ARTICLE AD BOX
Jakarta, detikai.com - Astronom mengungkap ledakan luar angkasa super dahsyat. Bahkan, skala sebesar ini belum pernah terdeteksi sebelumnya sejak ledakan Big Bang.
Ledakan itu tidak sengaja ditangkap teleskop luar angkasa Gaia. Dari pusat galaksi nan jauh, teleskop pemetaan merekam peningkatan kecerahan nan tiba-tiba dan ekstrem.
Semburan sinar kolosal tampak memperkuat jauh lebih lama daripada semburan sinar nan pernah diketahui sebelumnya.
Ledakan ini diperkirakan melepaskan daya sebanyak 100 Matahari selama masa hidup campuran mereka.
Analisis sinar itu mengungkapkan sesuatu nan baru dan familiar pada saat nan sama: bintang-bintang terkoyak oleh lubang hitam, tetapi dalam skala nan belum pernah diamati sebelumnya.
Setiap bintang nan terkoyak berukuran bessar, setidaknya tiga kali lebih besar daripada Mataharo. Adapun lubang hitam nan terdeteksi juga berukuran luar biasan.
Peristiwa semacam itu biasanya dikenal sebagai peristiwa gangguan pasang surut, alias TDE. Para astrofisikawan menyebut peristiwa baru ini sebagai 'transien nuklir ekstrem' alias singkatnya ENT.
"Kami telah mengawasi bintang-bintang nan terkoyak akibat peristiwa disrupsi pasang surut selama lebih dari satu dekade, tetapi ENT ini berbeda, mencapai tingkat kecerahan nyaris 10 kali lebih tinggi dari nan biasanya kami lihat," kata astrofisikawan Jason Hinkle dari Institut Astronomi Universitas Hawaiʻi (IfA), dikutip dari ScienceAlert, Jumat (6/6/2025).
"ENT tidak hanya jauh lebih terang daripada peristiwa disrupsi pasang surut normal, tetapi juga tetap bercahaya selama bertahun-tahun, jauh melampaui keluaran daya dari ledakan supernova paling terang nan pernah diketahui," dia menambahkan.
Istilah 'disrupsi pasang surut' nan agak jinak digunakan untuk menggambarkan apa nan dilakukan style gravitasi terhadap objek nan terlalu dekat dengan lubang hitam.
Pada titik tertentu, kekuatan medan gravitasi eksternal melampaui gravitasi nan menahan objek tersebut, dan objek tersebut terpecah dalam jeritan sinar liar sebelum setidaknya sebagian jatuh ke tempat nan tidak diketahui di luar alam peristiwa lubang hitam.
Ada teleskop nan diarahkan ke langit untuk menangkap teriakan-teriakan ini, menggunakan bagian pandang nan lebar untuk mengawasi langit sebanyak mungkin, menunggu suar nan tidak terduga nan menandakan kematian bintang nan tidak beruntung.
Para astronom telah sukses mengawasi sejumlah besar TDE dan mengetahui secara kasar gimana perihal itu semestinya terjadi.
Tiba-tiba terjadi pencerahan di galaksi nan jauh, dengan kurva sinar nan meningkat ke puncak nan sigap sebelum berangsur-angsur memudar selama berminggu-minggu hingga berbulan-bulan. Para astronom kemudian dapat menganalisis sinar itu untuk menentukan sifat-sifat seperti massa relatif objek nan terlibat.
Sebagai informasi, Gaia adalah teleskop luar angkasa nan misinya adalah memetakan Bima Sakti dalam tiga dimensi. Teleskop ini menghabiskan banyak waktu menatap langit untuk menangkap pengukuran paralaks bintang-bintang di Bima Sakti nan tepat. Namun, kadang-kadang, teleskop ini sukses melampaui parameter misinya.
Saat menyisir info Gaia, Hinkle dan rekan-rekannya menemukan dua peristiwa aneh. Masing-masing adalah Gaia16aaw, suar nan terekam pada tahun 2016, dan Gaia18cdj nan tertangkap teleskop pada tahun 2018.
Kedua peristiwa tersebut sangat mirip dengan peristiwa nan terekam oleh Fasilitas Transien Zwicky pada tahun 2020. Karena peristiwa itu sangat dahsyat, dan lantaran diberi julukan ZTF20abrbeie, para astronom menjulukinya "Barbie Menakutkan".
Hinkle dan timnya menentukan bahwa Gaia16aaw dan Gaia18cdj adalah jenis peristiwa nan sama dengan Barbie Menakutkan, dan mulai mencoba mencari tahu apa nan menyebabkannya.
Mereka mengesampingkan kemungkinan ledakan supernova. Peristiwa tersebut setidaknya dua kali lebih kuat daripada peristiwa transien lain nan diketahui, dan supernova mempunyai pemisah kecerahan atas.
Supernova biasanya melepaskan sinar sebanyak Matahari dalam rentang hidupnya nan mencapai 10 miliar tahun. Namun, output dari ENT sebanding dengan output seumur hidup 100 Matahari nan digulung bersama-sama.
Sebaliknya, para peneliti menemukan bahwa sifat-sifat peristiwa ENT konsisten dengan TDE, hanya saja dalam skala nan sangat besar. Misalnya terlihat dari seberapa banyak daya nan dikeluarkan, dan corak kurva sinar saat peristiwa tersebut menjadi terang dan redup.
ENT sangat langka, tim menghitung bahwa kejadiannya sekitar 10 juta kali lebih jarang daripada supernova. Namun, ENT mewakili bagian nan menarik dari teka-teki lubang hitam.
Lubang hitam supermasif mempunyai massa jutaan hingga miliaran kali lipat massa Matahari, dan kita tidak mempunyai gambaran nan jelas tentang gimana mereka tumbuh. ENT mewakili satu sistem nan memungkinkan objek-objek raksasa ini menumpuk massa.
"ENT menyediakan perangkat baru nan berbobot untuk mempelajari lubang hitam masif di galaksi-galaksi nan jauh. Karena mereka sangat terang, kita dapat melihatnya dari jarak kosmik nan sangat jauh - dan dalam astronomi, memandang jauh berfaedah memandang ke masa lalu," kata astrofisikawan Benjamin Shappee dari IfA.
"Dengan mengawasi suar nan berjalan lama ini, kita memperoleh wawasan tentang pertumbuhan lubang hitam selama era krusial nan dikenal sebagai siang kosmik, ketika alam semesta berumur separuh dari usianya saat ini [dan] ketika galaksi-galaksi muncul di beragam tempat. Ketika galaksi membentuk bintang-bintang dan memberi makan lubang-lubang hitam supermasif mereka 10 kali lebih kuat daripada nan mereka lakukan saat ini," dia menuturkan.
(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Pemerintah Susun Peta Jalan AI, Potensi Lokal Bakal Terangkat
Next Article Bulan Masuk Situs Budaya Terancam Manusia nan Harus Dilindungi