Masih Ada 33 Pengungsi Banjir Bertahan Di Gudang Bnpb Jatiasih Bekasi

Sedang Trending 1 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

detikai.com, Jakarta - Data terkini Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bekasi mencatat tetap terdapat 33 jiwa jumlah pengungsi nan memperkuat di Gudang Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Kelurahan Jatirasa, Jatiasih, Kota Bekasi, Jawa Barat.

Mayoritas pengungsi disebut telah berkurang drastis. Banyak nan sudah kembali ke rumah masing-masing pascabanjir surut untuk membersihkan rumah dari lumpur dan sampah.

"Kami bersyukur, bahwa situasi telah berangsur normal. Saat ini, konsentrasi kami adalah memastikan seluruh wilayah bersih dari sisa-sisa banjir dan memberikan support nan dibutuhkan warga," ujar Kepala Pelaksana BPBD Kota Bekasi, Priadi Santoso, Kamis (13/3/2025).

Menurutnya, seluruh wilayah nan sebelumnya terdampak banjir, sekarang telah bebas dari genangan air. Meski begitu, tetap terdapat sisa-sisa lumpur di beberapa titik nan terus dalam proses pembersihan.

"Aparatur Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi berbareng para relawan dan unsur TNI-Polri terus konsentrasi melakukan pembersihan dan penyaluran support kepada penduduk terdampak," ungkap Priadi.

Ia menambahkan, hari ini BPBD Provinsi Jawa Barat turut serta dalam upaya pemulihan dengan mengerahkan perangkat berat dan mobil tangki untuk membantu pembersihan di beberapa titik nan tetap dipenuhi lumpur dan sampah sisa banjir.

"Pemkot Bekasi juga tengah menyusun rencana pemulihan jangka panjang untuk membantu penduduk nan mengalami kerugian akibat banjir," tandasnya.

Promosi 1

Puluhan Ton Sampah di Bendung Koja

Tak hanya endapan lumpur, banjir di Kota Bekasi juga menyisakan masalah sampah. Seperti sampah bambu dan kayu nan menumpuk di Bendungan Koja, Jatiasih, Senin, 10 Maret 2025. Sampah-sampah tersebut terbawa arus Kali Cikeas saat hujan besar melanda Kabupaten Bogor dan Kota Bekasi, pada Selasa, 4 Maret 2025.

Tumpukan sampah di Bendungan Koja, membikin aliran Kali Cikeas sepanjang 200 meter dan lebar 10 meter ini, terhambat. Ironisnya, meski keberadaan sampah sudah nyaris sepekan, namun belum ada petugas dari dinas mengenai nan melakukan pembersihan.

Warga sekitar cemas banyaknya sampah bakal menghalang laju air nan pastinya bisa berkapak banjir di wilayah mereka. Terlebih hujan deras diperkirakan tetap intens terjadi di wilayah Kabupaten Bogor.

"Sampah ini sudah ada pas banjir kemarin, kiriman dari Kali Cikeas Bogor, jadinya numpuk di sini. Sekarang makin penuh, kebanyakan bambu sama kayu-kayu," kata Diah, penduduk sekitar.

Farhan, penduduk lainnya mengatakan, sampah nan menutupi Bendungan Koja diperkirakan mencapai puluhan ton. Pemandangan ini menjadi ancaman bagi penduduk lantaran bisa memicu banjir akibat terjadinya penyumbatan aliran air.

"Ya pastinya penduduk khawatir, lantaran bisa bikin banjir. Kalau kayak begini kan aliran air juga terhambat. Pasti langsung meluap jika hujannya deras," papar Farhan.

Jembatan Kemang Pratama Penuh Sampah

Puluhan ton sampah juga tersangkut di bawah jembatan Kemang Pratama, Rawalumbu, Kota Bekasi, Jumat, 7 Maret 2025. Sampah nan terdiri dari beragam material itu terbawa arus Kali Bekasi saat musibah banjir terjadi.

Mayoritas sampah merupakan limbah rumah tangga nan bercampur puing-puing gedung nan rusak akibat banjir. Banyak juga sampah kiriman dari hulu nan terbawa derasnya arus Kali Bekasi dan akhirnya bermuara di bawah jembatan tersebut.

Tumpukan sampah membikin pemandangan di sepanjang bawah jembatan Kemang Pratama terlihat sangat kumuh dan mengganggu mata. Warga sekitar juga cemas kondisi ini bakal menghalang aliran air kali, sehingga dapat memicu banjir.

"Dari pagi udah begini kondisinya (sampah menumpuk). Dari kemarin sebenarnya udah banyak sampah nan nyangkut di bawah jembatan, tapi ini tambah parah," kata Wahyudin, penduduk sekitar, Jumat, 7 Maret 2025.

Pembersihan puluhan ton sampah nan tersangkut di bawah jembatan Kemang Pratama, akhirnya dikerjakan pada Minggu, 9 Maret 2025. Hal ini untuk mencegah banjir kembali terjadi, mengingat cuaca ekstrem nan tetap berpotensi terjadi selama beberapa hari ke depan.

Selengkapnya