Mau Cuan Di Saham? Hindari 7 Kebiasaan Buruk Investasi Ini

Sedang Trending 1 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com - Investasi dan trading saham dibayangi dengan tingkat akibat nan lebih tinggi dibandingkan instrumen finansial lainnya. Namun, banyak penanammodal pemula nan justru terjebak dalam kebiasaan jelek nan meningkatkan potensi kerugian.

Memahami kesalahan umum dalam berinvestasi dapat membantu penanammodal mengurangi akibat dan meningkatkan faedah dari modal nan ditanamkan. Berikut adalah beberapa kebiasaan nan sebaiknya dihindari saat berinvestasi di pasar saham.

1. Tidak Melakukan Diversifikasi

Menempatkan seluruh biaya investasi hanya pada satu aset merupakan langkah nan sangat berisiko. Jika nilai aset tersebut turun, penanammodal bisa mengalami kerugian besar tanpa ada perlindungan dari aset lainnya.

Prinsip diversifikasi mengajarkan agar modal dibagi ke beberapa instrumen alias saham dari industri nan berbeda. Dengan langkah ini, penanammodal dapat mengurangi akibat kerugian total jika salah satu aset mengalami penurunan.

2. Menggunakan Dana Darurat untuk Investasi alias Trading

Beberapa penanammodal pemula beranggapan bahwa saham adalah jalan pintas untuk mendapatkan untung cepat. Karena itu, mereka terkadang menggunakan biaya darurat alias duit nan semestinya digunakan untuk kebutuhan pokok sebagai modal investasi.

Langkah ini sangat berisiko lantaran pasar saham tidak selalu memberikan hasil nan diharapkan. Investasi nan sehat hanya dilakukan dengan biaya nan siap untuk dialokasikan tanpa mengganggu kebutuhan utama.

3. Tidak Menyaring Informasi nan Diterima

Di era digital, info tentang saham bisa dengan mudah didapatkan dari beragam sumber. Namun, tidak semua buletin alias rekomendasi saham nan beredar mempunyai dasar nan sah dan terpercaya.

Investor perlu bersikap kritis dengan memverifikasi setiap info sebelum mengambil keputusan investasi. Langkah ini krusial agar tidak terjebak dalam rumor alias strategi nan tidak menguntungkan.

4. Tidak Bertindak Cepat Saat Mengalami Kerugian

Kerugian adalah bagian dari investasi saham nan tidak bisa dihindari. Namun, penanammodal nan bijak bisa meminimalkan dampaknya dengan mengambil keputusan nan tepat pada waktu nan tepat.

Jika suatu saham tidak lagi mempunyai prospek nan baik, sebaiknya segera dijual untuk mencegah kerugian lebih lanjut. Begitu pula dalam kondisi pasar nan sedang naik, menjual saham terlalu sigap bisa membikin penanammodal kehilangan potensi untung nan lebih besar.

5. Salah Menerapkan Strategi Averaging Down

Averaging down dilakukan dengan membeli kembali saham nan harganya turun untuk mengurangi rata-rata nilai beli. Strategi ini bisa efektif jika diterapkan pada saham dengan esensial nan kuat seperti saham blue chip.

Namun, bagi trader nan konsentrasi pada pergerakan nilai jangka pendek, averaging down bisa berisiko tinggi. Sebaliknya, averaging up lebih cocok bagi trader nan mau memanfaatkan tren kenaikan nilai saham dalam kondisi bullish.

6. Menggunakan Leverage Secara Berlebihan

Leverage memungkinkan penanammodal untuk menggunakan biaya pinjaman dalam berinvestasi saham. Meskipun dapat meningkatkan potensi keuntungan, leverage juga bisa menyebabkan kerugian nan lebih besar.

Investor nan belum berilmu sebaiknya menghindari penggunaan leverage. Sebab, selain meningkatkan risiko, leverage juga dapat memberikan tekanan psikologis nan lebih besar dalam berinvestasi.

7. Tidak Menentukan Time Horizon Investasi

Banyak penanammodal nan memulai investasi tanpa mempunyai rencana jangka panjang nan jelas. Padahal, tujuan investasi nan spesifik dapat membantu dalam menentukan strategi nan tepat.

Jika mau membeli rumah dalam beberapa tahun ke depan, investasi jangka menengah bisa menjadi pilihan. Sementara itu, untuk kebutuhan seperti biaya pensiun, investasi jangka panjang lebih disarankan agar faedah nan diperoleh bisa lebih optimal.

Menghindari kesalahan-kesalahan ini dapat membantu penanammodal dan trader dalam memaksimalkan potensi keuntungan. Pemahaman nan baik terhadap strategi investasi bakal membantu dalam mengambil keputusan nan lebih bijak di pasar saham.


(fsd/fsd)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Berkah Ramadan, Investasi Sektor Mana Nih nan Bakal "Cuan"?

Next Article Efek Saham, Harta Prajogo Pangestu Berkurang Rp 13,44 T

Selengkapnya