ARTICLE AD BOX
detikai.com
Senin, 12 Mei 2025 16:34 WIB

Jakarta, detikai.com --
TNI Angkatan Darat menjelaskan kronologi peristiwa ledakan saat pemusnahan munisi tidak layak di Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin (12/6) pagi.
Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat Brigjen Wahyu Yudhayana menjelaskan pemusnahan dilakukan sekitar pukul 09.30 WIB oleh jejeran prajurit di Gudang Pusat Munisi III Pusat Peralatan TNI AD.
"Pada awal aktivitas secara prosedur telah dilaksanakan pengecekan terhadap personil maupun nan berangkaian dengan letak peledakan dan semuanya dinyatakan dalam keadaan aman," kata Wahyu kepada wartawan, Senin (12/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelahnya, tim penyusun munisi melakukan persiapan pemusnahan di dalam dua lubang sumur. Peledakan dilakukan setelah kondisi aman.
"Setelah seluruh tim pengamanan masuk ke pos masing-masing untuk melaksanakan pengamanan dan setelah dinyatakan kondusif kemudian dilakukan peledakan di dua sumur nan ditempati oleh amunisi apkir tersebut untuk dihancurkan," ujarnya.
Selain dua sumur itu, disiapkan satu lubang nan digunakan untuk menghancurkan detonator nan selesai digunakan dalam penghancuran di dua sumur sebelumnya. Saat ini lah ledakan terjadi.
"Termasuk sisa detonator nan ada berangkaian dengan munisi apkir tersebut. Saat tim penyusun munisi menyusun detonator di dalam lubang tersebut secara tiba-tiba terjadi ledakan dari dalam lubang nan mengakibatkan 13 orang meninggal dunia," katanya.
Dari total 13 orang korban meninggal bumi itu, empat di antaranya adalah personil TNI dan sembilan lainnya penduduk sipil.
Wahyu menjelaskan lahan nan digunakan untuk peledakan adalah milik BKSDA Garut. Ia mengatakan letak pemukiman jauh dari pemukiman warga.
"Penyebab dari kejadian tersebut tetap dalam tahap penyelidikan oleh Tim TNI AD, termasuk mengenai dengan korban sipil lantaran perlu kami sampaikan juga pada bahwa lahan nan digunakan untuk penghancuran munisi apkir tersebut adalah lahan milik BKSDA Kabupaten Garut nan sudah rutin digunakan," kata Wahyu.
(yoa/mik)
[Gambas:Video CNN]