. Misalnya, RHB Sekuritas merekomendasikan beli dengan sasaran nilai Rp 5.400 per saham. Sementara itu, Mirae Asset Sekuritas memberi rekomendasi akumulasi beli saham BBRI dengan sasaran nilai di level Rp 3.920 hingga Rp 4.240 per saham. Sedangkan, KB Valbury Sekuritas merekomendasikan beli saham BBRI dengan sasaran nilai Rp 5.390 per saham.

Disclaimer on! Bukan rayuan untuk membeli. Harap di analisa kembali untuk para pembaca.


(dpu/dpu)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Bank Mandiri Cetak Laba Rp55,78 Triliun Sepanjang 2024

Next Article BRI (BBRI) Tebar Dividen, Negara Dapat Rp 10,88 T, Publik Rp 9,45 T

Selengkapnya