Mahasiswi Itb Ditangkap Karena Meme, Istana: Presiden Tak Pernah Laporkan

Sedang Trending 5 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

detikai.com, Jakarta - Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Hasan Nasbi mengatakan Presiden Prabowo Subianto tak pernah melaporkan pemberitaan maupun ekspresi-ekspresi masyarakat nan menyudutkannya. Menurut dia, Prabowo justru menyuarakan persatuan dan membujuk semua masyarakat saling merangkul.

Hal ini disampaikan Hasan Nasbi menanggapi soal mahasiswi Institut Teknologi Bandung (ITB) berinisial SSS ditangkap polisi lantaran mengunggah meme Pesiden ke-7 RI Joko Widodo alias Jokowi dan Presiden Prabowo Subianto.

"Bapak Presiden sampai hari ini kan tidak pernah melaporkan, tidak pernah melaporkan pemberitaan, tidak pernah melaporkan ekspresi-ekspresi nan menyudutkan beliau," kata Hasan kepada wartawan di Kawasam Menteng Jakarta Pusat, Sabtu (10/5/2025).

"Dan beliau justru terus-menerus menyuarakan persatuan, menyuarakan saling merangkul agar bangsa kita bisa bergerak maju ke depan," sambungnya.

Dia menyayangkan soal meme nan diunggah oleh mahasiswa ITB tersebut. Hasan menilai semestinya ruang ekspresi dapat diisi oleh perihal nan bertanggung jawab, bukan penghinaan dan kebencian.

"Kita enggak tau kan, Pak Prabowo tidak mengadukan apa-apa, Presiden tidak mengadukan apa-apa. Walaupun kita menyayangkan, jika menyayangkan tentu, lantaran ruang ekspresi itu kan kudu diisi dengan hal-hal nan bertanggung jawab bukan dengan hal-hal nan menjurus kepada mungkin penghinaan alias kebencian," ujarnya.

Sarahkan Kasus Hukum ke Polisi

Hasan menyerahkan kasus norma mahasiswa ITB tersebut kepada pihak kepolisian. Namun, dia beranggapan sebaiknya mahasiswa tersebut dibina saja karena usianya tetap sangat muda.

"Ya jika ada pasal-pasalnya kita serahkan ke polisi. Tapi jika dari pemerintah, itu jika anak muda ya mungkin ada semangat-semangat nan terlanjur ya mungkin lebih baik dibina ya, lantaran tetap sangat muda, bisa dibina bukan dihukum gitu," jelas Hasan.

Menurut dia, mahasiswa nan kerap memberikan kritikan dapat diberikan pemahaman dan pembinaan saja. Hasan pun menyampaikan di negara kerakyatan seperti Indonesia, wajar andaikan terlalu antusias memberikan kritik ke pemerintah.

"Jadi angan kita teman-teman nan mahasiswa nan mungkin selama ini terlalu antusias misalnya, memberikan kritikan mengekspresikan kritikannya mungkin kelak bisa diberi pemahaman dan pembinaan agar jadi lebih baik lagi, tapi bukan dihukum gitu. Karena ya ini kan dalam konteks kerakyatan mungkin ada nan memang terlalu antusias seperti itu," tutur Hasan.

Polisi Tangkap Pembuat Foto Meme Mirip Prabowo dan Jokowi

Diketahui, Polisi menangkap seorang wanita berinisial SSS nan diduga membikin foto meme mirip Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Ke-7 RI Joko Widodo atau Jokowi.

“Membenarkan bahwa seorang wanita berinisial SSS telah ditangkap dan diproses,” tutur Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko saat dikonfirmasi, Jumat (9/5/2025).

Trunoyudo mengatakan, SSS diduga melanggar Pasal 45 ayat (1) Jo Pasal 27 ayat (1) dan/atau Pasal 51 ayat (1) jo Pasal 35 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2024 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

"Saat ini tetap dalam proses penyidikan," kata dia.

Berdasarkan unggahan di media sosial X nan viral, wanita nan ditangkap tersebut diduga merupakan mahasiswi.

"Breaking News! Dapat info Mahasiswi SRD ITB barusan diangkut bareskrim lantaran meme WOWO nan dia buat," tulis akun @MurtadhaOne1.

Sementara itu, akun @bengkeldodo mengunggah foto seorang wanita dengan almamater berlogo ITB, dengan disampingnya foto mirip Prabowo dan Jokowi nan diduga dibuat olehnya.

Tanggapan ITB dan Imbauan Bijak Bermedia Sosial

Institut Teknologi Bandung (ITB) menyatakan telah berkoordinasi intensif dengan beragam pihak mengenai penangkapan mahasiswinya. Direktur Komunikasi dan Hubungan Masyarakat ITB, Nurlaela Arief, menyampaikan bahwa ITB telah bekerja sama dengan abdi negara kepolisian dan Ikatan Orang Tua Mahasiswa (IOM). Pihak kampus juga memastikan tetap memberikan pendampingan kepada mahasiswi tersebut.

“Pihak kampus tetap memberikan pendampingan bagi mahasiswi,” ujar Nurlaela seperti dikutip dari Antara.

Orang tua mahasiswi juga telah datang ke ITB untuk menyampaikan permintaan maaf secara resmi kepada pihak universitas.

“Pihak orang tua dari mahasiswi sudah datang ke ITB dan menyatakan permintaan maaf,” ungkap Nurlaela.

ITB menegaskan komitmennya untuk menjunjung tinggi nilai-nilai akademik, kebebasan berekspresi nan bertanggung jawab, serta proses norma nan adil.

Sebagai corak tanggung jawab sosial dan edukasi, ITB mengimbau seluruh sivitas akademika untuk bijak dalam menggunakan media sosial dan mengedepankan etika, terutama di ruang publik digital.

Kampus menyadari pentingnya literasi digital dan peran media sosial dalam kehidupan saat ini, namun juga menekankan pentingnya tanggung jawab dalam setiap unggahan.

Selengkapnya