ARTICLE AD BOX
detikai.com, Jakarta - Penyelenggaraan Sekolah Rakyat sudah dimulai sejak Senin 14 Juli 2025 di sejumlah wilayah di Indonesia. Lalu, gimana pelaksanan Sekolah Rakyat hari pertama?
Salah satunya, para siswa Sekolah Rakyat nan berada di Politeknik Kesejahteraan Sosial (Polteksos) Bandung bakal menjalani pemeriksaan kesehatan cuma-cuma saat hari pertama masuk sekolah pada Senin, 14 Juli 2025.
Direktur Polteksos Bandung sekaligus Tim Satgas Pelaksana Sekolah Rakyat Kemensos Suharma mengatakan, pemeriksaan kesehatan bakal dilakukan pada Senin 14 Juli 2025 hingga Selasa 15 Juli 2025.
"Pemeriksaan kesehatan bakal dilakukan di Poltekesos selama dua hari penuh. Kami sudah siapkan tim dan alur pelaksanaannya," ujar Suharma dalam keterangan tertulis, dikutip pada Senin, 14 Juli 2025.
Selain itu, Suharma memastikan penyelenggaraan pemeriksaan kesehatan telah siap, begitu juga dengan akomodasi nan mencakup asrama, ruang kelas, dan laboratorium.
Kemudian, Sekolah Rakyat Banyuwangi tahun aliran baru 2025/2026 telah resmi dimulai. Bersama perwakilan Kementerian Sosial, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani melaunching langsung penyelenggaraan Sekolah Rakyat nan digelar di Gedung Balai Diklat PNS, di Desa Licin, Kecamatan Banyuwangi, Senin 14 Juli 2025.
Dalam kesempatan itu, Bupati Ipuk memohon angan dan support untuk kelancaran penyelenggaraan Sekolah Rakyat di Banyuwangi.
"Mohon angan dan dukungannya semoga Sekolah Rakyat ini menjadi tempat nan nyaman dan menyenangkan bagi anak-anak kita. Semoga mereka senang, sehat, dan bisa belajar dan tumbuh dengan baik," ucap Ipuk.
Selain itu, Kabupaten Kediri juga resmi memulai penyelenggaraan Sekolah Rakyat tahun aliran 2025/2026. Di hari pertama, Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana menyapa siswa-siswi Sekolah Rakyat Menengah Atas 24 Kediri, Senin 14 Juli 2025.
Berikut memandang penyelengaraan Sekolah Rakyat hari pertama nan dimulai pada Senin 14 Juli 2025 di sejumlah wilayah Indonesia dihimpun Tim News detikai.com:
Kementerian Pekerjaan Umum menargetkan penyelesaian pembangunan bentuk tahap pertama Sekolah Rakyat sebagai bagian dari program nasional untuk memutus rantai kemiskinan. Pada tahap 1A, sebanyak 63 hingga 64 sekolah ditargetkan selesai paling lambat ...
1. Hari Pertama Sekolah Rakyat di Bandung, Siswa Jalani Pemeriksaan Kesehatan
Para siswa Sekolah Rakyat nan berada di Politeknik Kesejahteraan Sosial (Polteksos) Bandung bakal menjalani pemeriksaan kesehatan cuma-cuma saat hari pertama masuk sekolah pada Senin, 14 Juli 2025.
Direktur Polteksos Bandung sekaligus Tim Satgas Pelaksana Sekolah Rakyat Kemensos, Suharma mengatakan pemeriksaan kesehatan bakal dilakukan pada Senin, 14 Juli 2025 hingga Selasa, 15 Juli 2025.
"Pemeriksaan kesehatan bakal dilakukan di Poltekesos selama dua hari penuh. Kami sudah siapkan tim dan alur pelaksanaannya," ujar Suharma dalam keterangan tertulis, dikutip pada Senin, 14 Juli 2025.
Selain itu, Suharma memastikan penyelenggaraan pemeriksaan kesehatan telah siap, begitu juga dengan akomodasi nan mencakup asrama, ruang kelas, dan laboratorium.
"Kami pastikan seluruh akomodasi dan logistik siswa siap digunakan," ucap Suharma.
Dalam kesempatan nan sama, Wakil Menteri Sosial Agus Jabo Priyono mengatakan bahwa Sekolah Rakyat merupakan upaya negara untuk memutus rantai kemiskinan struktural melalui pendidikan.
"Kita sering bicara soal kemiskinan, tapi lupa bahwa hanya pendidikan nan betul-betul bisa memutus mata rantainya. Dan Anda, para pembimbing Sekolah Rakyat, adalah pelopornya," tutur dia.
Sebanyak 13 Sekolah Rakyat rintisan di Jawa Barat siap beraksi mulai Senin, 14 Juli 2025. Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman mengungkap Sekolah Rakyat itu tersebar di sejumlah kabupaten dan kota.
Di antaranya Sentra Terpadu Galih Pakuan Ciseeng dan Sentra Terpadu Inten Suweno Cibinong di Kabupaten Bogor, Sentra Pangudi Luhur di Kota Bekasi, Sentra Phalamarta di Kabupaten Sukabumi, Sentra Wyata Guna dan BPPKS Kemensos di Kabupaten Bandung Barat.
Selain itu, Kompleks Stadion Si Jalak Harupat di Kabupaten Bandung, Pokteksos dan Sentra Wyata Guna di Kota Bandung, BLK di Kabupaten Sumedang, SMPN 18 di Kota Cirebon, serta Sentra Abiyoso dan Dinsos Jawa Barat di Kota Cimahi.
"Pemda Jabar sinergi dengan Kemensos menyiapkan 13 titik Sekolah Rakyat rintisan," ujar Herman Suryatman di Bandung pada Sabtu, 12 Juli 2025.
Angkatan pertama Sekolah Rakyat di Jawa Barat terdiri dari 75 siswa SD, 675 siswa SMP, dan 640 siswa SMA. Adapun tenaga pengajar, sarana dan prasarana, hingga pengelolaan bakal menjadi kewenangan Kemensos.
2. Cerita Siswa Sekolah Rakyat Handayani di Jakarta
Sebanyak 75 calon siswa Sekolah Rakyat Handayani, Jakarta Timur, mengaku senang dan antusias saat mengikuti hari pertama Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
"Iya senang hari pertama MPLS, lantaran sekolah baru, ketemu ruangan baru, teman-temannya juga banyak baru semua. Jadi, senang banget," kata salah satu siswa berjulukan Muhammad Azka Azri (12) di Sekolah Rakyat Handayani, Jakarta Timur, Senin 14 Juli 2025.
Azka menilai, aktivitas MPLS di Sekolah Rakyat Handayani ini lebih menyenangkan dibandingkan sekolah sebelumnya. Desain gedung sekolah nan tampak sederhana, bersih dan tertata menjadi salah satu aspek pendukung semangat belajar para siswa.
"Pertama saya ke sini saya lihat gedungnya bagus, warnanya cerah, rapi juga kelasnya, sarana seperti kursi, meja juga bagus," ujar Azka, seperti dikutip dari Antara.
Selain itu, Azka mengaku senang setelah memandang rangkaian aktivitas di Sekolah Rakyat Handayani. Menurutnya, sekolah ini mempunyai kurikulum dan langkah belajar nan berbeda dibandingkan sekolah umum lainnya.
"Kalau sekolah sebelumnya belajar saja. Di sini ada akomodasi lebih lengkap, kurikulumnya lebih maju. Belajarnya juga teratur, aktivitas juga. Ada laptop juga, teknologinya lebih maju. Jadi, bisa paham," jelas Azka.
Siswa asal Jatinegara Jakarta Timur ini mengetahui info adanya sekolah rakyat dari media sosial. Ia juga menyebutkan, perihal lain nan menarik adalah lebih banyak menghabiskan waktu berbareng teman-temannya.
"Enak banyak teman-teman. Bangun tidur pagi, sholat subuh, terus senam olahraga, mandi. Kalau Senin upacara, terus belajar dari jam delapan lagi sampai sore jam tiga. Semua bareng teman-teman," ucap Azka.
Hal serupa dikatakan Herlina Putri (12) nan mengaku senang bisa berjumpa banyak kawan di sekolah itu sehingga termotivasi untuk belajar dan meningkatkan produktivitas di sekolah ini.
"Semangat banget, soalnya banyak teman-teman baru di sini, sekolahnya juga bagus, saya bisa semangat belajar. Aku juga bisa belajar nan lain," kata Herlina.
Kebahagiaan Herlina di hari pertama masuk sekolah semakin terlihat usai memandang peralatan mandi, kelas belajar dan meja belajar sehingga tak cemas jika kudu berasrama di sekolah ini.
Sekolah ini mulai ramai sekitar pukul 07.00 WIB. Para siswa nan sebagian besar berasal dari family pra-sejahtera tampak antusias mengikuti rangkaian aktivitas nan dikemas secara interaktif dan menyenangkan itu.
Mulai dari pengenalan lingkungan sekolah, permainan edukatif, hingga sesi motivasi nan menginspirasi.
Sekolah Rakyat Sentra Handayani milik Kementerian Sosial nan ada di Bambu Apus, Jakarta Timur ini menampung sebanyak 75 calon siswa Sekolah Rakyat Berasrama tahap pertama untuk jenjang SMP.
Sarana dan prasarana nan disiapkan di letak seluas 1,5 hektare itu, antara lain ruang kelas berpendingin, pondok nan layak dan ruang makan terpisah putra dan putri, serta akomodasi penunjang pembelajaran lainnya.
3. Sekolah Rakyat Banyuwangi Dimulai
Sekolah Rakyat Banyuwangi tahun aliran baru 2025/2026 telah resmi dimulai. Bersama perwakilan Kementerian Sosial, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani melaunching langsung penyelenggaraan Sekolah Rakyat nan digelar di Gedung Balai Diklat PNS, di Desa Licin, Kecamatan Banyuwangi, Senin 14 Juli 2025.
Dalam kesempatan itu, Bupati Ipuk memohon angan dan support untuk kelancaran penyelenggaraan sekolah rakyat di Banyuwangi.
"Mohon angan dan dukungannya semoga Sekolah Rakyat ini menjadi tempat nan nyaman dan menyenangkan bagi anak-anak kita. Semoga mereka senang, sehat, dan bisa belajar dan tumbuh dengan baik," ucap Ipuk.
Sekolah Rakyat merupakan program inisiasi Presiden Prabowo Subianto, nan merupakan pendidikan berasrama untuk anak-anak dari family miskin dan miskin ekstrem.
Sekolah Rakyat Banyuwangi diikuti 125 siswa nan terdiri dari 50 siswa SMA, 50 SMP, dan 25 siswa SD. Khusus jenjang SD, sekolah hanya menerima siswa kelas 4, 5, dan 6.
Bupati Ipuk menyapa langsung para siswa dan orang tua nan datang mengantar anak-anaknya. Ipuk juga mengecek akomodasi nan ada di Sekolah Rakyat itu. Seperti ruang pondok dan ruang kelas nan sudah siap difungsikan.
"Awal masuk sekolah anak-anak tetap menjalani masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS). Tadi para siswa juga dilakukan pengecekan kesehatan, untuk memastikan kesiapan mental dan bentuk mereka mengikuti proses belajar mengajar," ujar Ipuk.
Sejak hari pertama ini, para siswa sudah mulai tinggal di asrama. Ipuk meminta pihak sekolah agar melakukan pengawasan, lantaran siswa berasal dari jenjang SD, SMP, hingga SMA, serta terdiri dari putra dan putri.
"Keamanan dan kenyamanan anak-anak kudu menjadi prioritas. Karena ini sistem berasrama, perlu dipastikan pengawasan selama 24 jam," imbuhnya.
4. Hari Pertama Sekolah Rakyat di Solo
Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi menghadiri pembukaan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) Sekolah Rakyat Menengah Atas 17 Solo, Senin 14 Juli 2025.
Sekolah Rakyat bagi siswa dari family tak bisa itu menempati lahan Sentra Terpadu Prof Dr Soeharso, Solo nan merupakan milik Kementerian Sosial.
Pantauan detikai.com, sejumlah orang tua siswa terlihat mendampingi anaknya pada hari perdana MPLS Sekolah Rakyat Menengah Atas 17 Solo. Para siswa dan wali siswa tampak dikumpulkan di aula utama Sentra Terpadu Prof Dr Soeharso, Solo.
Para siswa belum mengenakan seragam sekolah tetapi memakai lengan panjang berwarna putih dipadu dengan celana training dari masing-masing sekolah SMP asal.
Setelah itu, Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi tiba di aula tersebut dan langsung menyalami para siswa angkatan pertama Sekolah Rakyat Menengah Atas 17 Solo. Mantan Kapolda Jawa Tengah itu pun menyapa para siswa serta orang tuanya nan ikut datang dalam pembukaan MPLS tersebut. Kehadiran Luthfi terlihat didampingi oleh Kepala Sentra Terpadu Prof Dr Soeharso, Nova Dwiyanto.
Dalam sambutannya, Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi mengagatakan Sekolah Rakyat Menengah Atas 17 Solo merupakan satu dari sembilan Sekolah Rakyat nan berada di wilayah Provinsi Jawa Tengah. Sekolah Rakyat nan tersebar di beragam kabupaten dan kota di Jawa Tengah itu mulai hari ini diresmikan nan terdiri dari tiga SMP dan enam SMA untuk menyelenggarakan aktivitas belajar mengajar pada tahun aliran baru ini.
"Berikut di sembilan kabupaten dan kota di wilayah Provinsi Jawa Tengah diresmikan Sekolah rakyat nan kita gubernur lewat dinasnya sudah memberikan izin sah," kata dia saat menghadiri pembukaan MPLS Sekolah Rakyat Menengah Atas 17 Solo pada Senin 14 Juli 2025.
Gubernur Jawa Tengah itu berpesan kepada para siswa maupun tenaga pendidik bahwa selama masa orientasi pengenalan lingkungan sekolah kepada siswa melarang keras terjadinya tindak kekerasan. Oleh karena itu, dia meminta kepada siswa untuk tidak melakukan tindakan perundungan kepada siswa lainnya dalam aktivitas tersebut. Jika nantinya ditemukan adanya tindakan perundungan, Luthfi meminta untuk segera melaporkan kepada dirinya.
"Pada saat masa orientasi ini tidak boleh ada kekerasan, saya ulangi tidak boleh ada kekerasan. Tidak boleh saling mem-bully. Awas jika ada nan sampai mem-bully, laporkan gubernur. Kalau perlu kepala sekolah membikin satgas anti bullying. Kalau ada adik-adik nan memb-bully kepada teman-temannya bikin laporan kelak tak panggil ke provinsi," ujar dia.
"Jadi nggak boleh, lantaran adik-adik sekalian mau putri, mau putra di sini sama rata, sama rasa, ialah menuntut ilmu, jelas? Jangan sampai ada bullying mau dari pakaiannya, mau dari corak tubuhnya, mau dari keluarganya siapa, mau rambutnya ikal, gondrong, gundul, tambutny abang, semuanya sama," tambahnya.
Sementara itu, Kepala Sentra Terpadu Prof Dr Soeharso, Nova Dwiyanto menjelaskan berasas penjaringan nan melibatkan Dinas Sosial Solo dan Dinas Pendidikan Solo telah sukses merekrut sebanyak 200 siswa nan berasal dari family tidak bisa nan masuk Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional. Dari jumlah siswa itu terdiri dari 113 siswa laki-laki dan 87 siswa perempuan.
"Untuk tenaga pendidik dapat kami laporkan bahwa ada satu kepala sekolah dan 20 orang tenaga pembimbing bagian mata pelajaran maupun bagian penunjang lainnya. Ada 12 wali asuh dan wali pondok nan selama dua minggu terakhir mempersiapkan segala sesuatu nan diperlukan," ujar dia.
Pada hari pertama MPLS Sekolah Rakyat Menengah Atas 17 Solo, Novi mengungkapkan bahwa siswa bakal menjalani pemeriksaan kesehatan. Kegiatan nan melibatkan petugas medis dari Puskesmas Ngoresan, Jebres, Solo itu untuk mengetahui kondisi kesehatan para siswa nan bakal menjalani aktivitas belajar mengajar dengan tinggal di asrama.
"Tujuan dari pemeriksaan kesehatan untuk memeriksa apakah adik-adik ada nan mempunyai penyakit-penyakit tertentu nan memerlukan pengobatan segera. Nanti ketika mereka dinyatakan sudah sehat dapat berasosiasi untuk memulai proses belajar mengajar," jelas Novi.
5. Sekolah Rakyat Kediri Dibuka
Kabupaten Kediri resmi memulai penyelenggaraan Sekolah Rakyat tahun aliran 2025/2026. Di hari pertama, Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana menyapa siswa-siswi Sekolah Rakyat Menengah Atas 24 Kediri, Senin 14 Juli 2025.
Di hadapan para siswa dan orang tua wali nan hadir, sang Bupati menekankan, pihaknya sangat mendukung berdirinya Sekolah Rakyat nan diinisiasi Presiden Prabowo Subianto di Kabupaten Kediri tersebut.
"Sekolah Rakyat ini program nan digagas Presiden Prabowo Subianto dan tentunya kami nan ada di tingkat kabupaten melakukan support. Bentuk suport pemerintah kabupaten hari ini kami menyediakan tempat," kata Mas Dhito sapaan berkawan Bupati.
Sekolah Rakyat Menengah Atas itu menempati Gedung Balai Pengembangan Kompetensi (BPK) ASN milik Pemkab Kediri. Lokasi itu menjadi tempat sementara sebelum nantinya sekolah dibangun di PlosoKidul, Kecamatan Plosoklaten.
Mas Dhito mengungkapkan, letak nan disediakan Pemkab Kediri untuk membangun Sekolah Rakyat di Desa PlosoKidul itu mempunyai luas 7,6 hektare. Diharapkan, memasuki tahun kedua mendatang, pembangunan sekolah sudah selesai dan bisa ditempati.
Sekolah Rakyat nan sekarang berlokasi sementara di Desa Bulusari, Kecamatan Tarokan itu bukan hanya menjadi tanggung Jawab pemerintah pusat, namun juga Pemerintah Kabupaten Kediri.
Mas Dhito pun memastikan pihaknya bakal terus mengawal anak-anak siswa-siswi sekolah itu dan bakal mulai tinggal diasrama mendapatkan pendidikan pengasuhan nan baik.
"Bapak ibu tidak usah khawatir, lantaran program (Sekolah Rakyat) ini bakal saya kawal sepenuhnya," ungkap Mas Dhito dihadapan orang tua wali siswa Sekolah Rakyat setingkat SMA itu.
Sebanyak 100 siswa sekolah rakyat itu merupakan penduduk Kabupaten Kediri nan mempunyai latar belakang dari family tidak mampu. Melalui sekolah ini, mereka bakal mendapatkan agunan pendidikan gratis. Melalui pendidikan, Mas Dhito berambisi anak-anak nan sekarang menjadi siswa sekolah rakyat itu nantinya dapat bisa mengangkat derajat keluarganya.
"Pesan saya bagi siswa belajar nan rajin, angkat derajat keluarga," pesan Mas Dhito.
Secara umum, menyikapi kejadian tindakan bullying di lingkungan sekolah, Mas Dhito pun berpesan kepada siswa dan pihak sekolah untuk mensosialisasikan berbareng aktivitas anti bullying.
Di era saat ini, Mas Dhito juga meletakkan perhatian mengenai pentingnya pendidikan seks usia dini. Pendidikan ini sebagai corak pencegah kasus seks bebas pada kalangan pelajar.
"Sosialisasi bullying dan pendidikan seks di usia awal itu perlu sekali menurut saya," tandasnya.
Sebagaimana diketahui, pada hari pertama masuk sekolah, pemerintah juga melakukan pemeriksaan kesehatan cuma-cuma bagi para siswa Sekolah Rakyat. Pemeriksaan itu sebagai penemuan resiko penyakit nan dialami siswa, mengingat mereka bakal tinggal di asrama.
Sementara itu, salah satu siswa Andika Dava Dwi Prasetya berterima kasih bisa diterima di Sekolah Rakyat Menengah Atas 24 Kediri. Kesempatan berguru cuma-cuma itu, diharapkan nantinya bakal memberikan faedah bagi kariernya begitu lulus.
"Harapannya keluar dari Sekolah Rakyat bisa jadi anak nan sukses dan bisa membanggakan kedua orang tua," ucap pelajar asal Desa Srumbung, Kecamatan Ngadiluwih itu.
6. Gubernur Jawa Timur Khofifah: Sekolah Rakyat Putus Mata Rantai Kemiskinan
Hari pertama Sekolah Rakyat (SR) disambut keceriaan siswa di Jawa Timur. Mereka datang membawa perlengkapan nan diperlukan untuk tinggal di asrama. Anak laki-laki juga melengkapi diri dengan sarung dan peci untuk beribadah. Di Jatim, Sekolah Rakyat dibuka di 19 titik.
Muhammad Riyan, siswa kelas 1 SMP di Kota Probolinggo, mengaku sangat senang mengikuti pendidikan berasrama di Sekolah Rakyat Kota Probolinggo.
"Saya mempunyai kawan baru dan bisa berguru gratis. Kalau kangen orang tua kan bisa dikunjungi," kata Riyan saat ditemui di eks gedung Rusunawa PPI Mayangan Kota Probolinggo nan menjadi tepat sekolahnya, Senin 14 Juli 2025.
Antusiasme menyambut hari pertama pengoperasian Sekolah Rakyat juga ditunjukkan wali siswa berjulukan Sugiarti dan banyak wali siswa lain di sejumlah kabupaten/kota di Jawa Timur.
Sugiarti rela melangkah kaki 3 kilometer untuk mengantar anaknya menempuh pendidikan di Sekolah Rakyat ini. Sugiarti hanya seorang ibu rumah tangga, sementara suaminya pekerja tani nan penghasilannya tak menentu. Mengetahui program Sekolah Rakyat ini, Sugiarti sangat berterima kasih dan menyambutnya dengan antusiasme tinggi.
"Senang lantaran sangat membantu, apalagi sebelum tahu adanya sekolah cuma-cuma ini, saya sempat berpikir takut tidak bisa membiayai sekolah untuk anak saya," katanya.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa terlihat senang memandang keceriaan dan kesiapan siswa serta orang tua mereka dalam mengikuti pendidikan di Sekolah Rakyat nan ada di Kota Probolinggo.
Khofifah percaya Sekolah Rakyat nan merupakan penerapan pendapat Presiden Prabowo Subianto dalam menjamin akses pendidikan berbobot bagi seluruh lapisan masyarakat ini melangkah efektif dalam memutus mata rantai kemiskinan.
"Pendidikan adalah jalan paling efektif dalam memutus rantai kemiskinan," kata Khofifah.
Khofifah menambahkan, penyelenggaraan pendidikan di Sekolah Rakyat ini juga difokuskan pada pembentukan karakter anak. Programnya dimonitor secara intensif melalui keberadaan wali pondok dan wali asuh.
"Dengan asrama, pembinaan karakter dan kepercayaan bisa lebih terarah," tegas Khofifah.
Pada bagian lain, Khofifah membenarkan penerapan Sekolah Rakyat ini sangat tergantung pada kesiapan ruang dan sarana pendukung, salah satunya kesiapan asrama. "Masih ada nan perlu diperbaiki lagi untuk akomodasi ke depannya," ujarnya.
Karena itu, penyelenggaraan Sekolah Rakyat di Jatim dibagi dalam tiga kloter. Kloter 1A nan dimulai Senin hari ini menampung 1.183 siswa di seluruh Jawa Timur.
"Ada tiga siswa nan izin belum hadir. Kloter 1B bakal dimulai 19 Juli 2025 dan kloter 1C menyusul pada bulan September 2025 mendatang," kata Khofifah.
7. Hari Pertama Sekolah Rakyat di Jombang dan Mojokerto hingga Malam
Hari pertama Sekolah Rakyat di Jombang juga disambut sangat antusias. Anak-anak dari family miskin dan miskin ekstrem datang menjinjing tas besar. Mereka datang naik ambulans desa ke lapangan Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) di Kecamatan Mojoagung, Jombang, Senin 14 Juli 2025.
Samsul (53) turun lebih dulu. Wajahnya letih, namun matanya menyala. Di belakangnya, Ani (52), istrinya nan penyandang disabilitas, menggamit dua anak wanita mereka, Nisa (17) dan Jingga (13). Keempatnya menjinjing tas besar—bukan berisi obat alias peralatan medis--melainkan angan nan dikemas dalam busana sederhana.
"Ini bawa baju untuk tinggal di sekolah. Semua gratis, alhamdulillah," ucap Ani lirih, sembari membetulkan jilbab Nisa.
Dia tampak lebih tenang dari sebelumnya, dari hari-hari saat anak sulungnya terpaksa berakhir sekolah lantaran tak ada biaya. Kini, anak itu kembali belajar, meski kudu memulai ulang dari kelas X.
Di sisi lain, seorang ibu muda berjulukan Rini (46) terlihat memarkir motor tuanya. Di boncengannya, Sherly (16), anak semata wayangnya. Mereka datang dari Desa Sambirejo, Wonosalam, desa pegunungan nan jauh dari Mojoagung. Mereka telah menunggu sejak Subuh.
"Saya rela anak tinggal di sekolah, biar masa depannya lebih baik," ujar Rini, pekerja tani nan tiap harinya bekerja di ladang orang lain.
Tak hanya di Kabupaten Jombang, di Kabupaten Pacitan, wilayah paling selatan dan barat di Jatim, hari pertama masuk Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA 23) Pacitan, Senin, dipenuhi wajah-wajah penuh minta para siswa dari beragam desa di Kabupaten Pacitan.
Salah satunya adalah Nadjua Tihta Nadia Wardhani (15), siswi asal Desa Sawahan, Kecamatan Donorojo, nan tampak antusias mengikuti rangkaian aktivitas awal.
Sejak pagi, Nadjua tiba di Gedung Karya Dharma, lingkungan Pendopo Kabupaten Pacitan, nan menjadi letak tes kesehatan dan kebugaran sebelum Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS). Ia datang ditemani family nan turut memberikan semangat di hari krusial itu.
"Senang banget, hari pertama masuk bisa ketemu teman-teman dari desa dan kecamatan lain se-Kabupaten Pacitan. Tadi diantar sama keluarga," ujarnya.
Masa pengenalan lingkungan sekolah di SRMA 23 Pacitan bakal berjalan selama sepekan sebelum para siswa resmi tinggal di pondok dan menjalani pembelajaran penuh.
Sedangkan di Kabupaten Mojokerto, sebanyak 50 siswa bakal belajar di Gedung Diklat Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Mojokerto nan 'disulap' sebagai Sekolah Rakyat (SR) di Mojokerto.
Bintang Kurnia Purnomo Putri (13) merupakan salah satu siswa Sekolah Rakyat (SR) Mojokerto datang ke sekolah diantar kedua orang tuanya, Dony Hendro Purnowo (47) dan Apriliana (37) ke Gedung Diklat BKPSDM Kabupaten Mojokerto. Orang tuanya berambisi sang putri kerasan dan bisa mengikuti pendidikan di Sekolah Rakyat.
Program Sekolah Rakyat di Kabupaten Mojokerto membuka dua rombongan belajar dengan masing-masing sebanyak 25 siswa. Ada 50 siswa nan terdaftar dari sejumlah kecamatan di Kabupaten Mojokerto, sebanyak 22 siswa dan sebanyak 28 siswi.
Selain itu, puluhan siswa Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 22 Kota Malang di hari pertama mereka, Senin, berkumpul di Gedung BPSDM Jatim Kampus di Jalan Kawi Kota Malang. Bangunan ini dulunya merupakan kampus Akademi Pemerintahan Dalam Negeri (APDN) Malang.
Wajah penuh senyum dan antusias terlihat jelas dari para orang tua nan mengantar anak-anak mereka dari beragam penjuru Malang. Program populis dari Presiden Prabowo Subianto ini diharapkan bisa jadi jembatan menuju masa depan lebih cerah.
Dwiyono, orang tua siswa dari Pagelaran, Malang, mengungkapkan kelegaannya. "Kemarin sempat bingung mau lanjut SMA, untungnya lolos Sekolah Rakyat ini. Saya pasrah dan tulus anak saya di sini, di asrama," ujarnya.
Selama menjalani pendidikan, siswa-siswi Sekolah Rakyat mendapatkan akomodasi sekolah, seragam, makan dan asrama, perlengkapan ibadah, perlengkapan sekolah, perlengkapan mandi, dan perlengkapan asrama.
Widya, siswa SRMA 22 nan sebelumnya berguru di SMPN 6 Malang, mengatakan, "Saya berterima kasih kepada pemerintah nan telah menyediakan program ini."
Rahmah Dwi Nor Wita Imtikhanah, S.Pd, M.Sc, Kepala Sekolah SRMA 22 Malang, mengatakan, sekolah ini menampung 75 siswa nan terbagi dalam 3 rombongan belajar, dengan masing-masing rombongan berisi 25 siswa.
Ada sejumlah program persiapan nan bakal dijalani siswa, ialah orientasi studi dan lapangan, keamanan, leadership, pengetahuan dasar mata pelajaran, program kebahasaan, pembangunan pekerjaan dan kepribadian, keahlian sosial, aktivitas pawai budaya, dan aktivitas olahraga serta kesamaptaan.
Saat di asrama, siswa wajib bangun paling lambat pukul 04.30 WIB, dilarang membawa perangkat elektronik tanpa izin, serta wajib berada di bilik pada pukul 21.00 WIB.
Mereka juga diizinkan menerima tamu pada waktu nan ditentukan, membersihkan bilik dan area pondok setiap hari, tidak diperbolehkan mengambil peralatan milik kawan tanpa izin, menjaga kebersihan pribadi dan akomodasi bersama, wajib membersihkan dan merapikan tempat tidur, dan menghormati waktu rehat kawan asrama.