ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Kebiasaan menabung justru membikin masyarakat RI berpotensi jatuh miskin. Pernyataan ini disampaikan oleh salah satu konglomerat nan sukses dalam investasi saham, Lo Kheng Hong.
Pada dasarnya, menabung diperlukan sebagai bagian dari perencanaan finansial sebelum terjun ke bumi investasi nan lebih jauh. Namun, bagi Lo Kheng Hong, terlalu lama menyimpan duit di bank bakal membikin penanammodal perlahan-lahan menjadi miskin.
"Menyimpan duit di bank sebetulnya membikin kita miskin secara pelan-pelan lantaran nilai duit kita semakin hari semakin turun," kata dia saat menjadi pembicara di aktivitas Capital Market Summit & Expo (CMSE), dikutip Minggu (16/3/2025).
Obligasi dan surat utang juga tidak menjadi pilihan bagi Lo Kheng Hong. Sebab, kembang nan diberikan oleh instrumen investasi ini dianggap tidak besar. "Saya juga tidak membeli emas," kata dia.
Lantas, Lo Kheng Hong hanya tertarik membeli saham lantaran terbukti membikin dirinya kaya dan mempunyai kekayaan ratusan miliar. Tak ada nan menyangka Lo Kheng Hong pernah meraih cuan besar dari saham PT United Tractors Tbk (UNTR) nan merupakan momen awal dirinya mengeruk untung maksimal dari investasi saham.
Salah satu argumen utama Lo Kheng Hong begitu tertarik dengan investasi saham di Indonesia adalah potensi tingkat imbal hasil nan tinggi secara jangka panjang.
"Bursa saham Indonesia menawarkan imbal hasil tertinggi di antara bursa saham utama di bumi bagi penanammodal jangka panjang. Sudah terbukti! Saya berterima kasih saya ada di dalamnya," kata dia.
Sampai saat ini, nyaris 99% masyarakat Indonesia disebut Lo Kheng Hong tidak percaya jika investasi saham adalah pilihan terbaik. Masyarakat condong lebih memilih menempatkan duit di bank alias dibelikan properti daripada membeli saham.
Lo Kheng Hong sendiri merupakan orang nan sangat teliti dan bisa menghabiskan waktu lama membaca laporan finansial beragam perusahaan. Jerih payah nan dilakukan Lo Kheng Hong dalam meneliti laporan finansial menunjukkan bahwa dirinya tidak main-main dalam menentukan saham pilihan untuk investasi.
Sebagai pengingat, pada 1998 lampau Lo Kheng Hong membeli saham UNTR. Pada saat itu untung bersih UNTR minus Rp 1 triliun. Di sisi lain, pendapatan anak upaya Grup Astra itu sekitar Rp 2 triliun sampai Rp 4 triliun dengan untung operasional sekitar Rp 1 triliun. Dari situ, Lo Kheng Hong menilai untung bersih UNTR minus lantaran tekanan kurs.
Hasil pengamatan nan tajam terhadap investasi di UNTR ini menjadi momentum awal dari kesuksesan Lo Kheng Hong sebagai penanammodal saham. Cerita seperti ini bisa diulang kembali pada saham-saham nan lain.
Sebagai contoh, Lo Kheng Hong membeli saham PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) pada nilai Rp 1.000 per saham. Setelah itu, dia menjualnya pada nilai rata-rata Rp 10.000 per saham. Melalui investasi di saham INKP, Lo Kheng Hong sukses meraup cuan besar dari Rp 35 miliar menjadi Rp 350 miliar. Keuntungan besar ini didapat hanya dalam kurun waktu 1,5 tahun.
Lo Kheng Hong pun sanggup mengantongi cuan hingga 5.900% dari saham UNTR dan 900% dari saham INKP. Salah satu kunci sukses sebagai penanammodal saham bagi Lo Kheng Hong keahlian dalam mengontrol emosi.
(mkh/mkh)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Simak! Ini Dia Emiten Sehat Dari Sektor Perbankan RI
Next Article Lo Kheng Hong Ungkap Kebiasaan nan Bikin Warga RI Miskin