ARTICLE AD BOX
detikai.com
Rabu, 18 Jun 2025 05:30 WIB

Jakarta, detikai.com --
Komisi X DPR disebut segera memanggil Menteri Kebudayaan Fadli Zon buntut polemik proyek penulisan ulang sejarah RI baru-baru ini.
Wakil Ketua Komisi X DPR Lalu Hadrian mengatakan pemanggilan bakal dilakukan dalam rapat kerja terdekat usai masa reses personil majelis akhir Juni mendatang. Rapat termasuk membahas klaim kasus pemerkosaan massal selama kerusuhan Mei 1998 nan sempat disangkal Fadli.
"Rencana kami bakal undang pada saat raker," kata Lalu singkat saat dihubungi, Selasa (17/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu secara unik mengecam Fadli nan menyangkal rangkaian kekerasan dan pemerkosaan massal terhadap wanita etnis Tionghoa selama kerusuhan Mei 1998.
Menurut Lalu, pernyataan Fadli telah merendahkan martabat para korban dan menutup pintu pemulihan nama baik mereka.
"Menutupinya maka sama saja kita merendahkan martabat para korban dan tidak membuka ruang untuk pemulihan nama baik mereka," ucap Lalu.
Dia mengingatkan sejarah bukan milik lembaga tertentu, melainkan milik masyarakat. Ia mengatakan pihaknya bakal terus melakukan pertimbangan dan mengawal proses penulisannya.
Lalu berbicara bahwa sejarah bukan dogma, melainkan ruang tafsir sehingga negara kudu menjadi penyedia nan adil, bukan produsen tunggal.
"Sejarah bukan dogma. Ia ruang tafsir. Negara semestinya menjadi penyedia nan adil, bukan produsen tunggal narasi sejarah nasional," katanya.
Proyek penulisan sejarah Kemendikbud sebelumnya terus menuai sorotan lantaran nenghilangkan sejumlah babak terutama mengenai pelanggaran HAM berat.
Belakangan, rencana perihal itu semakin menuai penolakan menyusul video wawancara "Real Talk: Debat Panas!! Fadli Zon vs Uni Lubis soal Revisi Buku Sejarah" nan tayang di kanal YouTube IDN Times pada 10 Juni 2025.
Dalam wawancara tersebut, Fadli menyampaikan dua pernyataan nan sangat bermasalah dan berujung kritik keras dari banyak lapisan masyarakat.
Ia menyatakan tidak terdapat bukti kekerasan terhadap perempuan, termasuk perkosaan massal, dalam peristiwa 1998. Kemudian Fadli menyatakan info tersebut hanya rumor dan tidak pernah dicatat dalam kitab sejarah.
(thr/fea)
[Gambas:Video CNN]