Lemhannas Yakin Konflik Thailand-kamboja Tak Meluas, Harap Ri Berperan

Sedang Trending 13 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, detikai.com --

Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) RI meyakini bentrok antara Thailand dan Kamboja tidak bakal meluas.

Hal itu diungkap Gubernur Lemhanas Ace Hasan Syadzily dengan pandangan bahwa Thailand dan Kamboja merupakan bagian dari ASEAN nan berkomitmen menjaga perdamaian di area Asia Tenggara.

"Kami meyakini bahwa bentrok antara Thailand dan Kamboja tidak bakal meluas lantaran situasinya saya kira dapat diatasi dengan penyelesaian nan lebih damai," ucap Ace  di Jakarta, Selasa (29/7).

Di samping itu, Ace juga menilai semua negara di ASEAN mempunyai keprihatinan nan sama untuk dapat menyelesaikan beragam potensi meluasnya bentrok tersebut.

Stabilitas keamanan kawasan, imbuh dia, kudu dijaga tiap-tiap negara personil ASEAN. Ace juga menyebut pentingnya mengingatkan kembali negara-negara personil mengenai perjanjian komunitas.

"Baik Thailand maupun Kamboja, sebagai sesama negara ASEAN, mempunyai komitmen untuk menjaga perdamaian dan hubungan nan saling memahami, menghormati, antara satu negara dan negara nan lain," ujarnya.

Indonesia natural leader ASEAN

Di sisi lain, Lemhannas mendorong pemerintah Indonesia, sebagai 'natural leader' di ASEAN, mengambil peran strategis mengupayakan perdamaian antara Thailand dan Kamboja. Apalagi, kata Ace, Indonesia sudah berilmu mendamaikan konflik, termasuk di kawasan.

"Baik dengan Thailand maupun dengan pemimpin Kamboja, Indonesia punya kedekatan unik dan Indonesia mempunyai peran nan strategis untuk bisa memastikan bahwa penyelesaian tenteram tentu kudu diutamakan," ujarnya.

Lemhanas memandang perdamaian di area kudu tetap dijaga lantaran perihal itu bakal memengaruhi beragam hal, termasuk rantai pasok kebutuhan ekonomi dan logistik.

"Dan tentu penyelesaian tenteram saya kira kudu lebih menjadi prioritas kita dalam menjaga stabilitas area ASEAN terutama," ucap Ace.

Sebelumnya, Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim mengatakan Thailand dan Kamboja telah bermufakat untuk mengakhiri bentrok dua negara melalui penerapan gencatan senjata, nan bertindak mulai tengah malam nanti.

Kesepakatan diambil dalam pertemuan nan difasilitasi PM Anwar Ibrahim selaku Ketua ASEAN di Putrajaya, Malaysia, Senin (28/7).

Setelah pertemuan di Putrajaya, Senin (28/7), pemerintah Malaysia, Kamboja, dan Thailand merilis siaran pers campuran membahas pertemuan unik nan diketuai, diselenggarakan, dan disaksikan oleh PM Anwar Ibrahim.

Pertemuan tersebut melibatkan PM Kamboja Samdech Moha Borvor Thipadei HUN Manet dan Penjabat PM Thailand Phumtham Wechayachai, dan diselenggarakan berbareng oleh AS dengan partisipasi aktif dari China guna mendorong penyelesaian tenteram terhadap situasi nan sedang berlangsung.

Keterangan itu menyebut bahwa PM Hun Manet dan Penjabat PM Phumtham Wechayachai telah menyatakan posisi dan kesediaan mereka untuk segera melakukan gencatan senjata dan kembali ke keadaan normal.

 Peta Perbatasan Thailand-Kamboja Titik Api Perang

Pernyataan Prabowo

Saat menerima kunjungan bilateral Anwar, Prabowo memuji PM Malaysia itu sebagai penengah membujuk Thailand dan Kamboja gencatan senjata.

"Saya mau mengucapkan selamat atas kepemimpinan, leadership Dato' Seri memimpin ASEAN, Bapak sukses dalam mediasi, sukses mencapai gencatan senjata dalam bentrok antara Thailand sama Kamboja. Ini suatu patut kita syukuri. Terima kasih," kata Presiden Prabowo kepada PM Anwar saat keduanya berjumpa empat mata di ruang kerja Presiden RI, Istana Merdeka, Jakarta, Selasa.

Presiden Prabowo kemudian menyatakan kesiapan Indonesia membantu PM Anwar, tidak hanya dalam kapasitasnya sebagai PM Malaysia, tetapi juga sebagai Ketua ASEAN.

"Terima kasih. Ini suatu breakthrough nan sangat penting. Kita mau ASEAN selalu menyelesaikan bentrok dengan damai, dengan konsultasi, musyawarah, negosiasi," sambung Presiden Prabowo.

Dalam kesempatan nan sama, PM Anwar menyatakan dirinya selaku Ketua ASEAN selalu berpatokan kepada Kerangka ASEAN dalam menghadapi beragam persoalan, termasuk saat memediasi Thailand dan Kamboja. PM Anwar lanjut menyebut dirinya tetap mengawasi tindak lanjut dari kesepakatan gencatan senjata tersebut.

"Malaysia, Indonesia, Singapura, Brunei (Darussalam), dan Filipina, kita bertanggung jawab dalam me-monitoring peace process ini," kata PM Anwar kepada Presiden Prabowo.

(antara/kid)

[Gambas:Video CNN]

Selengkapnya