ARTICLE AD BOX
detikai.com, Jakarta - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) resmi mencari ketua Umum baru. Berbeda dengan langkah sebelumnya nan mendadak dan tertutup, sekarang PSI membuka diri dengan menyelenggarakan Pemilu Raya.
"Ini bakal menjadi sejarah politik baru buat PSI. Kami anggap ini adalah sesuatu nan baik, sesuatu nan sebetulnya sedang menjadi tren juga di banyak tempat di dunia, terutama di antara partai-partai politik nan banyak diisi oleh anak-anak muda," kata Wakil Ketua PSI Andy Budiman saat bertemu pers di Kantor DPP PSI, Jalan Wahid Hasyim Jakarta Pusat, Selasa (13/4/2025).
Andy menjelaskan Pemilu Raya bakal diikuti seluruh kader PSI. Artinya tidak ada sekat antara elite dan akar rumput. Sebab, semua semua bunyi bakal dihitung tunggal alias one man one vote menggunakan sistem e-vote alias electronic vote.
"Kami beradaptasi, sistem pemilihannya bakal berjalan menggunakan platform e-vote. Jadi ini adalah sistem pemilihan nan paling efisien, dalam sistem pemilihan. Jadi orang gak perlu datang ke Jakarta untuk memilih alias ke arena Kongres, sebagaimana proses pemilihan nan biasa berlangsung.:
"Tapi dengan menggunakan platform e-vote, personil nan terdata, sekali lagi personil nan terdata sebagai pemegang KTA alias Tanda Anggota PSI bakal punya kewenangan pilih masing-masing satu orang satu suara," jelas Andy.
"Jadi gak ada bedanya, ketua DPP nilainya sama dengan personil biasa di satu kabupaten, di Papua misalnya alias di Nusa Tenggara Timur. Dia punya satu kewenangan suara, tidak beda," imbuhnya.
Andy berharap, langkah baru PSI dapat menjadi terobosan untuk membangun sistem kepartaian nan lebih demokratis dan memberikan tradisi internal nan lebih baik dalam memilih ketua umum.
"Jadi ini salah satu langkah kami juga membangun proses pendemokrasian internal. Jadi kami berambisi ini bakal memberikan kontribusi, tradisi baru dan juga semangat baru di internal kami," minta dia.
Soal argumen kenapa PSI mengambil langkah Pemilu Raya untuk memilih ketua umum nan baru, Andy menegaskan bahwa perihal itu menjadi langkah untuk beralih bentuk menjasi partai super terbuka alias TBK.
"Kalau ditanya kenapa PSI memilih jalan seperti ini, ini adalah salah satu langkah kami untuk mulai menjadi apa nan kami sebut sebagai partai super terbuka, partai super TBK! PSI bukan partai milik elite tertentu saja," dia memungkasi.