Kunjungi Pulau Gag Raja Ampat, Gubernur Papua Barat Daya Sebut Masyarakat Minta Tambang Nikel Tak Ditutup

Sedang Trending 5 jam yang lalu
ARTICLE AD BOX

detikai.com, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia berbareng Gubernur Papua Barat Daya, Elisa Kambu dan Bupati Raja Ampat, Abdul Faris Umlati meninjau  aktivitas penambangan nan dilakukan PT Gag Nikel di Pulau Gag, Raja Ampat. Mereka mengaku mendengar secara langsung aspirasi masyarakat setempat soal gimana situasi tambang nikel nan sedang ramai dibicarakan.

"Saya menyempatkan diri berbareng Gubernur dan Bupati Raja Ampat melakukan kunjungan ke Pulau Gag, Raja Ampat, naik heli dalam rangka merespon apa nan menjadi perkembangan pemberitaan di media sosial. Kami menghargai semuanya, pemberitaan itu kami menghargai dan corak penghargaan itu kita terus cek, supaya lebih objektif kondisi nan ada," kata Bahlil saat jumpa media di Hotel Swiss Bell Sorong, seperti dikutip dari keterangan nan diterima, Senin (9/6/2025).

Kemudian menurut Gubernur Elisa, kondisi pertambangan nan ramai dibicarakan kudu diluruskan dengan mengunjungi dan melihatnya secara langsung.

"Kita pastikan mungkin video itu bukan dari Gag, bukan dari Piaynemo, mungkin dari tempat lain nan pasti bukan dari penambangan di Pulau Gag," ujar Elisa.

Elisa meyakini, masyarakat sekitar tambang tetap mendukung agar aktifitas pertambangan dilanjutkan. Sebab, mereka mendapakan manfaaat baik secara langsung maupun tidak. 

"Ketika kami sampai di sana, masyarakat lokal, semua nan ada di situ, kecil, besar, perempuan, tua, muda, mereka menangis, minta Pak Menteri ini tidak boleh ditutup, ini kudu dilanjutkan dan jika kami pemerintah kudu mengikuti kemauan masyarakat," ungkap Elisa.

Jaga Bersama Raja Ampat

Sementara itu, Bupati Raja Ampat, Abdul Faris Umlati mengklaim, warganya tidak setuju jika penambangan ditutup, lantaran hidup mereka turut didukung oleh aktivitas tersebut. Namun dia meminta pengawasan ditingkatkan, terutama kajian akibat lingkungan (AMDAL) agar lebih bagus lagi kedepan. 

"Mari sama-sama kita jaga Raja Ampat, kita kasih promosi nan baik jangan sampai Raja Ampat ini jadi negatif, visitor jadi berkurang. Kita kudu jaga area wisata kita agar kedepan tidak dicemari," ajak dia menandasi.

Soal Tambang di Raja Ampat, Semua Pihak Diminta Terbuka Tak Antikritik

Ketua Umum Asosiasi Pemasok Energi Mineral dan Batubara (ASPEBINDO) Anggawira bersuara mengenai aktivitas tambang di Raja Ampat. Menurut dia, semua pihak nan terlibat dalam industri tambang untuk tidak anti kritik. Dia mengamini, kritik nan membangun haruslah diterima.

"Kita butuh tambang nan legal, berkelanjutan, inklusif, dan modern. Pemerintah kudu menegakan norma terhadap pelanggar, tegas tanpa pandang bulu. Indonesia bisa menjadi contoh bumi dalam tata kelola tambang berkelanjutan," kata Anggawira dalam keterangan tertulisnya, Minggu (8/6/2025).

Menurut dia, perihal nan perlu dicatat saat ini adalah Indonesia tetap membutuhkan industri pertambangan. Bukan hanya sebagai penyumbang devisa, tapi sebagai pilar krusial menuju transisi daya dan kemandirian ekonomi nasional.

"Kita tidak sedang membicarakan tambang sebagai aktivitas ekonomi konvensional. Kita sedang membicarakan tambang sebagai penopang rantai pasok baterai, kendaraan listrik, daya bersih, dan digitalisasi global. Tanpa nikel dan tembaga dari Indonesia, bumi bakal menghadapi kekurangan pasokan untuk teknologi masa depan," jelas Anggawira. 

PNBP Meningkat

Anggawira menjelaskan, kontribusi sektor pertambangan terbilang signifikan dengan berada di nomor 6–7% terhadap PDB nasional. Selain itu, sektor pertambangan juga bisa menyerap ratusan ribu tenaga kerja langsung dan tidak langsung.

"Sumbangan PNBP (penerimaan negara bukan pajak) dan royalti nan konsisten meningkat," tutur dia.

Anggawira mengingatkan, dengan disahkannya UU No. 3 Tahun 2020, Indonesia mempunyai komitmen tegas dalam pengelolaan tambang berbasis kepastian norma dan nilai tambah. Selain itu, Pemerintah juga mengatur penyelenggaraan aktivitas melalui PP No. 96 Tahun 2021, mendorong hilirisasi, pengawasan lingkungan, dan pelibatan masyarakat.

"Namun tantangan utama bukan lagi pada regulasi, melainkan pada penegakan, konsistensi, dan transparansi. Di sini pemerintah dan pelaku industri perlu terus mendorong perbaikan," jelas Anggawira.

Sebagai bagian dari di industri tambang, Anggawira meyakini, para perusahaan tambang di Indonesia bisa membuktikan operasi tambang dapat melangkah beriringan dengan kelestarian lingkungan dan pengembangan masyarakat. 

Komitmen Terhadap Lingkungan

Berikut beberapa contoh perusahaan tambang nan mempunyai komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan dan tindakan nan dilakukan:

PT Bumi Resources Tbk (BUMI) melalui anak usahanya Kaltim Prima Coal dan Arutmin, aktif menjalankan reklamasi dan konservasi biodiversity, serta mendapat PROPER Hijau dari KLHK.

PT Merdeka Copper Gold Tbk, menjalankan tambang emas berkepanjangan di Banyuwangi dan memelopori tambang tembaga di Sulawesi Tengah dengan pendekatan community empowerment dan transparansi operasional.

PT Vale Indonesia, sukses dengan program revegetasi dan restorasi lahan pascatambang, serta pembangunan smelter untuk hilirisasi nikel.

PT Freeport Indonesia, menjadi pionir tambang bawah tanah dan pembangunan smelter Gresik untuk mendukung hilirisasi tembaga.

PT Bukit Asam (PTBA) sukses mengubah area tambang menjadi area ekowisata dan pertanian produktif.

Selengkapnya